"Ish! Bawel banget ganggu konsentrasi gue aja!" Devi tetap sibuk mengoclok dadu dalam ember kecil di dalam genggaman tangannya itu.
Sampai dua buah dadu keluar dari ember kecil yang dikepalnya.
Devi tengah sibuk bermain monopoli milik Raffa.
Afan hanya menggelengkan kepalanya heran sampai seserius itu gadisnya
sampaikan permainan yang bahkan sejak dia masih di taman kanak-kanak sudah memainkannya.
"Kaya ngerti aja main Monopoli," ejek afan.
"Ngerti lah, mainan yang berhubungan sama duit mah gue ngerti- ngerti aja," sahut devi sambil memelototi afan."Biasa dong matanya! Colok juga, nih. Buka mulutnya coba!" Afan menyuapi cup cake ke mulut devi.
"Gak ada romantis-romantisnya banget sih jadi pacar?"
"Bawel!" Afan langsung memasukkan paksa cup cake tersebut ke di mulut devi.Devi memukul pelan lengan afan, lalu mengunyah kuenya.
"Gak bisa apa lembut sama gue?!"
"Lo kalo dilembutin suka ngelunjak," sahut afan asal."Ngajak perang lagi Bang?"
"Hehehe, iya, iya canda elah!"
"Udah jangan ganggu ah, lagi seru nih."
"Ck, bukannya belajar buat Senin UAS.""Nanti lagi seru. Aku dapet kartu bebas penjara dong," ujar devi bangga.
"Aku dapet kartu bebas penjara dong," balas afan dengan menirukan nada bicara devi.
"Belom pernah gue tabok lo?!"
"Uuuu, dielus aja, Sayang," ujar afan sambil mencondongkan kepalanya."Udah ah Sanaa!" Afan terkekeh.
"Udahan mainnya! Inget perjanjian ke sini mau belajar ya bukan main!"ia lalu merampas paksa mainan yang sedang devi mainkan.
"Et lagi seru itu! Gue udah punya Amerika sama Australia!"Devi berniat merebut mainannya kembali, tapi afan tetap menahannya.
"Belajar sekarang! Nanti malam kan lo mau temenin gue futsal," ujar afan membereskan uang mainan di dekat devi.
"Kesambet apaan sih lo, biasanya malah lo yang gak mau belajar?"
"Gue gak belajar pun nilai gue tetep bagus karena gue pinter. Coba lo?
Otak bebel gitu masih aja gak mau belajar? Mau jadi apa anak- anak gue nanti kalo ibunya bego kayak lo!"
ujar afan santai sambil membereskan bekas mainan devi.
"Yaudah sana pacaran aja sama rara!" balas devi sengit.
"Udah! Makin ngaco lo ngomongnya. Belajar sini!"
Afan menepuk sofa kosong di sebelahnya, memberi isyarat agar devi mendekat.
Devi menghela napas kasar, lalu berjalan angkuh menghampiri afan.
"Padahal besok libur ngapain coba disuruh belajar gini hari!"
ujar devi mendaratkan bokongnya di sofa sebelah afan.
"Justru karena besok libur, gue tau lo gak bakal buka buku sebelum malam senin mendekati UAS."
Afan mulai membuka ransel milik devi, ia mencari buku yang akan dipelajari devi sore ini.
Saat menemukan bukunya, ia mengambilnya lalu membuka setiap halaman yang penuh dengan coretan tinta hitam itu.
"Biar gini, gue rajin nyatet ya!" ujar devi seakan mengerti akan rasa heran yang tercetak di wajah afan.
"Bagus! Kalo udah bego terus males, gue bakal kasih les privat buat lo!""Apaan sih? Gak mau pake les segala!"
"Les privat juga gurunya gue! Lo pikir siapa emang?""Oh kirain beneran mau nyewa guru. Lagian percuma juga belajar sama lo, gue gak bakal fokus," jawab devi.
"Kenapa?" tanya afan.
"Gue pasti gak akan bisa fokus ke buku kalo disandingin sama lo."Afan tersenyum geleng-geleng kepala, ada saja balasan dari gadisnya ini.
"Sa'ae lo, Kang Cilor!"
"Tapi demi kenaikan kelas ini, kayanya gue harus belajar giat deh selama ulangan.Biar bisa sejajar kalo bersanding sama lo."
"Giatnya jangan selama ulangan doang dong! Tiap hari harus belajar.""Kenapa harus belajar? Kalo mencintai lo itu semudah gue bernapas?" Afan mencubit hidung devi gemas.
"Kok kebalik sih Maemunah! Ngapa jadi gue yang digombalin lo?!"
"Abis gue gak pernah digombalin sih sama lo!"
"Oh, kode nih ceritanya?"Next? Vote and comen
Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_
Ig : defan_cbJangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasi
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFAN COUPLE GOALS
Teen Fiction*PROLOG* Perkenalkan , Ahmad afan khadafy dan Serli Artika sridevi , sepasang kekasih yang sering dijuluki couple goalsnya di SMK ANGKASA. Gaya pacaran mereka yang unik sering membuat orang orang disekitarnya merasa iri. Terutama para siswi SMK...