bab XVII

51 11 0
                                        

Sesampainya di rumah aku langsung meletakan nya diruang tamu dan pergi mencari nenek untuk memakan nya bersama karna aku tidak akan mampu menghabiskan nya sendirian

Aku tersenyum saat nenek melotot ke arah ku karna segitu banyak nya makanan yang aku beli, kakek datang dari arah luar setelah memarkirkan motor kesayangan nya di garasi

"kenapa kamu malah membiarkannya  membeli begitu banyak makanan seperti ini" marah nenek pada kakek

Kakek yang baru datang pun duduk dan menghampiri ku, ia juga mengambil beberapa makanan yang aku beli tadi

"ini aku sudah menghentikan nya, kalo tidak mungkin ia akan membawa lebih banyak dari ini" jawab kakek sambil memakan telur gulung

Rasanya enak apalagi ketika masih hangat seperti sekarang nenek pun ikut duduk dan menikmatinya bersamaku

"besok aku mau beli yang lain nya, aku akan terus pergi kesana dan membeli berbagai macam yang belum aku coba" ucap ku antusias

Mereka hanya tertawa mendengarkan cerita ku yang terus berbicara saat tadi membeli makanan ini, mulai dari penjual yang mengerjaiku dan ada yang sempat juga menggodaku

"haha lain kali kalo ada yang gangguin lawan balik ya jangan dibiasain diem aja" kakek berpesan saat aku masih sibuk memakan yang lain nya

Aku menganggukan kepala sebagai jawaban nya, terlalu asik dengan suasana disini hampir seharian aku tidak memegang ponsel, hari mulai menjelang malam dan aku membersihkan tubuh meski udara dingin aku tetap memaksakan mandi

Disini aku tidak berani mengenakan pakaian yang terbuka selain karna tinggal dengan nenek disini juga udaranya dingin mana mungkin aku bisa tahan dengan suhu sedingin ini, aku bahkan tidak melepaskan selimut dari tubuhku, aku juga memainkan ponsel ku mungkin malam ini aku tidak akan ikut makan malam karna masih terasa kenyang

Tak ada yang membuat ku emosi dan tak ada yang membuat ku tertawa lepas disini selain kakek dan nenek dan juga beberapa pegawai perkebunan

Aku tertidur dengan pulas hari ini tidak ada pelukan hangat dari orang yang sangat menyebalkan, harus kah aku akui jika aku merindukan nya?

Pagi pagi sekali aku sudah berolahraga di depan rumah nenek meski udara dingin namun aku tetap melakukan nya agar tubuh ku tetap sehat, ku lihat ke arah kiri disana ada sebuah rumah yang dulu menjadi tempat bermain ku bersama Gio, masa kecilku ku habiskan disini bersama nya namun dengan bodoh aku malah melupakan nya begitu saja seperti beberapa waktu lalu

Ketika aku bertanya kepada nenek dimana keluarga Gio sekarang ia mengatakan jika mereka sudah pindah saat kami memasuki SMA dulu, rumah itu masih terawat mungkin mereka menyuruh orang untuk tetap merawatnya

Setelah merasa cukup akhirnya aku pergi mandi, aku berencana pergi ke perkebunan untuk membeli makanan yang kemarin tidak sempat aku beli karna sudah terlalu banyak dan kakek pun sudah melarang nya kemarin

Aku mengajak kakek untuk pergi sekarang namun ia malah mengajak ku bersepedah terlebih dahulu, karna aku hapal jalanan yang kemarin kami lewati aku berbelok saat kakek pergi meninggalkan aku lebih dulu

Setelah selesai membeli apa yang aku mau, aku kembali pulang dengan sesekali menyapa orang yang aku lewati di sepanjang jalan, setibanya di halaman rumah aku sudah melihat nenek yang tengah berkacak pinggang nya di depan pintu rumah, ia menggelengkan kepala melihat aku yang sudah membawa banyak makanan seperti kemarin

"Alleta sayang apa kamu tidak bosan membeli memakan sebanyak itu ini sudah kali kedua kamu membeli makanan sebanyak ini"

"emm Alleta tentu tidak bosan karna yang Alleta beli itu berbeda ada beberapa yang sama mungkin"

"ya sudah ayo masuk jangan kelamaan diluar dingin" ajak nenek sambil membantu ku mengeluarkan makanan di sepeda yang aku kendarai

Aku masuk saat kakek menatap ku dengan pandangan malas, ia pasti sudah tau kemana aku akan pergi pagi hari ini, aku cengengesan dan duduk disamping nya tak lama nenek ikut bergabung dengan kami dan mulai menikmati makanan yang aku beli tadi

Mungkin saat kembali nanti aku akan merindukan hal ini kehangatan keluarga yang tak pernah aku dapatkan dari keluarga ku, aku memperhatikan nenek dan kakek yang tengah membicarakan perkebunan sesekali mereka tertawa dengan pembahasan yang belum aku pahami untuk saat ini

Tawa mereka begitu lepas membuat ku tersenyum melihatnya, kolam renang yang dulu berada di belakang rumah kini berganti menjadi kebun bunga milik nenek, ia merawatnya setiap hari tak pernah terlewat sekali pun ketika ia sakit ia akan menyuruh orang menyiram nya bahkan ia juga akan melihat bunga bunga nya setiap waktu

"Alleta ke kamar dulu ya kek nek mau mandi"

"yaudah sana bersih bersih badan nya biar gak gatel" jawab nenek melirik ke arah ku

Aku tersenyum dan langsung berlari kearah kamar untuk membersihkan tubuhku yang terasa lengket meski tadi sudah mandi, tidak terlalu dingin seperti beberapa hari lalu aku mandi dengan cepat karna hari ini aku akan belajar masak bersama nenek, aku juga akan pergi berbelanja terlebih dahulu

Nenek hanya menyuruhku membeli beberapa sayur dan bumbu yang kami butuhkan untuk memasak bersama nantinya, aku pergi dengan mengendarai mobil miliku yang aku bawa saat pergi kesini

Setibanya aku di toko yang tadi nenek tunjukan arah nya kepadaku terlebih dahulu agar tidak tersesat saat nanti akan pulang, aku mulai memilih beberapa bahan cukup banyak dan beberapa bumbu lain nya

Sesekali aku berbicara dengan ibu ibu yang mengajak ku berbincang mereka juga menanyakan keadan ku dan keluarga ku yang sekarang sedang sibuk masing masing

Aku pulang dengan banyak belanjaan, rencanya kami akan masak beberapa menu yang aku belum bisa dan meminta nenek mengajariku sebelum aku kembali kerumah ku nantinya

"nenek aku pulang" teriak ku dari luar

"masuk aja jangan teriak teriak diluar kayak gitu Alleta" jawab nenek tak kalah berteriak dari arah dapur

Aku tersenyum dan masuk sambil membawa pesanan nenek tadi, ia tak lupa mencubit hidung ku karna membeli lebih bahan yang ia pesan tadi dan tak lupa aku membeli kue kesukaan ku

"kebiasaan kamu kalo disuruh beli sesuatu pasti dilebihin"

"hehe biar nanti gak perlu belanja terlalu banyak nek"

"iya deh iya kamu menang"

Aku bersorak saat nenek mengatakan aku menang, sederhana namun berkesan bagi ku yang memang pada dasarnya tidak menyukai kemewahan secara berlebihan, setelah nya kami pun bersiap siap untuk memasak resep baru yang ingin aku coba kali ini adalah rendang dan opor, meski terbilang cukup sulit namun nenek dengan sabar mengajariku

"abis ini tunggu 15 menit supaya bumbunya menyerap dan daging nya makin empuk ya"

"oke siap nek" jawab ku antusias sambil menghormat ke arah nya

"ada ada aja kamu, yaudah kalo gitu nenek mau ke kamar dulu"

"oke"

Setelah hampir 15 menitan aku mematikan kompor dan langsung membuka penutup pancinya membuat tangan ku terkena uap panas dan tak sengaja lengan ku terkena wajan yang masih panas membuat melepuh sebagian kulit ku

"aww" ringis ku saat terkena angin

"nek, nenek" lirih ku memanggil nenek

"kamu kenapa sayang?" tanya nenek panik saat melihat tangan ku memerah dan sedikit melepuh

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang