• CORET CORETAN

1K 105 3
                                    

Sepanjang perjalanan pulang, afan menceritakan dari awal kenapa bisa afan melamarnya

setelah acara kelulusan yang baru saja mereka laksanakan , Padahal devi menggoda afan saja

untuk cepat-cepat menikahinya, tak tahunya devi benar-benar di lamar saat malam kelulusan.

Sewaktu pulang coret-coretan selesai ujian kelulusan, afan  ikut bergabung di ruang

keluarga bersama keluarga mala, calon istri haikal. Selesai makan malam, afan diajak

mengobrol sebentar dengan papa devi di halaman belakang. Di sana raka, papa devi,

menanyakan perihal hubungan devi dan afan. Papa Devi menitipkan devi pada afan saat

haikal sudah berkeluarga nantinya. Karena ucapan devi saat di ruang keluarga tadi, terus

terngiang mengusik Raka. la tahu kalau devi sangat bergantung pada haikal , pasti sulit untuk

devi melepaskan haikal yang akan menikah dengan mala. Karena nantinya devi akan tinggal

sendiri di rumah sebesar ini. Raka pun akhirnya menanyakan pada afan apakah afan mau

menikahi devi dan menjaga devi. Meski afan kaget saat ditanyakan seperti itu. la ingin sekali

menjawab 'mau' Tapi, afan ragu mengingat mereka yang baru lulus sekolah, tapi hatinya

juga menetap ingin menjaga dan melindungi devi semampu yang ia bisa. Alasan utama raka ingin

afan menikah dengan devi, karena raka percaya afan mampu menjaga dan menyayangi devi

menggantikan posisinya. Dengan segala bayangan akan wajah devi dan rasa cintanya

yang dalam untuk devi , afan menyanggupi permintaan raka. Tetapi, ia harus izin terlebih

dahulu dengan ayah dan bundanya. Setelah itu, ia akan melamar devi dengan romantis yang

diinginkan devi sejak dulu. Saat afan menceritakan pada kedua orangtuanya, ayah dan

bundanya langsung menyetujui permintaan afan. Ralat, Karin lah yang lebih bersemangat,

sedangkan Tama hanya mengikuti kata istrinya saja. Karin memang ingin melamar devi untuk

afan , tapi nanti saat usia afan dua puluh tiga tahun. Berhubung papa devi yang memberinya

lampu hijau, jadinya Karin langsung mengiyakan. Lebih cepat lebih baik. Afan

berjanji  pada raka , ayah dan bundanya untuk selalu menjaga devi dan pastinya tetap

malanjutkan kuliahnya, walaupun mereka sudah menikah nantinya.

                                         ****

Selesai acara pernikahannya, afan dan Devi duduk bersama menikmati makan malamnya.

Para undangan sudah hampir semuanya pulang. Dan, acara pernikahan mereka digelar di Bali, atas usul papa devi.

   "Kenapa?" tanya afan saat devi sibuk memijat kaki kirinya.

Afan kemudian berdiri dari duduknya, ia berjongkok di samping devi.

Tangannya menekan betis kiri devi. Keras , Itu yang afan rasakan.

   "Ini betis apa talas Bogor?" ejek afan. Devi hanya memanyunkan bibirnya, kesal karena dihina Sang Suami.

   "Gak usah resek!" Devi menjauhkan tangan afan dari kakinya.

   "Ambekan banget! Sini!" Afan duduk di kursi kosong samping devi,

tangannya mengangkat kaki kiri devi untuk ia taruh di atas pahanya. Tangan afan dengan lihai memijat kaki devi.

   "Sakit fann , pelan-pelan ih," rengek devi.

   "Lagian pake sepatu tinggi bener. Pendek mah, pendek aja!"

   "Ih, orang disediainnya sepatu itu. Lagian kamunya aja tinggi banget. padahal aku udah pake heels 7 cm tapi tetep aja tinggian kamu."

   "Terus gimana ini kakinya? Gue gak mau ya cuma gara-gara betis lo pegel, terus jatah malam pertama gue gak ada"

devi memelototkan matanya syok Saat lelah seperti ini, masih sempat-sempatnya minta jatah?

Devi ingin mencekik leher cowok di depannya ini rasanya.

  "Ck! Tau ah" devi bangun dari duduknya, ia berniat untuk pergi ke kamarnya saja karena

merasa sangat lelah, ditambah omongan afan yang tak ber-faedah itu membuatnya naik darah.

   "Mau ke mana?" tanya afan. Devi tidak menjawabnya, la terus saja berjalan dengan menenteng sepatunya.

Acara pernikahan mereka diadakan di ballroom hotel salah satu milik Papa devi. Afan yang

merasa kasihan dengan cara berjalan gadisnya, lantas langsung berlari mengejarnya. Tanpa

aba-aba, afan langsung mengangkat tubuh Devi. Devi terpekik tertahan karena merasa tubuhnya yang melayang dalam gendongan afan.

   "Jangan dipaksa jalan terus. Nanti aku telepon bunda buat datengin tukang urut" devi hanya menyandarkan kepalanya di dada afan.

   "Gak mau ah, sakit tau."

   "Dari pada gak bisa tidur nanti?"

Mereka pun menaiki lift hingga ke lantai lima belas.Saat sampai di dalam kamarnya, aroma

bunga mawar merah menyambut kedatangan mereka. Afan menidurkan Devi di ranjangnya

yang sudah ditabur kelopak bunga mawar. Devi yang melihat dekorasi kamarnya khas pengantin

baru, jantungnya berdegup sangat kencang. Ini bukan pertama kalinya ia berada di kamar

yang sama dengan afan , tapi posisinya saat ini berbeda.

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_

Next ?

Jangan lupa ikuti akun ini
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang