bab XVIII

51 11 0
                                    

Alleta meringis saat di obati dengan salep oleh sang nenek, ia juga menangis dipelukan kakek, sesekali mereka mengusap bulir bening yang jatuh dari pelupuk matanya yang indah

"kamu kenapa ceroboh banget sih, harus nya di tunggu dulu biar uap nya hilang baru dibuka"

"A-Alleta gak tau nek hiks"

"yaudah lain kali jangan di ulangin ya bahaya"

Alleta tidak berucap melainkan menganggukan kepalanya tanda ia mengerti peringatan dari sang nenek, ia juga mengusap sisa air mata nya yang masih tersisa

"sekarang makan dulu, setelahnya pergilah beristirahat " ucap kakek sambil mengelus rambut Alleta dengan sayang

"iya kek" jawab Alleta masih dengan suara khas menangis

Aku makan dengan lahap meski lenganku sakit namun masakan buatan nenek tetaplah enak membuatku mengalihkan rasa sakit ini, mereka tersenyum memperhatikan makan dengan lahap seperti ini, setelah makan aku pergi ke kamar seperti perintah mereka tadi

Aku duduk dibalkon kamar menyaksikan hamparan kebun teh, meski dingin menyelimuti tubuh ku aku masih betah duduk disini sesekali aku melihat ponsel ku yang tergeletak dimeja hadapan ku banyak notifikasi yang masuk dan salah satunya Maudy yang tak henti henti nya berceloteh tentang keadaan nya

Karna sudah mulai bosan dan udara semakin dingin aku memilih untuk masuk dan berbaring dikasur, luka ditangan pun belum kering dan masih terasa perih jika terkena angin.

Dengan berat hati aku membuka mata karna dari luar terdengar seseorang memanggilku dengan suara lembut milik nya, saat aku membuka mata dan mulai menuruni tangga terlihat jika nenek dan kakek sudah bersiap entah kemana mereka akan pergi

"Alleta bersiap lah kita akan pergi kekebun bersama" aku yang mendengar ucapan itu pun berlari kedalam kamar, kapan lagi aku akan pergi bersama seperti ini

Setelah selesai bersiap aku kembali turun menghampiri mereka tak lupa membawa syal kesayangan pemberiaan dari nenek ketika aku baru sampai disini

"kita pergi menggunakan mobil?" tanya ku saat tiba dihadapan mereka

"iya kita menggunakan mobil berangkat nya, sekalian menyaksikan matahari terbenam disana bersama sama, sudah lama rasanya aku tidak melihat pemandangan itu dari perkebunan" jawab nenek sambil menatap ke arah luar

"yeayy sore ini kita melihat sunset bersama" teriak ku girang sambil sesekali meloncat

"yasudah ayok nanti kita bisa melewatkan nya jika terlalu lama disini" ajak kakek selaku kepala keluarga

Aku masuk kedalam mobil paling awal dan duduk di kursi belakang sedangkan nenek dikursi depan menemani kakek yang menyetir mobilnya, terlalu bahagia hingga membuat ku lupa bahwa tangan ku masih belum sembuh sepenuh nya

Nenek melirik ke arah ku sambil tersenyum, ahh rasanya dunia ku penuh dengan warna saat nenek tersenyum seperti itu kepadaku ku lihat kami hampir sampai membuat ku semakin bersemangat dan bersorak ria sambil bertepuk tangan, setelah sampai aku turun paling awal disusul dengan nenek dan kakek

"suka suasana nya sayang?" tanya nenek menghampiri ku

"he'em suka banget cantik susananya, apalagi liat nya bareng kalian kayak gini"

"Alleta mau tiap hari boleh liat gininya sama kalian sampe liburan Alleta berakhir"

"baiklah nanti kami usahakan agar bisa melihatnya setiap hari bersama mu, itu pun jika cuacanya bagus ya" jawab kakek menghampiri ku

Aku memeluk mereka dengan erat, akan lebih menyenangkan jika keluarg ku kumpul semua dan bisa menyaksikan nya bersama sama seperti sekarang aku dan mereka ini, tak terasa air mata ku jatuh dan dengan segera aku menghapusnya sebelum nenek ataupun kakek melihatnya

ALLETA ALVENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang