• MENGECUP SINGKAT

2.2K 255 21
                                    

   Sesampainya di depan gerbang rumah devi, devi langsung turun dengan bantuan pundak afan. Afan sendiri sudah mematikan mesin motornya, membuat devi mengernyit bingung.

   "Gue gak nerima tamu malem-malem," usir devi secara halus.
   "Gue juga gak niat mampir malem ini."
 
"Upah gue anter lo? tagih afan. Devi hanya menghela napasnya pelan, ternyata langsung bayar di tempat udah kayak ojek

  "Bentar." Devi merogoh saku celananya.
  "Gue gak butuh uang lo."
  "Upahnya tiga permintaan."
  "Gila! Banyak banget! Lo cuma nganterin gue pulang doang anjir!"
 
  "Lo lupa, gue nolongin lo dari mantan lo tadi?"
Devi yang frustrasi dengan jawaban afan, lantas menjambak rambutnya sendiri dengan kesal.

  "Ya ampun, afann!! Jadi yang tadi juga pake upah?" Afan menggangguk dengan tampang polosnya, membuat devi ingin mencakar wajahnya saat ini juga.

  "Dua bukan tiga!" koreksi devi. Harusnya permintaannya hanya dua kan, tapi kenapa lebih satu?
 
   "Tiga dong. Pertama, gue nolongin lo dari mantan lo dan sukarela mengaku sebagai pacar lo. Kedua, gue bawa lo keluar dari tempat tadi. Ketiga-
 
   "Alah, udah setop!!" Afan langsung tersenyum manis di depan devi.
  "Yaudah buru, sebutin tiga-tiganya!"
Devi melebarkan matanya syok, membuat afan terkekeh lalu
 
   "Biasa aja dong matanya, oke, permintaan kedua sama ketiganya,
  "Cium kiri, kanan!" gue pikir-pikir dulu. Sekarang lo bayar dulu yang pertama.

   Devi menggangguk malas membuat afan jadi betah berlama-lama dengan cewek di sampingnya ini.
   "Yang pertama ini, ada dua poin."
   "Gila! Berarti empat dong permintaan lo!"

   "Lah, lo gak pernah sekolah emang? Soal esai kan ada tuh yang satu soal tapi anaknya banyak."
  "Ini bukan masalah soal esai, afann!!"
  "Terus soal hubungan kita?"

  "Botakmu!"
  "Gak usah komen deh! Ini bukan ajang pencarian bakat. Lo tinggal ikutin aja repot banget sih. Kalo cepet kan, lo bisa langsung masuk ke dalam."

  "Yaudah buru ah, lama".
   "Poin satu, follback IG gue. Poin dua," afan menunjuk-nunjuk pipi kanannya dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

   Devi langsung memukul kesal lengan afan. Benar feeling-nya kalau permintaan afan itu pasti yang aneh-aneh.

  "Buruan, cuma disuruh cium pipi doang marahnya kayak gue suruh cumin ketek gue aja."
    Lagi" , devi memukul keras lengan afan, "

   "Jijik banget gue nyium-nyium ketek lo!!" Afan terkekeh di atas motornya.
  "Buruan, gue itung sampe tiga nih!" lanjut afan dengan senyum yang tercetak jelas di wajahnya.

   Devi memejamkan matanya frustrasi dengan afan sudah tersenyum sambil menanti devi yang akan menciumnya.

   Devi pun menghela napas pelan, lalu mengecup singkat pipi kanan afan, permintaan afan.
   "Udah sana balik lo!!" usir devi.
   "Gak berasa, devv."

   "Pala lo! Udah sana balik!"
   Afan terkekeh saat menyadari pipi devi yang merona.
   "Bahagia banget lo nyium Ahmad afan khadafy. Sampe merah gitu pipinya," ucap afan sambil terkekeh lalu mengerlingkan matanya nakal.
  
   "Jangan lupa follback IG gue," ujar afan lalu memakai helmnya dan tak lama ia pergi meninggalkan devi yang masih berdebar tak karuan di depan gerbang rumahnya.

                                   ****

   Keesokan harinya sepulang sekolah, devi, caca, dan nayla berniat untuk mampir di sebuah pusat perbelanjaan yang tak jauh dari sekolahnya.
 
    Berhubung nayla yang hari ini membawa mobil barunya. Devi duduk di bangku depan samping nayla yang mengemudi.

   Sedangkan Caca duduk di bangku belakang. Suara musik dari penyanyi luar, Post Malone, Better Now, membuat tubuh ketiganya berguncang mengikuti irama.

   Sesekali mereka ikut bernyanyi. Tak lama, mereka pun sampai di tempat tujuan. Mereka berjalan beriringan menuju lantai atas, salon langganan caca.

    Karena saat ini mereka berencana untuk melakukan perawatan rambut dahulu, baru nongkrong cantik di salah satu kafe yang ada di sini.

   Setelah menghabiskan waktu dua jam di salon, kini mereka beralih ke kafe untuk mengisi perut mereka dengan beberapa makanan yang tersedia di sana.

    Devi yang mengantre memesan makanan dan minuman. Saat devi sedang mengantre sambil memainkan ponselnya, tiba-tiba seseorang menabraknya dari sisi kanan dan hal itu sampai membuat devi jatuh ke lantai.
  
   "Eh, sorry-sorry. Lo gak apa-apa, kan?" Orang yang menabrak devi membantunya memungut ponselnya, yang untungnya tidak kenapa- kenapa.

  Namun begitu, devi mendongak dan mendapati wajah afan,  ekspresinya langsung berubah malas.

  "Ah, gak di mana-mana gue ketemunya lo mulu!" Devi bangun dengan bantuan tangan afan yang terulur. Lantas, afan memegang tangannya erat.

Next? Vote and comen

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_
Ig : defan_cb

Jangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasi
  

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang