• KELAS AFAN

2K 257 1
                                    

   3/ masuk telah berdering, kelas devi 'pagi ini tengah sibuk menyiapkan diri untuk pergi ke laboratorium Biologi. Termasuk devi yang tengah panik karena kelupaan membawa jas labnya.

  Alhasil ia mengikuti saran dari caca, yaitu meminjam jas lab ke kakak kelas yang ada jam praktek juga. Devi berjalan bersama caca menuju koridor kelas sebelas.

   Saat di depan kelas 11 Mipa-1, seorang cewek berambut sebahu dengan kacamata yang bertengger di hidungnya keluar dengan membawa tumpukan buku tulis.
  
   "Pagi Kak, maaf ganggu waktunya. Saya boleh minjem jas labnya gak, Kak?" ujar Devi sesopan mungkin.
   "Pagi, oke. Kamu kelas berapa?"
  
   "Sepuluh Mipa dua, Kak."
   "Tunggu sebentar ya, gue ke ruang guru dulu mau nganter ini." Matanya melirik ke buku yang sedang dalam gendongannya.
 
   "Eh iya Kak, mau saya bantu?"
   "Gak usah, lo tunggu situ aja," tolaknya halus.
Kakak kelas itu pun pergi meninggalkan Devi dan caca di depan kelasnya.

   Mereka berdua memilih duduk di kursi panjang depan kelas. Afan yang habis dari toilet, menangkap sosok Devi dan temannya di depan kelasnya.

   Ia sudah besar kepala. la pikir, devi ke sini sengaja untuk mencarinya. Emang jodoh gak ke mana. Buktinya dia sendiri yang nyamperin.
  
  "Ngapain lo ke sini? Kangen ya sama gue?" ujar afan saat sampai di depan Devi dan Caca.

   "Idih, pede banget sih nih aki-aki!" balas Devi malas.
   "Buta ya mata lo? Cowok tampan, manis, rupawan kayak gini lo bilang aki-aki?"
    "Lo ngapain sih ke sini? Ganggu ketenangan pagi gue aja!"

   "Harusnya gue yang nanya lo ngapain
duduk di depan kelas gue?" Devi dan Caca saling pandang.

   Jadi ini kelasnya afan? Sekolah sudah hampir dua bulan lamanya, Devi dan Caca baru tahu kalau ini kelasnya afan.

    "Sorry, lama ya?" kakak kelas berkacamata itu baru datang.
    "Gak papa kok, Kak."
    "Ngapain?" tanya afan pada Rani, si cewek berkacamata.
    "nih, dia minjem jas lab gue," jawabnya.

   "Gak usah. Pake jas lab gue aja," ucap afan cepat. Rani yang mendengarnya langsung menggangguk paham dan masuk ke dalam kelasnya.
  
   "Apaan, sih! Gue kan minjemnya punya dia!" kesal devi saat Rani memasuki kelasnya.
 
  "Kan gue punya, ngapain minjemnya sama yang lain?" Caca melirik devi, karena sedikit tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

   "Gue gak mau pake punya lo. Bisa gatal-gatal kulit gue." Afan yang mendengarnya hanya tersenyum santai.

   Untung saja hari ini mood-nya dalam keadaan bagus, coba saja kalau tidak. Sudah dipastikan terjadi perang dunia kedua antara ia dan Devi.
 
   "Gue udah jinak. Jadi lo gak usah takut kulit gosong lo itu bakal gatel-gatel." Bella memelototkan matanya. Apa afan katarak? Kulit putih mulus bersih seperti ini, dibilang gosong?
 
    "Ih! Kenapa bisa pagi-pagi gue ketemu makhluk kaya lo sih?!" geram Devi. Afan terkekeh lalu berujar,
 
   "Maksud lo makhluk Tuhan paling seksi?" Afan berkecak pinggang dengan wajah sok gantengnya itu, membuat devi ingin menjambak rambutnya saat ini juga.
  
  "Sumpah ya, lo cowok ternarsis yang pernah gue temuin!" Devi ikut berkacak pinggang sama seperti afan.
  
  Caca hanya diam dan menonton. Ternyata seru juga melihat devi yang terngah berargumen dengan afan.
 
    "Lo cewek terbawel yang pernah gue temuin!" balas afan santai.
   "Udah mana jas labnya!" pinta devi. Devi harus cepat-cepat menyudahi pertengkaran tadi pagi.
  
   "Ya, minta juga!"
   "Gara-gara lo ini! Harusnya gue minjem sama cewek tadi, malah lo gangguin!" Devi melipat kedua tangannya di depan dadanya.

   "Ngeles aja mbaknya. Ayo ikut gue!" Afan memerintah Devi dan caca untuk ikut bersamanya menuju lokernya.

  Sesampainya di depan loker afan, ia sedikit melemparkan jasnya pada devi. Dengan sigap, devi langsung menangkapnya.
 
   "Bau gak, nih?" Devi mengendus-endus jas lab yang diberikan afan padanya.
    "Ya ampun Rojali! Gue biar kata cowok juga, wangi itu nomor satu buat gue. Lagipula itu baru dicuci. Udah minjem ngehina lagi."

    "Siapa yang ngehina? Orang gue tanya. Yaudah gue pinjem dulu."
"Nanti gue balikin." Devi dan caca berjalan menjauhi afan.
  "Jangan sampe kotor!" teriak afan dan di acungi jempol oleh devi tanpa menoleh ke belakang.

                                  ****

   Bel istirahat berbunyi nyaring di penjuru koridor. Devi dan kedua temannya langsung ingin pergi dari kelas sekarang juga. Perutnya sudah meronta ingin segera meminta asupan.

    Tetapi seperti biasa, sebelum ke kantin mereka menyempatkan untuk singgah sejenak di depan cermin toilet cewek. Devi sudah pamit duluan untuk mengembalikan jas lab afan, seharusnya ia

    mengembalikannya setelah selesai praktek. Berhubung kelas afan tadi ada guru yang mengajar, akhirnya baru bisa sekarang ia kembalikan.

  Devi pun kini telah sampai di depan ruang kelas, valen dan eby orang yang pertama dilihat Devi keluar dari kelas.

Next? Vote and comen

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_
Ig : defan_cb

Jangan lupa ikuti
Minimall votee setelah baca makasii

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang