• KEDAI ESKRIM

1.8K 258 12
                                    

di kelas yang sepi ini? Devi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Bayangan di rooftop itu muncul lagi.

  "Dev, kenapa sih? Kalo sakit kita ke UKS aja," ujar afan lembut. la merasa khawatir dengan kondisi devi saat ini.

Akibat cuaca yang tak menentu, bisa saja membuat seseorang sakit mendadak.
   "Aku gak papa, kok."
   "Gak papa gimana? Itu sampe merah gitu mukanya. Nahan sakit ya?"

Devi merasa bersyukur, untungnya afan pikir kalau mukanya memerah itu karena sakit. Padahal, devi tengah menahan malunya.

   "Aku gak papa, fan. Turun yuk, tunggu dibawah aja," ajak devi menarik tangan afan. Sedangkan afan sudah lebih dulu menarik tangan devi sedikit lebih kuat, sampai devi merapat padanya.

    "Kenapa harus ke bawah? Aku kan sengaja ke sini," ujar afan mengedipkan sebelah matanya.

  "Fan, duduk di depan kelas aja deh, yuk," ajak devi lagi. Sebisa mungkin ia tidak ingin berduaan dengan afan di kelas yang kosong ini, takut-takut afan berusaha menciumnya lagi.

  "Kenapa emangnya kalo nunggu di sini? Di luar kan ujan deres, kalo lo kena cipratannya gimana? Nanti lo bisa sakit."

Devi akhirnya mengikuti omongan afan. la duduk di bangku caca, sedangkan afan di bangku devi.
   "Nanti malem aku jemput," ujar afan membuka obrolannya.
 
"Mau ke mana emang?" Devi jadi tertarik dengan ajakan afan.
  "Mau jalan."
   "Ke mana?"

   "Kamu maunya ke mana?" Afan memainkan jari lentik devi. Devi mecoba mengingat, apa yang tengah ia inginkan saat ini.
    "Aku lagi pengen es krim."

    "Yaudah, nanti malam kita beli es krim." Devi menggangguk dengan semangat, sampai membuat afan gemas melihatnya.
   
                                   ****
  
    "Dek! Tuh pacar lo udah dateng," ujar Haikal  di ambang pintu kamarnya, la masuk, tanpa mengetuk pintunya dan devi sudah terbiasa dengan itu,

   "Kok lo tau itu pacar gue?"
    "Iya dia sendiri yang bilang." Haikal langsung pergi dari hadapannya. Devi melongo di tempatnya.

Haikal itu sangat posesif jika menyangkut pacar devi. Pasti ia akan mengeluarkan ocehannya. Tapi ini? la seperti tak memusingkan hal itu.

Devi pun langsung mengambil tas kecilnya lalu turun ke bawah menemui afan.
     "Lama ya?" tanya devi saat sudah di lantai bawah. selempang

   "Em, lumayan." Mereka pun pergi keluar rumah dengan bergandengan tangan Sesampainya di depan mobil, afan membukakan pintu untuk devi
 
"Kok bawa mobil? Aku kira kamu bawa motor," tanya devi saat afan sudah sibuk mengemudikan mobilnya.

  "Sekarang kan musim ujan, kalo tiba-tiba keujanan di jalan nanti lo bisa sakit." Devi rasanya ingin jungkir balik saking bahagianya. Kenapa afan bisa semanis ini?

   "Hobi banget pake baju jaring-jaring kek gitu," ujar afan memperhatikan penampilan devi. Baru juga devi dibuat terbang, kini sudah dijatuhkan lagi.

Dasar afan, apalagi setelah itu ia malah menarik ujung sweter devi, hingga terlihat jelas jaring yang dimaksudnya.

  "Ih! Nanti melar! Lagian pake ini tuh gak dingin dan gak panas juga tau." Devi memukul tangan afan yang masih menarik ujung sweternya.

  "Tapi ya, mau lo pake baju apa pun. Asalkan itu lo, menurut gue cantik-cantik aja." Afan mengerling. Devi salah tingkah dibuatnya.

Mulut afan ini memang ajaib, dalam satu menit ia bisa memuji serta menjatuhkan devi sekaligus. Dan sesampainya di kedai es krim, mereka memesan es krimnya masing-masing.

Afan sebenarnya kurang hobi makan es krim yang menurutnya terlalu manis, berhubung devi lagi ingin saja makanya ia mau menemaninya.

  "Pinjem hape." Afan menengadahkan tangannya, meminta ponsel devi.
   Tanpa ragu, devi memberinya. Afan mulai memainkan ponsel devi.

Sebenarnya ia sedang membuka aplikasi Instagram devi, karena ingin membajak snap IG-nya dengan meng-upload foto devi yang sedang memakan es krim dengan caption: Nemenin yang lagi BM.

Namun, tak lama, sebuah direct massage masuk, yang membuat mata afan terbuka lebar saat membaca nama akun cowok yang mengirim DM ke devi.

Dimasanjaya:
Pnts diajak jin ga mau, gtw nya udh jin sama yg lain?

What the hell, apa-apaan ini?! Afan melirik devi. Gadis itu masih sibuk dengan es krim di depannya. Afan langsung beralih ke aplikasi chatting.

Ada empat chat atas nama cowok. Afan yang tadinya tidak ingin membuka privasi devi malah jadi membaca satu per satu pesan itu.

Satu nama yang membuat afan mengerutkan keningnya bingung, namanya serasa tidak asing untuknya. Kak Dimas? Dimas, Dimas, Dimas? Masa iya Dimas gengnya Dandi?
 
  "Dev, ini Dimas mana yang chat-an sama lo?" tanya afan karena tidak tahan lagi menahan rasa penasarannya.
   "Buka-buka WA ya kamu?" tanya devi dengan mata menyipitnya.

   "Kenapa? Takut?" Afan menaikkan sebelah alisnya memandang devi dengan intens.
   "Biasa aja." Devi kembali sibuk dengan es krim di depannya.

   "Dari sekian banyak cowok yang deketin kenapa malah milihnya gue?" tanya afan penasaran. Andai afan tahu kalau devi sudah dari dulu menyukainya?

  "Oh jadi aku harus milih yang lain gitu?" Devi menanyakan hal yang langsung membuat afan menggeleng mantap.
   "Ya jangan lah! Sia-sia berarti penantian gue selama ini."

  "Yaudah, lagian aku sukanya sama kamu, masa pacarannya sama yang lain." Afan tersenyum mendengar ucapan devi.

Next? Vote and comen

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_
Ig : defan_cb

Jangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang