"bapak" lirih ku
"hmm"
"gak kangen sama saya?" tanya nya sambil berjalan menarik ku masuk kedalam ruangan itu
Semerbak mint yang sempat hilang dari pikiran ku kini kembali hinggap dengan perasaan bahagia, aku mengikuti nya dari belakang dan terus memandangi punggung besar itu dengan seksama tidak ada yang berubah hanya saja ia terlihat bahagia
Aku semakin terkaget saat ia memeluk tubuhku dengan erat dan berbisik ditelingaku membuat ku tersenyum
"cantik" ucapan nya membuat ku merona
Enggan jika harus terlihat salting dihadapan nya aku mulai mengontrol agar tidak terlihat gugup meski masih nyaman berada di dalam pelukan nya aku teringat sesuatu membuat ku mendorong tubuhnya menjauh
"kenapa?"
"bukan nya bapak bakal pulang beberpa bulan lagi?"bukan nya menjawab aku malah kembali bertanya
"iya sebenar nya saya masih memiliki banyak pekerjaan membuat saya harus berada disana dalam waktu yang lama, namun saya menepati janji saya untuk cepat pulang secepatnya dan menanyakan bayi siapa kemarin?" ucap nya panjang lebar dan membuatku menautkan alis sebegitu penasarannya ia dengan bayi itu
"bapak sepenasaran itu sama bayi yang aku up di postingan?"
"iya" jawab nya semakin singkat
"ahh baiklah baiklah itu bayi kak Elora kakak pertama ku"
Ia tersenyum setelah mendengar jawaban ku dan mulai mendekat ke arahku lagi, namun aku langsung menghindar agar menjaga jarak dengan nya, aku juga teringat jika aku akan menikah dua minggu lagi
"saya kekelas duluan pak" aku langsung pergi meninggalkan pak Arka
Aku kembali dengan wajah semakin lesu, senang bisa bertemu dengan nya lagi tapi sayangnya aku harus menjauhinya karna menjaga perasaan yang akan menjadi suamiku dua minggu lagi
"pulang pergi lesu amat neng?" tanya Gio melihat ke arahku
"bang" aku tidak menjawab pertanyaannya dan mengantung ucapan ku
"lo kenapa? Ngomong aja sama gue"
"gue bingung harus gimana sekarang"
"bingung? Soal apa?"
"gue mau batalin perjodohan gue, tapi takut papa sama mama kecewa sama gue"
"kenapa lo mau batalin sekarang?"
"gue gak suka sama pak Adrian, gue bimbang gimana nanti ngejalanin nya"
Terlihat wajah nya kaget saat aku menyebutkan nama pak Adrian, dan sungguh ia juga kembali berpikir bagaimana bisa itu terjadi
"ko bisa sama pak Adrian?"
"gue juga gak tau kenapa malah sana dia, tapi pas gue mau di jodohin dia yang dateng"ucap ku kini mulai lirih
"gue gak bisa apa apa kalo itu hasil keputusan papa lo, gue cuma bisa ngawasi lo dari jauh doang" aku hanya mengangukan kepala
Kami berjalan kembali kedalam kelas yang dimana jam pelajaran sedang di mulai sejak tadi, aku masuk lebih dulu selang beberapa menit di susul oleh Gio dan kami melanjutkan pelajaran hingga bel istirahat berbunyi
"Leta lo mau ke kantin?" tanya Nasya membuat ku mengerutkan kening
"kenapa emang?" bukan Alleta yang menjawab melainkan Maudy
"gue nitip makanan males jalan nya"
"dihh minta aja sama pacar lo bukan malah nyuruh Leta, gue aja males liat kunti bentukan kayak lo apalagi Alleta" kini Nara yang menjawab dan sudah berada disamping ku
"awas aja lo semua gue aduin sama Arshaka sama ayah gue"
"gak takut wlee, gue bisa aja keluarin lo dari sekolah ini karna lagi bunting sebelum nikah" jawab Maudy dengan bangga
Nasya mulai mengerucutkan bibirnya saat Arshaka datang dari luar membawa makanan dan duduk di samping Nasya yang mulai menceritakan dengan sengaja dilebih lebihkan, kini Arshaka menatap ku mungkin ia ingin marah namun saat menatap mata ku yang ku tatap dengan dingin
"udah yuk kita kekantin aja dari pada liatin mereka yang gak jelas" ucap Maudy menarik ku dan Nara
Entah sejak kapan kami dekat dengan Kinara hingga ia selalu bersama kami hingga kini dan Maudy juga tidak merasa terganggu dengan kehadiran nya tidak seperti pada Nasya dulu Maudy terlihat tidak menyukainya bahkan risih jika bersama nya,
"ngelamun mulu lo, kenapa punya masalah lagi?" tanya Maudy di angguki oleh Nara
"kaga elah gue cuma gelisah aja bentar lagi kakak gue nikah makin susah aja ketemu dan kumpul sama sama"
"iya sih, lo pasti makin sering sendirinya, yang sabar ya" ucap Nara menyemangati ku
"makasih banyak ya kalian mau semangatin gue dan nemenin gue saat ini"
Jam pelajaran terus berganti hingga kini waktu nya pulang, aku yang memang tidak membawa kendaraan pun memilih pulang dengan taxi, di perjalanan aku memberhentikan taxi tersebut dan turun di sebuah mall yang di depan nya terdapat toko ice cream dan cake kesukaan ku
"aku mau rasa coklatnya 1 rasa vanilanya 1ya bang" ucap ku pada penjual ice cream itu
Tak lupa membeli cake juga dengan rasa yang saat terlalu asik menikmati ice cream itu sambil duduk di kursi membuat ku tidak menyadari seseorang tengah berjongkok dihadapan ku, aku yang mengenakan jaket pun semakin mengeratkan nya karna udara semakin dingin
"udaranya dingin ko malah beli ice cream sih, kan bentar lagi nikah gimana nanti kalo sakit" ucap nya sambil melepas jas milik nya
"loh sejak kapan ada disini?" tanya ku heran saat ia menutupi kaki ku dengan jas nya
Bukan nya menjawab ia malah melirik kearah tangan ku yang masih diperban sedangkan aku masih asik memakan ice cream hingga habis, bulir bulir bening kini berjatuhan menimpa ku membuat kami saling menatap dan ia menarik ku berlari menuju kearah mobil nya, kami terengah saat tiba di dalam mobil milik nya
Setelah nya ia menjalanlan mobil sport milik nya menuju ke pekarangan rumah, di pertengahan jalan ia menghentikan mobil nya dan duduk menghadap ku yang masih asik memakin cake favorit ku
"ini tangan kamu kenapa sampe di perban gini?" tanya nya sambil menarik lengan ku dengan lembut
"kena wajan panas waktu masak sama almarhum nenek pas liburan" jawab ku dengan sungguh sunguh saat ia melihat ku dengan mata penuh selidik
"kenapa ceroboh banget sih sampe bisa luka parah kayak gini" imbuh nya sambil membuka perban ku
"Bapak Arfadhia Riyu Kinza Alhanan yang terhormat jika saya tau akan terluka maka saya pun tidak akan memasak dan melakukan hal itu dan ini tidak akan terjadi"
Ia menghela napas sembari mengobati luka ku dan menutup kembali dengan perban yang baru, setelah selesai di tutup aku terperanjat kaget saat ia mencium luka ku yang tertutup perban, ada rasa bergejolak dalam hati ku dan seperti banyak kupu kupu bertebangan di perut ku, aku tersenyum melihat nya ia begitu perhantian meski pun ia sangat menyebalkan terkadang jika bersama ku
"semoga cepat sembuh ya" ucap nya setelah melepas ciuman nya dari lengan ku
Ia mengambil spidol dan menulis disana dengan penuh kehati hatian, tulisan nya yang rapih pun tercetak dengan jelas dan kembali membuat ku tersenyum
"you is mine and my wife" ucap ku dalam hati saat membaca nya

KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETA ALVENA
Novela JuvenilKegabutan diwaktu libur semester "she is mine and she is my little wife" "gak masalah kamu gak mau balikan sama aku, tapi biarin aku jadi singa buat lindungin kamu" "gue gak butuh singa,karna gue bisa jadi landak tanpa bantuan lo" "he's mine bitch"