• DUFAN

1.8K 235 13
                                    

   Sesampainya di apartemen, afan menjatuhkan tubuhnya di ranjang empuknya. Ia mengeluarkan ponselnya, kemudian melihat notifikasi dari devi.

Aldista cantik:
Fann??

Reynald : Knp sakit?

Aldista cantik:
Dari mana?

Reynald:
Basecamp. Nanti aku telepon.
Mau mandi dulu.

   Selepas mandi, afan langsung menghubungi devi. la membicarakan soal liburan bersama teman-temannya yang sepakat untuk berlibur ke Bali,

namun tidak diperbolehkan membawa pasangan, kasihan yang jomlo.

Devi sebenarnya ingin ikut. Mengingat orangtuanya yang jarang pulang.

Tapi berhubung afan bilang mereka berlibur tanpa pacar, jadi mau tak mau devi mengiyakan.
 
"Jawabnya singkat-singkat amat? Marah ya?" tanya afan yang sudah tahu kalau devi ngambek.
   "Enggak."
   "Yang bener?"

   "Au ah. Udah tau libur seminggu, malah liburan sendiri."
  
"Aku vidcall. Angkat, Sayang." Video call pun tersambung, menampakkan wajah devi yang tengah
tidur tengkurap.

    "Mukanya jangan digituin." Tangan afan meraba-raba laci nakas untuk mengambil earphone di sana.
    "Orang dari sananya udah begini."

     "Besok mau jalan gak?" Earphone itu sudah terpasang di kedua telinganya.. "Gak mau."

   "Kita ke Dufan mau?" Afan kembali mencari ide untuk menyogok devi agar tidak ngambek lagi.  

  "Nyogok ceritanya?" Mata devi sudah menyipit memandang layar ponselnya sendiri, seolah itu tatapan mengintimidasinya.

   "Hehe, sekalian sih itu juga." Afan nyengir dan menggaruk pipinya yang tiba-tiba saja gatal.
    "Besok kan sekolah."
    "Bolos mau?" tawar afan.
 
  "Kamu juga bolos?"
    "Iya, kita ke Dufan abis itu renang." Sepertinya devi sudah mulai tertarik akan sogokannya itu.

  "Ih nyebelin. Bisa banget nyogoknya!"
   "Iya, lovyutu." Setiap kali devi bilang afan itu menyebalkan, bagi afan itu adalah kata kalau devi menyayanginya.

Makanya setiap devi bilang 'nyebelin', afan selalu membalasnya dengan lawan katanya.
   "Gak jelas!"

  "Udah dong, Sayang. Masa mukanya masih bete gitu?" Walaupun wajah devi seperti itu, justru kadar kecantikan yang terpancar di wajahnya jadi bertambah.

   "Ah kamu mah suka boong. Tadi aja bilangnya mau makan es krim pas pulang, apaan kamu malah bolos sama temen-temen kamu."
   "Hehehe, maap Sayang, aku lupa."

   "Tau ah. Orang lagi pengen banget juga. Nyebelin dasar!" sambungan terputus. Afan geleng-geleng kepala melihat devi yang tengah ngambek hanya karena masalah sepele.

   Afan pun membuka aplikasi Instagram-nya, lalu memasukkan hasil screenshot video call-nya tadi dengan devi ke insta story Instagram-nya.

   Setelah itu, ia memejamkan sebentar karena setelah tidur singkatnya nanti ia akan mengajak devi keluar ke kedai es krim.

Pukul 22.12
Sepulangnya dari kedai es krim, mereka langsung pulang. Saat di perjalanan pulang, tak ada sedikit pun yang buka suara.

Devi sibuk memainkan ponsel afan, sedangkan afan fokus menyetir.
    "Mau mampir gak?" tanya afan yang sesekali melirik gadisnya yang sedang anteng duduk sambil mengotak-atik isi ponselnya.

    "Ke mana?" Bahkan mata devi masih fokus dengan ponsel di tangannya.
    "Ke supermarket gitu?"

Devi langsung menoleh dan mengerutkan keningnya seolah mengingat apa yang saat ini sedang ia ingin beli di supermarket.

   "Balik aja deh. Kenyang ngantuk nih," jawab devi setelah tidak menemukan apa-apa di otaknya.

   "Oke, Bos." Mobil yang mereka tumpangi melaju membelah jalanan yang sepi.

   "Fan, besok berangkat jam tujuh dari rumah ya," ucap devi saat mereka berhenti di depan gerbang rumah devi.

Sebelum devi turun, ia harus mengingatkan afan dulu karena pacarnya ini suka lupa.

    "Iya, eh tapi aku mampir dulu ya, balik jam dua belas malam deh," izin afan.
   "Besok kan pergi pagi, fan."
   "Aku kan baru bangun. Jadi belom ngantuk."

  Devi menghela napas pelan, lalu mengiyakan permintaan afan. Devi sebenarnya sudah sangat mengantuk,

tetapi ia tidak tega melihat wajah melas afan yang memohon untuk mampir dulu ke rumahnya.

Akhirnya ia pun menjawabnya dengan sebuah anggukan. Afan masuk ke dalam rumah devi dengan membuntuti devi di belakangnya.

Saat mereka duduk di sofa ruang TV, haikal muncul dari tangga, la bingung melihat afan yang bertamu malam-malam begini.

Next? Vote and comen

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_
Ig : defan_cb

Jangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang