• STORY

1.6K 236 13
                                    

  "Iya enggak, kok. Kamu lagi di mana? Kok berisik banget?" Ucap devi. Lagipula, afan di Bali. Mana bisa ia mengetahui devi yang memakai hotpans.

  "Lagi nongkrong di luar. Nanti pas di hotel aku telepon lagi ya."

    "Yaudah, jaga pergaulan di sana," ingat devi. Ia tidak ingin afan- nya sampai salah pergaulan di sana.

Namanya juga cowok, kalau sudah kumpul sama teman-temannya bisa saja khilaf.

   "ya. Lovyu ganteng!" Afan selalu mengakhiri teleponnya dengan memanggilnya 'ganteng padahal devi kan cewek.

    "Lovyutu cantik," balas devi menyamakan panggilannya seperti afan. Telepon pun terputus.

Dan tak lama, suara kelakson mobil terdengar di depan rumahnya. Devi keluar rumah, tak lupa ia mengunci semua pintu dan jendela.

Lalu melihat mobil caca terparkir di depan gerbang rumahnya. Ya, caca menjemputnya untuk menginap di rumah nayla.

Devi juga sudah bilang ke afan kalau malam ini, ia akan menginap di rumah Nayla bersama caca.

Selesai dengan barang bawaan devi yang ikut tersusun di bagasi mobil caca, mereka kini mulai meninggalkan pekarangan rumah devi.

                                     ****

Saat ini, afan dan devi tengah bercengkerama lewat telepon. Padahal jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

Sudah menjadi kebiasaan bagi mereka berdua, teleponan sebelum tidur. Apalagi kondisi mereka yang saling berjauhan saat ini.

  "Besok jam enam pagi bangunin, ya." Afan kini sudah duduk di bangku pinggir balkon sambil menikmati pemandangan malam hari kota Denpasar.

    "Tumben. Kenapa?" Belum apa-apa devi sudah rindu dengan kekasihnya itu, la berharap semoga obrolannya malam ini panjang sampai subuh, seperti biasa yang mereka lakukan di rumah.
 
   "Aku check-out jam tujuh."
     "Dih? , Terus mau tidur di mana lagi?"
    "Rencananya kita mau nyewa resort biar bisa satu rumah, kalo di hotel gini kamarnya pisah-pisah."

Memang kalau pergi berlibur itu, paling nikmat kalau satu resort. Agar kekeluargaannya lebih terasa dari pada menginap di hotel.

   "Oh gitu. Yaudah nanti pagi aku telepon." Dan mereka bertelepon hampir tiga jam lamanya.

Kalau bukan karena kelelahan, mungkin afan bisa teleponan sampai subuh nanti. Devi yang mengerti kekasihnya lelah, ia hanya bisa menyuruhnya untuk istirahat. 
  
   "Jangan dimatiin, Sayang, nanti tunggu aku pules dulu ya baru dimation." Devi hanya menjawab ya' di seberang sana.

Afan dan devi tengah bercerita apa saja untuk mengisi percakapannya di telepon. Afan yang sudah mengantuk lantas hanya mendengarkan gadisnya bercerita.

Seperti dongeng baginya, hingga tak lama afan benar-benar tertidur pulas. Devi yang mengetahui afan sudah tidur, lantas mematikan sambungan teleponnya.

Devi melihat jam di ponselnya, sudah hampir subuh. Caca dan nayla juga sudah tidur dari tadi, devi lantas membuka aplikasi whatsapp-nya

kemudian mengetik beberapa pesan untuk afan. Lalu ia bergegas untuk menyusul sahabatnya ke alam mimpi.

                                   ****

Afan bersama teman-temannya saat ini tengah berjalan menikmati pemandangan baru di dekat Resort tempatnya menginap.

Mereka tak habisnya mengagumi pemandangan di dekat sana. Sesuai dengan keinginan mereka, Resort yang mereka inginkan letaknya strategis dari berbagai tempat wisata lainnya.

   "Anjir, seger bener mata gue kemari," ujar risky senyum-senyum sendiri melihat pemandangan di depannya.

  "Ini baru namanya hidup!" timpal Angga langsung berlari menceburkan dirinya di pantai.

Ya! Saat ini mereka tengah berada di pantai yang tak jauh dari resort tempat tinggalnya yang baru. Di pantai ini juga, mereka melihat banyak wisatawan asing yang hanya mengenakan bikini.

Dari yang tubuhnya kurus sampai yang gemuk juga ada.
   "Cantik noh, ajak kenalan yuk!" ajak hasby pada teman-temannya.

  "Body-nya coy beuh, kek gitar Spanyol," timpal raka Kepalanya sudah geleng-geleng memandang cewek yang dimaksudnya itu.

   "Heh mata woy, mata!" ucap risky sambil menyambit Raka dengan handuk kecilnya.
   "Boleh juga tuh, gue ajak kenalan ah!" sambar afan yang membuat yang lainnya geleng-geleng kepala.

Mereka pun mulai bermain di pantai. Ada yang menyewa motor boat untuk balapan, ada yang bermain voli,

atau hanya duduk-duduk saja sambil meminum air kelapa langsung dari batoknya seperti yang dilakukan risky.

Namun, hasby punya agenda sendiri, ia sibuk merekam pemandangan sekelilingnya untuk ia unggah di akun Instagram miliknya.

la senang mengabadikan momen bersama teman-temannya, tak terkecuali ia merekam afan yang sedang berbicara dengan seorang bule cantik yang tadi mereka bicarakan.

Devi, Caca, dan nayla tengah merapikan barang-barangnya setelah selesai berkeliling di sekitar vila.

Mereka baru saja sampai di Bandung dan langsung kepo dengan vila nayla yang sangat nyaman ini.

Mereka juga sepakat akan memakai satu kamar untuk mereka bertiga.

Saat kamar mereka sudah tertata rapi kembali, mereka merebahkan tubuhnya di ranjang sambil memainkan ponselnya.

Devi tengah menunggu afan untuk meneleponnya. Biasanya la akan menelepon saat jam makan siang seperti ini.

Tapi ini sudah hampir pukul satu, belum juga ada kabar. Mungkin afan masih asyik berkeliling bersama teman-temannya, pikirnya.

Mengusir rasa bosan, devi membuka aplikasi Instagram miliknya. Menonton story orang di sana. Sampai matanya terbuka lebar saat ia melihat.
    

Next? Vote and comen

Penulis cerita
Ig : chelseamelaniputri_
Ig : defan_cb

Jangan lupa ikuti
Minimal sesudah baca vote makasi

DEFAN COUPLE GOALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang