• BANDARA

1.6K 235 11
                                    

  Hari ini afan beserta teman-temannya tengah berada dalam perjalanan menuju bandara.

Ya, mereka akan pulang ke Jakarta. Sudah empat hari mereka menghabiskan waktu liburan di Bali, dan kini saatnya mereka menyiapkan diri untuk acara kamping dua hari lagi.

    "Nanti selesai ulangan kita liburan lagi kuy!" ajak Angga dengan antusiasnya.

   "Ayo aja sih gue mah. Makanya kita adain aja bendahara yang suka nagih duit. Itung-itung buat nabung kan lumayan tuh kekumpul buat pergi liburan lagi,"

usul eby yang mendapat anggukan dari yang lainnya.
    "Tumben otak lo encer?" sahut raka bingung.

   "Gini-gini gue tuh sebenarnya genius. Cuma gue gak mau sombong aja sama kalian.

Takutnya nanti kalian minder main sama gue yang kelewat genius ini," ujar eby membanggakan diri.

    "Gaya banget lo, jenggot kambing!" celetuk risky yang mendapatkan kekehan dari para sahabatnya.   

   "Terus siapa yang mau megang duitnya?" tanya afan dengan alis yang terangkat sebelah.

    "Farhan aja," usul Valen.
   "Yaudah, oke! Tapi kalo gue khilaf jangan salahin gue ya!" sahut Farhan.

   "Bangsat! Punya temen ada aja yang gak waras kaya gini," sahut afan tertawa mendengar ocehan teman-temannya sedari tadi.

   "Btw, pesawat delay sampe jam berapa?" tanya Farhan melirik jam tangan yang bertengger di tangannya.

  "Satu jam katanya. Tau gitu ngapain kita buru-buru tadi," jawab risky.

Afan yang malas menyahuti risky lebih memilih memisahkan diri dan mengalihkan fokusnya ke ponsel.

Tanpa otaknya meminta jarinya dengan mengetik beberapa angka di layar ponselnya lalu menempelkan di telinganya.

  "Halo?" Terdengar suara devi khas baru bangun.   

   "Masih tidur ya?" Mata afan mengarah pada jam tangan yang bertengger manis di tangan kirinya.

Alisnya mengerut saat jam sudah menunjuk angka setengah sembilan untuk jam Bandung.
   "Hmm..."

   "Aku udah di bandara ini," jelas afan berharap devi akan pulang saat ini juga.

   "Terus?" tanya devi dengan nada bingungnya. Afan menghela napas kasar. Saat sadar maupun tidak sadar ternyata devinya tetap saja lemot

   "Ya, kamu juga pulang dong, Sayang" balas afan. ya emang nanti mau pulang." Tak dipungkiri senyum tipis terpatri di wajah afan.
 
  "Jam berapa otw-nya?" Jam sebelas kali gak tau juga." Afan mengganggukan kepalanya mengerti.

Setelah mengetahui devi yang akan pulang hari ini juga, afan langsung mengakhiri panggilan teleponnya.

Karena devi yang memaksanya untuk menutup telepon, la ingin tidur sebentar lagi sebelum Caca dan Nayla juga bangun.

Pukul 14.05

Afan telah sampai di apartemennya, la langsung menjatuhkan dirinya di atas ranjang

Tangannya meraih ponsel di jaket denim yang dilemparnya tadi di atas bantal. Ada dua pesan masuk dari gadisnya.

Deviii cantik:
-Aku udh prepare ini dr td tp yg lain pada mau mampir belanja dulu buat oleh-oleh
-kayanya aku sampenya malem deh kamu istirahat aja dulu di apart kalo udh sampe jgn lupa mkn

Afan mengembuskan napasnya kasar. Ia membalas pesan devi, setelah terkirim afan memejamkan matanya, lalu tak lama la terlelap dalam tidurnya.

Tak lupa sebelum tidur, la men-charger terlebih dahulu ponselnya. Di tempat lain, devi tengah berjalan di salah satu mal yang terkenal di Bandung.

Setelah lama berjalan-jalan, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang.

Selama perjalanan mereka hanya menghabiskan waktunya dengan tidur.

Empat jam perjalanan yang mereka tempuh. Tak lama, mereka sampai di rumah devi terlebih dahulu.

Setelah koper devi dikeluarkan dari bagasi, caca  langsung pamit devi berjalan memasuki halaman rumahnya.

Lagi-lagi hanya terlihat mobil dan motor miliknya sendiri. Sudah dipastikan bahwa rumahnya kosong saat ini.

Tak memusingkan hal itu, devi berjalan cepat agar sampai di kamarnya. Setelah sampai,

la langsung masuk ke dalam kamar mandi, Setelah selesai dengan ritual mandinya, devi mengecek ponselnya.

Satu pesan masuk dari afan. Matanya langsung membaca pesan tersebut, sebuah senyum terbit dari bibirnya.

Afaaann handsome :
-Kalo bisa skrg langsung otw jkrt.
-Aku udh di apart. Nanti kabarin kalo udh sampe rmh.

Devi langsung menelepon afan Panggilannya masuk, tapi belum diangkat juga.

Devi mencoba meneleponnya sekali lagi, dan akhirnya terdengar suara afan di seberang sana.

Afan bilang kalau ia akan mandi dulu, baru nanti pergi ke rumah devi Setelah itu, panggilan pun terputus sepihak.

Next? Vote and comen

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri
Ig : defan_cb

Jangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang