Aku kembali ke kamar sambil terus mengoceh mengikuti nada bicara pak Arka tadi, setibanya di kamar aku hanya mengambil celana panjang dan turun kembali untuk makan malam
"dasar tua bangka kenapa juga dia harus nginep di rumah gue, menggangu kesenangan aja"
Setibanya aku di meja makan aku melihat dia sedang menyajikan makanan yang tadi aku buat, setelah nya ia duduk di kursi yang biasa papa tempati
"apa kamu liat liat saya" tanya pak Arka dengan nada dingin
"pak bisa pindah posisi gak"
"kenapa emang?"
"itu kursi papa saya, dan bapak bukan kepala keluarga saya jadi bapak gak berhak duduk disana"
"lagian papa kamu juga gak tau, yaudah makan aja apa susah nya sih"
"dasar tua bangka" ucap kini melanjutkan makan
Setelah selesai makan aku tidak menghiraukan pak Arka yang masih duduk dikursinya, aku terbiasa setelah makan langsung mencuci semua perabotan nya jika makanan ku tidak habis aku akan menyimpan nya di kulkas atau memberikan nya pada pembantu dan penjaga rumah
Aku hendak menaiki tangga namun seseorang menarik lengan ku, sudah pasti sang pelaku tidak lain adalah pak Arka karna siapa lagi jika bukan ia, aku berbalik menghadap nya dan menaikan alis ku
"ada apa pak?" tanya ku padanya
"nanti jangan dikunci pintu kamar kamu nya saya mau bicara"
"iya deh iya nanti gak saya kunci"
Aku kembali melanjutkan jalan ku yang tadi terhenti karna ulah pak Arka, setiba nya aku di kamar aku pergi untuk mengganti pakaian, sedikit bingung harus mengenakan apa sekarang, ahh sudahlah aku memakai yang ada saja
Akhirnya aku memilih baju tidur berwana biru dengan celana pendek meski agak tipis tapi siapa peduli, aku hanya ingin tidur malam ini dengan tenang aku juga menyemprotkan pewangi ruangan agar lebih fres dan aku juga melakukan perawatan wajah, sudah lama rasanya tidak melakukan hal ini
Karna enggan kulit ku kering terus terusan karna itu mengganggu ku setelah semua selesai aku mematikan lampu kamar di ganti dengan lampu tidur aku mulai membaringkan tubuh ku, aku tidak mengenakan selimut karna body lotion ku belum kering
Saat aku sedang asik memainkan ponsel ku ada seseorang yang masuk menyalakan lampu nya, ahh sial aku kira dia bercanda akan datang ke kamar ku, ia menatap ku dengan mata sayu nya tak lama ia kembali mematikan lagi lampu nya dan mengunci pintu
Aku masih waras dan berpikir positif mungkin ia baru bangun tidur dan ia tidak ada yang mendengar pembahasan kami kali ini makanya menguncinya, aku masih terpokus pada ponsel dan membiarkan nya berjalan ke arah ku
"ahh sudah dipersiapkan ya menyambut kedatangan ku" ucap nya percaya diri
"gak usah terlalu tinggi tingkat ke pedean nya, saya cuma mau tidur nyenyak bukan menybut pria tua bangka kayak bapak" jawab ku masih tetap tidur diposisi awal ku
"saya sudah mengingatkan tadi tapi kamu malah semakin memancing saya rupa nya"
"bapak gila ya? Siapa yang mancing pak saya dari tadi mainin ponsel"
Langkah nya semakin mendekat dan duduk di hadapan ku setelah nya ia mengambil ponsel dan meletakan nya di nakas dekat ranjangku
"bapak mau apa sih" tanyaku hendak duduk namun di tahan oleh lengan nya
"diem sebelum saya berbuat lebih"
"hah?" tanya ku tidak mengerti dengan ucapan nya
Aku terperanjat kaget saat ia membuka baju nya, apa yang akan dia lakukan lagi lagi pikiran kotor yang hinggap membuat ku terdiam kaku
"obati luka saya lagi" ucap nya
'huft, untung di suruh ngobatin luka doang'
"yuadah sini, lepasin dulu tangan saya nya" setelah nya ia melepaskan tangan ku
"buruan perih nih kena udara dingin"
"iya bentar sabar napa elah"saat aku mengobati luka nya ia meringis saat aku tak sengaja menekan luka nya
"pelan pelan Alle" ucap nya lagi sambil menahan tangan ku,matanya mulai berembun saat ku lihat ia malah menyembunyikan wajah nya di ceruk leher ku
"ehh pak sakit banget ya"
"maaf ya" ucap ku sambil mengelus punggung nya yang tak tertutup sehelai benang pun
Aku menyimpan tempat p3k dekat ponsel ku dan kembali mengusap punggung nya, apa sesakit itu ya luka nya ahh pria tua bangka yang menyebalkan ini terlihat rapuh dihadapan ku, aku mencoba melepaskan pelukan nya namun ia malah semakin mengeratkan pelukan itu dari tubuh ku
"pak saya mau tidur besok masih harus sekolah" ucap ku dengan perlahan setelah nya ia menatapku dan sedikit menjauh dari ku
Saat aku selesai berbaring ia malah ikut berbaring di samping ku dan menyimpan guling di tengah tengah kami
"saya tidur disini males kalo balik ke kamar itu, saya gak bakal ngapa ngapain kamu ko"
Aku yang mengantuk pun tidak memperdulikan nya tidur dengan membelakangi nya, toh ada guling yang menjadi penengah di antara kami
Sayup sayup aku dengar alarm ku tengah berbunyi di dekat nakas, saat aku membuka mata aku mengerjapkan mata ku berkali kali, bagaimana bisa ini terjadi sejak kapan mengapa aku tidak menyadarinya
Aku terbangun dengan keadaan bersembunyi di depan dada nya, dan tangan nya bertengger di pinggang ku, ketika mencoba memindahkan nya ia malah semakin mengeratkan nya dan kini gilirian ia yang bersembunyi di ceruk leher ku, terasa geli karna rambut nya mengenai tulangku
"sebentar lagi, ini masih terlalu pagi" rengek nya saat aku hendak bangkit
Aku mengalah karna semakin aku mencoba melepaskan ia akan semakin mengeratkan pelukan nya, sesekali aku mengusap rambut yang terasa halus ini
"saya mau sekolah pak"
Ia perlahan melepaskan pelukan nya dan mulai terbangun, ia mengusap wajah nya dan menggaruk kepalanya
"maaf, semalam kamu menangis dan terus berbicara tidak jelas karna itu saya memeluk mu"
Ahh aku kembali teringat akan mimpi ku semalam, lagi lagi hal yang sama tentang kedalaman air di lautan dan berbagai monster menyeramkan di dalam nya
Aku hanya mengangguk mengiyakan nya, tak apalah selagi tak ada yang mengetahui kejadian tadi malam tak ingin terlalu lama memikirkan nya aku pergi ke kamar mandi untuk bersiap siap kesekolah
Sekitar 30 menitan aku selesai mandi, aku turun kedapur untuk memasak sarapan ku dan pak Arka kali ini aku hanya memasak nasi goreng saja terlalu malas aku menyiapkan menu yang terlalu banyak rempah
Setelah siap aku memanggil pak Arka untuk sarapan bersama bukan perhatian namun untuk berterima kasih karna semalam ia menenangkan ku dari ketakutanku
"pak mau sarapan bareng?" tanyaku dari luar pintu
"hmm" hanya jawaban singkat itu yang aku dapatkan
Aku kembali ke meja makan untuk menyantap masakan ku sendiri, tak peduli jika ia tidak datang toh aku sudah mengajak nya tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETA ALVENA
Fiksi RemajaKegabutan diwaktu libur semester "she is mine and she is my little wife" "gak masalah kamu gak mau balikan sama aku, tapi biarin aku jadi singa buat lindungin kamu" "gue gak butuh singa,karna gue bisa jadi landak tanpa bantuan lo" "he's mine bitch"