• SERLYY

1.1K 116 6
                                    

   "Kamu mau ke mana?" tanya devi pelan.

Walaupun suara devi pelan, afan tetap mampu mendengarnya karena suasana danau malam ini sangat hening.

   "Fann!" Devi kini berkaca-kaca karena afan tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Firasatnya sangat yakin kalau afan pasti akan meninggalkannya. Suara tembakan kembang api

menggema di atas langit. Warna-warna yang cantik menguar saat letupan itu berada di

ketinggian danau. Kembang api itu berada tepat di atas mereka yang tengah berada di tengah

danau. Devi sampai berbinar melihat letupan kembang api yang berwarna- warni itu. la

tersenyum lalu kembali murung saat teringat perkataan afan sebelumnya. Matanya kini

menatap afan yang tengah tersenyum memandangnya dari tadi. Namun, tiba-tiba saja

tangan afan terangkat ke udara. Jarinya menunjuk ke arah kanan mereka dan di sana

terdapat spanduk besar yang entah dari mana datangnya, yang pasti saat mereka datang spanduk itu belum ada.

Devi pun membaca tulisan besar di spanduk itu. Hanya namanya yang tertulis besar di sana.

SERLYY

Kening devi mengerut bingung, lalu spanduk lainnya terbentang di sebelah spanduk itu dan menampilkan tulisan lain.

GUE CINTA SAMA LO!

Devi tersenyum saat membaca tulisan kedua. Dan, spanduk ketiga terbentang lagi menampilkan tulisan lain di sana.

GUE MAU MINTA IZIN SAMA LO BOLEH?

Devi mengerutkan keningnya bingung, lalu menatap afan dengan penuh tanda tanya. .

Afan pun tersenyum lalu menyuruh devi untuk terus membaca kalimat yang tersusun di sana.

Devi menghela napas pelan, lalu menelan salivanya susah payah. Dalam hati, la berdoa,

semoga saja hari ini bukan hari perpisahannya dengan afan.

GUE IZIN MAU MENYEMATKAN CINCIN DI JARI LO!

Devi ternganga membaca tulisan itu. Tangannya sudah menutup mulutnya
karena syok dengan apa yang ia baca barusan.

GUE UDAH IZIN SAMA ORTU LO, SEKARANG GUE TINGGAL IZIN SAMA LO!

Devi sudah berkaca-kaca membaca tulisan selanjutnya. la menatap afan, tapi afan langsung

menyuruh devi untuk tetap membaca tulisan berikutnya.

WOULD YOU BE MY WIFE? BECAME MS. KHADAFY?!

Air mata devi lolos begitu saja membaca kalimat terakhir dari tulisan itu, la terharu, senang,

bahagia, semuanya menjadi satu malam ini. la menengok ke arah afan, lalu ia kembali dibuat

menganga saat afan menyodorkan cincin di kotak beludru berwarna merah berbentuk love.

   "Afannn ih!" Hanya itu yang mampu devi keluarkan saat perasaan di dadanya membuncah karena kejutan yang luar biasa untuknya malam ini.

   "Will you?" tanya afan dengan perasaan dagdigdug campur aduk.

Afan sudah sangat yakin, kalau devi tidak akan mampu menolaknya. Tapi entah kenapa

jantungnya terus saja berdegup kencang, berharap malam ini acara lamarannya akan

sukses.Ya, afan melamar devi malam ini. Itu juga atas persetujuan dari pihak Orangtua dan

teman-temannya. Dan ada alasan lain, yang membuat afan menetap untuk melamar devi

saat kelulusan masa sekolahnya. Devi menggangguk sebagai jawaban. Suaranya bahkan

seperti  tercekat, karena terlalu terharu membaca tulisan di spanduk tadi.

   "Apaan tuh?" goda afann.

Devi lantas memukul keras paha afan sampai perahu yang mereka duduki goyang. Devi

sudah memegang tangan afan sangat erat. la takut kalau jatuh dan tenggelam di air.

 
   "Makanya jangan banyak gerak. Nanti kalo jatuh bahaya, katanya danau ini dalem!"

ucapan afan sukses membuat devi kaku di tempatnya, afan sampai terbahak melihat reaksi

devi. Bodoh sekali gadisnya ini. Afan tidak akan mungkin memilih danau yang dalam dan

membahayakan keselamatan devi. Lagipula dalamnya danau ini hanya sepinggang afan.

   "Tegang banget mukanya." Afan mencolek dagu devi membuat devi mendelik sebal.

   "Ih jangan banyak gerak nanti jatoh afan!"

   "Terus ini gimana? Pegel tangan gue megangin ini." Devi melirik tangan afan yang setia memegang kotak beludru merah itu.

   "Ini serius?" tanya devi.

   "Ya serius lah, Sayang. Ah lo mah bikin momen romantis yang gue buat susah payah jadi ancur!"

kesal afan. Devi lantas menggenggam lembut tangan afan sambil tersenyum manis.

   "Romantis banget. Parah, aku sampe gak bisa berkata-kata lagi."

Afan langsung tersenyum mendengar pengakuan devi. Devi pun menyodorkan jemari

tangannya di depan afan. Afan tersenyum lalu menyematkan cincin di jari manis devi. Tak lama,

suara tepuk tangan dan lampu saung pinggir danau menyala, tempat spanduk itu dipasang.

Semua orang yang devi sayangi ada di sana. Devi sampai tidak kuasa menahan air matanya yang mulai turun.

    "Kamu utang penjelasan sama aku!"

                                          ****

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang