• PROM NIGHT

962 111 7
                                    

   "Fan, ga bisa dibuka." Afan yang baru saja melepas helm miliknya, lantas menengok ke

sampingnya di mana devi sudah berdiri dengan helm yang masih di kepalanya.

   "Emang udah mulai rusak ini, suka macet sendiri." Afan berusaha membuka pengait helm devi.

Tak lama, helm itu pun bisa lepas dari kepalanya. Mereka masuk ke dalam rumah devi dengan devi

yang menggandeng tangan afan Di sana sudah ada Haikal, mama devi dengan suaminya,

papa devi dengan istrinya dan tiga orang lagi yang tampak asing di mata devi. Mereka

langsung menyalimi semua orang di ruang keluarga, kemudian mereka duduk beriringan di depan papa devi dan istrinya.

  "Ini ada apa kok mendadak kumpul? Kangen sama devi, ya?"

goda devi melirik mama dan papanya. Papanya hanya terkekeh, sedangkan mamanya
tersenyum menggangguk membenarkan ucapan devi.

   "Oh ya, Dek, kenalin ini Om Fatir sama Tante salma dan ini Kak Mala, calon istri abang.

Devi membelalakkan matanya kaget. la menatap haikal dengan pandangan menuntut penjelasan. Haikal terkekeh lalu menjulurkan lidahnya.

   "Kalo Bang Haikal nikah aku gimana?" tanya devi.

   "Gue tau lo terlalu cinta sama gue, makanya gak ikhlas kan gue tinggal nikah?" goda haikal.

   "Ih, resek! Papa, Mama, emang Kak mala mau sama bang haikal yang Jelek itu?"

Suara tawa langsung mengisi ruangan ini kecuali haikal yang sudah sibuk menggerutu dalam

hatinya. Adiknya ini kenapa sih harus menjelekkan dirinya di depan Mala?

   "Kak Mala mau sama Bang haikal? Aku kasih tau ya, Bang haikal itu-"

ucapan devi terhenti saat haikal melempar bantalan sofa tepat mengenai wajahnya. Afan dan mala sudah

terkekeh melihat kelakuan abang-adik ini. Mama devi sudah memarahi Haikal dan devi yang bertengkar di depan tamu.

   "Ma, nyebelin tuh Bang haikal," adu devi tak terima.

   "Makanya mulut lo jangan bawell," devi mendelik sebal.

Mereka kini mulai membahas tentang pernikahan Haikal yang akan di adakan tiga

bulan lagi. Devi hanya mendengarkan tanpa ikut berkomentar. Pikirannya berkelana akan

hari-harinya tanpa haikal nantinya. Ya walaupun haikal memang jarang menemaninya,

tapi kan tetap saja. Devi bergantung padanya sampai saat ini.

   "Kamu mau pulang?" tanya devi saat melihat afan mengenakan Jaketnya.

Saat ini, mereka tengah berada di balkon kamar devi. Keluarga calon istri haikal sudah pulang

setelah selesai makan malam bersama. Dan sekarang sudah hampir larut malam, semuanya

sudah kembali pada kegiatannya masing-masing.
Papa devi menginap di hotel bersama Istrinya

karena tak enak hati, jika berada di rumah yang sama dengan mantan istrinya. Sedangkan mama

devi, tidur di rumah ini.Rumahnya sudah sepi, mungkin sudah pada tidur. Afan yang dari tadi

menemani devi di balkon kamarnya, lantas bergegas pulang karena jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam.

   "Iya," jawab afan sambil meresleting jaketnya.

   "Nginep aja. Udah malem tau, nanti tidurnya di kamar Bang haikal,"

   "Coba ditawarinnya tidur di kamar kamu, aku pasti iyain langsung." goda afan.

   "Mending tidur di dapur sana!" ledek devi.

   "Asal ditemenin kamu sih gak apa-apa."

   "Yeee, dasar! Eh, Bang haikal udah ada omongan mau nikah, kita kapan?

goda devi membuat afan menoleh padanya saat ia tengah memakai ranselnya.

   "Kamu udah siap jadi nyonya Khadafy?"

  "Siap seribu persen!" ujar devi dengan yakin. Afan terkekeh lalu memeluk tubuh devi sebelum ia keluar dari dalam kamar.

   "Beneran?"

   "Hehehe aku becanda kok. Tapi kalo kamu ngajak serius, aku dua kali seriusnya."

Devi terkekeh lalu memeluk tubuh afan dengan sangat erat.

   "Tunggu tanggal mainnya ya bogell" afan mengecup kening devi singkat. Wajah devi sudah

cemberut karena dipanggil bogel sama afan. Walaupun nyatanya devi memang pendek.

                                          ****

Acara prom night dilakukan di aula hotel yang telah disewa oleh pihak sekolah. Akhirnya acara

kelulusan yang ditunggu-tunggu datang juga. Dress code yang sudah ditentukan pihak sekolah,

yaitu jas untuk murid laki-laki dan dress untuk murid perempuan. Afan telah siap dengan jas

hitamnya, sedangkan devi malam ini juga telah mengenakan dress panjang tanpa lengan.

Dress itu merupakan pemberian mamanya. Di bagian kaki kanannya, terbelah sampai atas

lututnya. Mereka kini ada di dalam mobil menuju hotel tempat prom night diselenggarakan.

   "Kenapa pake dress kurang bahan gitu sih?" tanya afan.

Devi yang sibuk berkaca di layar ponselnya kini menoleh dengan kening yang berkerut.

   "Katanya aku cantik malam ini. Gimana sih?

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang