• NOVEL

1.3K 209 9
                                    

pekik devi, tangannya menyentuh dadanya. Jantungnya serasa longsor ke dasar perut.

    "Mana ada ayam yang ngondek?!" ujar afan sambil menarik ujung poni devi gemas.

    "Lo kapan datang? Bukannya panggil biar gue turun dari tadi."

   "Harus banget dipanggil dulu?"
     "ya lah, biar lo gak main nyelonong aja kaya Bis Damri!"

      "Apanya Bis Damri?"
     "Au ah!" Devi baru saja hendak beranjak dari tempatnya untuk

meninggalkan afan sendirian, namun langkahnya terhenti karena kata-kata afan.

     "Cium kek, peluk kek, apa kek. Baru juga ketemu pacar."  
     "Dasar tukang modus."

     "Itu udah jadi hobi gue"
     "Hobi yang aneh."
     "Dari pada gue punya hobi melukin cewek lain, kan enak guenya."

   "Sol sepatu gue tepat sasaran nih buat nendang tulang kering lo!"

Afan yang takut akan ucapan devi, lantas mendorong pelan tubuh devi agar menjauh darinya.

   "Hehe bikinin makanan dong, laper nih."
   "Ke sini numpang makan doang?"
   "Enggak, cuma ngemis aja."
 

   "Kasih gak ya? gue mikir-mikir dulu deh kalo mau kasih amal jariyah buat orang kaya lo!"

   "Buru, Sayang, aku laper banget nih," teriak afan sambil berlari menuju dapur.

Devi langsung berjalan menghampiri kekasihnya itu dengan kaki yang dihentakkan keras.

   "Ih orang niatnya mau jalan keluar juga," rajuk devi saat sudah berada di dapur.      
  "ya makan dulu, Sayang, abis itu kita jalan."

  "Yaudah," ucap devi pasrah lalu duduk di meja makan.

  "Ngapain duduk? Lo lah yang masak. Gak boleh nyuruh Calon Imam masakin buat calon makmumnya ya, dosa."

  "Sa ae Kang Kolor! Minggir. Gue masakin apa aja ya, jangan komplen!"

  "Siap!" ujar afan lalu mengecup singkat pipi devi lalu duduk di meja makan sambil

memperhatikan gadisnya yang mulai berkutat dengan alat masaknya.

  Sesuai perintah devi, sehabis makan afan harus menuruti semua kemauannya.

Hari ini devi ingin pergi ke toko buku untuk membeli beberapa novel dan komik lagi.

Sesampainya di toko buku, devi langsung menjelajah tiap rak novel dan komik.

Afan tak ingin mengganggu gadisnya yang asyik memilih beberapa buku untuk dibelinya, ia juga ikut melihat-lihat buku yang tersusun rapi di raknya.

    "Apa faedahnya baca beginian? Tanpa diajarin gue lebih jago,"

ujar afan tersenyum sendiri membaca buku bersampul biru dengan judul Trik bikin cewek baper.

   "Apanya yang jago?" tanya devi.
   "Trik biar lancar punya mantan segambreng,"

sahut afan lantas berjalan melihat-lihat lagi, la pergi melihat beberapa koleksi ransel yang dijual di toko tersebut.

la pun mengambil sebuah ransel yang terpajang di ujung ruangan.

Beberapa ransel terlihat sangat manis jika dipakai devi.

Tapi ada satu ransel yang membuat afan langsung memikirkan devi.

Warnanya saja terlihat manis untuk devi dengan ukuran yang lumayan agak kecil,

seperti ransel devi yang biasa la pakai untuk ke sekolah.

Tanpa ragu, la ambil ransel tersebut lalu memberikannya kepada salah satu pegawai di sana.  

   "Mbak, bisa sekalian dibungkus yang ini?" tanya afan sambil menenteng ransel yang akan menjadi hadiah untuk gadisnya.

   "Bisa Mas, nanti di kasir sekalian bilang kalau tasnya dibungkus,"

ujar pegawai tersebut.  Afan hanya menggangguk sekali, lalu pergi ke kasir.

Setelah selesai dengan pembayarannya, afan menyerahkan ransel tersebut kepada

pegawai di sana untuk dibungkus seminimalis mungkin agar tidak memakan banyak tempat.

Next? Vote and comen

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_
Ig : defan_cb

Jangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang