• API UNGGUN

1.7K 221 13
                                    

Afan menghela napas kasar, kemudian mengacak puncak kepala gadisnya. Hatinya masih memanas hanya karena pemandangan yang tak enak dipandang tadi, mampu membakar hatinya pagi-pagi begini. 
  
   "Ambil makannya dua, sekalian buat gue," titah afan dengan wajah datarnya, la hanya tidak ingin selama di sini mereka jadi perang dingin karena cemburu yang berlebihan darinya.

    "Kamu mau ke mana?"
    "Mau ke tenda. Ambil hape sekalian jemur handuk." Setelah itu, afan mencubit pelan pipi gadisnya, lalu pergi ke tendanya.

Devi masih mengantre sampai pada saatnya ia yang mendapat giliran untuk mengambil kotak makannya, bahunya terbentur keras
dengan sengaja.

Rara dengan kedua temannya tersenyum meremehkan ke arahnya.
 

   "Ups, sakit ya? Makanya jangan berdiri di tengah jalan dong! Gak sadar badan banget.

Dasar gendut bantet!" ujar rara yang disahuti tawa dari temannya di belakangnya.

Devi ingin sekali merobek mulutnya. Bisa-bisanya la dibilang gendut bantet? Rasa ingin menghajar mulut rara sangat besar saat ini.

Caca dan nayla yang berada di barisan depannya, mencegahnya untuk menyusul rara.

Devi hanya menghela napas, sebelum akhirnya ia mengambil kotak makannya dengan afan.
 
                                   ****

    "Ikut yuk!" ajak afan saat mereka selesai dengan sarapannya.
    "Ke mana?" tanya devi yang masih sibuk dengan pisang di tangannya.

   "Ke KUA" devi spontan terbatuk-batuk mendengar omongan ngawur dari kekasihnya.

    "Kalo ngomong enteng banget! Kayak gak punya dosa!"cibir devi.
     "Kenapa? Gak nyangka ya bakal nikah muda sama aku?" Afan sudah menaik turunkan alisnya menggoda.

   "B aja tuh. Emang mau ke mana?"
    "Jalan-jalan lah ke mana lagi coba."

    "Apaan sih? Orang hari ini udah mulai kegiatan juga," ingat devi.
 
   "Aku sama temen-temen mau bolos hehe, mending jalan-jalan dari pada ngikut acara gak jelas gini."

     "Eh bandel banget! Nanti kalo kamu gak tau jalan pulang gimana?" tanya devi dengan wajah seriusnya.

Kalau sampal afan nyasar di hutan dan tidak ditemul gimana dengan nasib hatinya nanti?
     "Aku kan sama temen-temen."

   "Misalnya temen-temen kamu juga lupa gimana? tanya devi lagi ia harus memastikan sesuatu dulu, untuk mengizinkan afan pergi.

   "Pake GPS-nya."
   "Kalo gak ada sinyal?"
   "Banyakan nanya! Mau ikut apa enggak?
   "Enggak deh, kamu aja. Aku sama Caca, nayla aja.

Tapi jangan jauh- jauh Nanti kalo dimakan Srigala, lo jadi manusia setengah srigala lagi." ujar devi dengan dramanya.
    "Kan gue emang GGS."

   "Ganteng-ganteng sinting, lo mah Udah gak mau tau, lo gak boleh sampe kenapa-napa Janji?"

   "ya, yaudah kalo aku sama temen-temen ditanyain guru kamu bilang aja gak tau. Jangan nakal, ikutin perintah guru biar gak kenapa-napa!" titah afan.

Bagaimanapun juga, keselamatan devi nomor satu untuknya.
    "ya, ini kaya aku anak kecil aja yang gampang ilang?"

    "Lo kan lemot. Daya ingetnya cetek. Siapa tau lo lupa jalan balik ke tenda." Devi lantas memukul paha afan kesal.

     "Gak usah nyumpahin Siapa yang nyumpahin? Yaudah pokonya inget pesen-pesen gue. Kalo ada apa-apa langsung telepon gue.

Kalo gak dapet sinyal teriak aja sampe pingsan devi sudah menatapnya dengan wajah melongonya.

    "Gila! Bisa dimakan srigala hutan gue kalo sampe pingsan." Afan terkekeh mendengar jawaban gadisnya.

Setelah itu, ia berpamitan pada gadisnya, kemudian mengendap-endap keluar dari perkemahan bersama valen, hasby dan juga eby.

Mereka terus saja berjalan dengan eby yang mengikat tali di beberapa pohon yang mereka lewati, sebagai petunjuk jalan pulang.

   Setelah beberapa menit mereka berjalan, mereka menemukan jalan setapak dengan cahaya matahari yang menerangi jalan tersebut.

   "Wah, kayanya kita nemu tempat berlibur nih," ujar hasby berlari kejalan setapak itu.
    "Coba ikutin jalannya, siapa tau nemu harta karun," balas eby.

  "Lo kata kita lagi main bajak laut?!" Afan menoyor kepala eby.
   "Yailah, maksud gue harta karun tuh ya, kaya misalnya cewek-cewek lagi mandi di kali gitu,"

balas eby sambil mengikat ranting pohon di sebelahnya dengan tali petunjuk pulang nantinya.
    "Lo kata kita lagi main cerita maling kutang?!" Valen ikut menoyor kepala eby kesal.

   "Lo yang maling kutang, setan!" kesal eby. Setelah memastikan jalan setapak yang disinari cahaya matahari,

mereka terus melanjutkan perjalanan menyusuri jalan setapak itu yang entah membawa mereka ke mana.

                                     ****

Tak terasa, sudah dua malam seluruh murid SMA ANGKASA menjalani kegiatan kamping.

Sebelum kembali ke Jakarta, para anggota perkemahan mengisi malam ini dengan acara api unggun.

Kayu kering yang sudah ditumpuk membentuk segitiga dengan diameter besar, sudah terpampang rapi di lapangan luas dekat tenda.

Acara api unggun dimulai pukul sembilan malam sampai pukul dua belas malam.

Sebelum acara dimulai, para murid memiliki jadwal makan malam bersama di posko para guru pembina.

Tenda tempat makan malam ini memang dirancang sesederhana mungkin. Hanya tenda besar dan panjang, tanpa pintu di ujung kanan dan kirinya,

dengan alas yang hanya ditutupi dengan tikar plastik.
devi baru sampai di posko tempat makan, ia hanya sendirian karena Caca dan nayla sudah pergi lebih dulu.

   "Kamu kok di sini?" tanya devi terkejut, saat afan tau-tau sudah bergabung bersamanya sambil membawa nampan berisi makanan.

   "Emang harusnya di mana?" tanya afan dengan wajah bingungnya.

Next? Vote and comen

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_
Ig : defan_cb

Jangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasii

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang