A/N : Ada perubahan di bagian ini
{Selamat Membaca}
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡSetelah seminggu, akhirnya Chandra sadarkan diri. Namun anak itu hanya termenung, karena merasakan pergerakannya yang terbatas karena gips di lehernya dan infusan menancap di tangan kirinya.
"Bangㅡ akit... hiks," isaknya.
Mahen berusaha untuk tersenyum, "sembuh... Chandra pasti sembuh!" Mahen mengusap kepala Chandra hingga adiknya itu terlelap.
Tok tok
"Om Jodi," ujar Mahen senang, anak itu sudah banyak berjalan-jalan di area ruang inap. Mengingat hanya tangan kirinya yang terluka parah dan sedikit luka di pelipis. Jadi, dirinya paling cepat pulih. Bahkan infusannya sudah dilepas 2 hari kemarin.
"Bunda kamu mana?" tanya Jodi.
"Bunda lagi ke kamar mandi, sebentar ya om...," ucap Mahen sembari menyuruh Jodi untuk duduk di sofa.
"Loh Jodi, ada apa?" tanya Arisa yang baru keluar dari kamar mandi.
"Ada yang perlu dokter bicarain perihal anak-anak, kamu sebagai orang tuanya berhak tahu," kata Jodi. Arisa mengangguk, ia dibantu Jodi untuk mendorong kursi rodanya menuju ruang dokter.
Arisa menarik napasnya sebelum masuk ke ruangan itu.
"Halo, nyonya Arisa... perkenalkan saya dokter Nur, salah satu dokter anak yang menangani kedua putra anda. Setelah beberapa pemeriksaan lebih lanjut, syukurlah tidak ada luka serius yang bisa membuatnya mengalami kecacatan. Namun, psikisnya sedikit terguncang karena kejadian tersebut." jelas dokter Nur.
"Trauma? Tapi Chandra baru berusia 2 tahun dok..."
Dokter Nur mengangguk kecil, "meski usianya baru 2 tahun, tapi ingatannya tetap ada terutama pada hal yang mungkin membuat trauma. Pada beberapa kasus bahkan ada seorang bayi yang memiliki trauma karena di usia saat itulah mereka lebih peka terhadap sesuatu."
Arisa hanya orang awam yang hanya tahu jika bayi hingga usia 3 tahun memiliki ingatan jangka pendek. Tapi mengetahui hal ini dari dokter Nur, Arisa bisa lebih mengerti tentang anak-anaknya.
"Apa ada penanganannya dok?" tanya Arisa.
"Tentu ada, salah satunya adalah melakukan terapi dengan psikologi. Selain itu dukungan kuat dari kedua orang tua juga sangat diperlukan, dengan begitu perlahan trauma yang dialami bisa berangsur pulih," jawab Dokter Nur.
"Kita lakukan itu dok," ujar Arisa dengan yakin.
➢➢➢➢➢
"Makasih banyak Jo... maaf udah banyak ngerepotin kamu selama beberapa hari ini," ucap Arisa setelah keluar dari ruang dokter.
"Ga masalah, Bima udah kaya sodara aku sendiri... oh ya, udah ada perkembangan dari kondisinya?"
Arisa menggeleng, "seperti yang pernah kamu jelasin tempo hari. Karena benturan itu yang membuat pembuluh darahnya pecah, Bima dinyatakan koma."
Jodi berniat mengusap bahu Arisa, tapi harus terhenti karena petugas medis yang berlari ke arah ruang ICU tempat Bima mendapat perawatan intensif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Bunda
Teen Fiction-tamat- [ nct lokal : Mark, Chenle, Jisung ft. Irene (RV) ] Dari Bunda untuk Abang, Kakak dan Adek. [ꜱᴛᴀʀᴛ : 20 Januari 2023 ᴇɴᴅ : 10 Agustus 2023] ©Rrantomato