• BOSAN

1.7K 235 13
                                    

   Rasa bosan menghampirinya, ia memilih untuk turun ke bawah. Melihat apa ada yang bisa dijadikan untuk mengganjal perutnya sesaat yang kelaparan ini.

  Sesampainya di dapur ia hanya menemukan beberapa makanan ringan di kulkasnya. Devi mangambilnya lalu memakannya sambil menonton TV.

Satu jam kemudian, suara bel terdengar di telinganya. Devi lantas bangkit dari duduknya, setengah berlari menuju pintu rumah.

Setelah pintu dibuka, terlihat afan tengah berdiri dengan membawa sebuket bunga di tangannya.

   "Dih? Ada angin apa nih tumben bawa bunga?" ujar devi sambil tersenyum.
 
  "Bunga yang cantik untuk pacarku yang cantik!" balas afan tersenyum lebar.

Devi mengambil bunganya, lalu memukul kepala afan dengan bucket bunga di tangannya.

    "Gomball" ujarnya dengan tersenyum malu-malu. Afan lantas menariknya masuk ke dalam pelukannya. Devi sedikit terkejut lantas membalas pelukannya.

     "Aku hampir mati karena nahan kangen sama kamu," ujar afan berbisik di telinga devi, lalu mengecup pipinya singkat.

    "Genit banget!" ujar devi, mendorong afan masuk ke dalam rumahnya.

    "Aku punya sesuatu buat kamu," ujar afan ketika bokongnya menduduki sofa di ruang tamu.
    "Apa?"

    "Bisa tebak?" goda afan dengan mengedipkan sebelah matanya.

     "Aku tau. Pasti baju kotor, kan?" ujar devi dengan santainya. Biasanya orang yang habis berlibur kalau diminta oleh-oleh pasti jawabannya baju kotor. Afan lantas menjitak kepala gadisnya.

    "Liburan malah makin bebel otaknya!" ujar afan gemas dengan gadisnya yang lemot ini.

Devi mengerucutkan bibirnya, kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
     "Terus apa dong?" tanyanya semakin bingung.

    "Putar badan. Hadap belakang, cepet!" perintahnya, lalu setelah itu la mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya, lalu mengaitkannya di leher devi.

Setelah kalungnya terpasang, devi menghadap afan lagi sambil melihat dan memegang kalung pemberian dari kekasihnya itu.

Kalung itu agak pendek talinya. Sehingga rasanya seperti siap mencekik leher devi.

Di tengah-tengahnya terdapat liontin memanjang ke samping berbentuk daun dengan rantingnya.

Sangat cantik di leher devi yang putih.
     "Apa gak kekecilan?" tanya devi. Tangannya masih memegang kalung pemberian afan.
 
    "Aku sengaja nyari yang kecil gitu."
kening devi tampak mengerut bingung.
     "Mengapa?"

     "Ini kalung yang aku pesan khusus untukmu. Jadi kalau kamu genit di luar sana, kalung itu akan mencekikmu.

Sebagai peringatan kalau kamu mulai nakal, kamu akan dicekik," jelas afan. Tentu tidak seperti itu.

   "Mana bisa oneng?!" tanya devi sambil terkekeh. Tangannya sudah mendorong wajah afan menjauh darinya.

    "Bisa lah, ini kan kalung mewakili perasaan aku." Devi hanya menggangguk saja.

Malas mendebatkan masalah kalung yang afan jelaskan tadi.

   "Oh jadi maksud kamu, kamu sengaja beli kalung yang kecil biar bisa cekek aku kalo aku nakal begitu?"

   "Pinter!" Afan mengelus puncak kepala devi.
    "Oke juga alasannya. Kalungnya bagus, aku suka. Makasih ya cintaku!"

    "Cuma makasih doang?"
    "Terus apa?"
     "You know what i mean..." Afan tersenyum menggoda.

    "Dasar!" Devi hanya menggoda afan. la sudah memajukan wajahnya untuk mendekat ke arah afan.

Saat wajahnya terkikis jarak hanya lima senti, devi sudah memejamkan matanya.

Tapi setelah itu, suara kentut terdengar kencang di telinga keduanya. Devi tertawa terbahak-bahak lalu pergi dari hadapan afan saat itu juga.
    "Deviii Jorok banget sih jadi cewek!!

                                   ****

   "Kok lo makin gendut sih?" tanya afan yang dari tadi memperhatikan gadisnya makan dengan lahap.

Saat ini mereka tengah berada di tempat makan siap saji yang tak jauh dari rumah devi.
   "Emang iya?" tanya devi balik.

   "ya tau. Udah gendut, bogel lagi!"
   "Anjir? Lo mau gantiin posisi steak-nya?" tunjuk devi ke piring di hadapannya, sambil memotong daging dengan pisaunya.

    "Hehe, galak banget sih!" Afan hanya tersenyum kikuk di depan devi.
    "Gak usah macem-macem makanya item!"

   "Siapa yang item?!" alis afan mengerut bingung.
   "Anaknya bunda Karin yang pertama."devi menjawabnya dengan sangat santai.

Saking santainya, afan ingin menyumpal semua steak di piring devi langsung ke mulutnya.

    "Gue item juga tetep ganteng ya!" ujarnya membanggakan diri. Dengan tangannya yang bebas menyisir rambutnya sendiri.

    "Serah ya, fann,"
   "Tapi lo makin seksi kalo gendutan gini" balas Reynald mengedipkan

matanya sebelah. "Mata lo mau gue congkel?!" tunjuk devi dengan garpu di tangannya ke mata afan.

"Buset mau masuk berita? Seorang pacar tega menganiaya pacarnya sendiri? wajah afan sudah sangat lucu di mata devi.

Lagipula devi tidak akan mampu untuk menyakiti cowok di depannya ini.

"Gue gak sekejam itu ya!"

"Gue perhatiin dari pas gue di Bali, lo mulai songong kek-nya ya. Ngomongnya 'gue-lo' terus?!"

Next? Vote and comen

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_
Ig : defan_cb

Jangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang