{Selamat Membaca}
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡMahen tersenyum kecil sembari menatap piala yang dulu sempat ia lempar. Tapi kini, piala itu terpampang jelas di lemari meski dengan bekas retakan di beberapa bagian. Kejadian 3 tahun silam, dimana dirinya kehilangan kontrol dan berakhir menyakiti sang bunda dengan ucapan dan sikapnya. Sampai saat ini, Mahen masih menyimpan penyesalan meski ia sudah meminta maaf pada bundanya.
3 tahun yang lalu...
Semenjak kejadian dimana Mahen meluapkan emosinya. Arisa berusaha keras untuk tidak terlihat pilih kasih. Ia juga berusaha untuk bisa adil pada ketiga putranya.
Mahen menatap Arisa dengan sendu, ia masih mengacuhkan wanita yang sudah melahirkannya. Ego nya masih setinggi langit, tapi perasaan dia hatinya terus berontak dan merasa tidak enak pada sang bunda.
Sepulang sekolah tadi ia melihat Arisa yang tertidur sangat nyenyak di samping Jian yang juga tertidur.
"Bang..." Mahen menoleh, mendapati Chandra yang menarik-narik tas sekolahnya.
"Kenapa?" Mahen mendudukan dirinya di samping sang adik.
"Nangis tadi buna," ujar Chandra.
"Bunda? Nangis?"
Chandra mengangguk, lalu ia meletakkan telunjuknya di bibir Mahen.
"Halasia...," bisiknya pada sang abang.
Mahen terkekeh, "Rahasia, Chan..."
Chandra hanya menyengir kuda menatap sang kakak.
"Oh... abang udah pulang? Maaf tadi bunda ketiduran astaga. Bentar ya, bunda bikin dulu makanan. Abang ganti baju dulu gih," ucap Arisa.
"Bun," langkah wanita itu terhenti karena Mahen menahannya.
"Iya?"
"Abang... minta maaf, buat kejadian waktu itu. Harusnya abang ga kaya gitu, bunda ga salah. Abang yang salah, harusnya abang bisa lebih dewasa. Abang harusnya ngerti kalau bunda pasti capek ngurus semuanya. Tapi abang malah-
Mahen terdiam saat Arisa memeluknya, disisi lain ia memang sedih karena kejadian itu. Tapi disisi lain, akhirnya ia bisa mengerti perasaan putra sulungnya.
"Tanpa abang minta maaf, bunda udah maafin abang. Tapi dengan abang meminta maaf kaya gitu, bunda bangga begitupula sama ayah. Karena dia tahu didikannya yang dikasih ke abang ga akan gagal membuat abang jadi lebih baik."
Mahen kembali tersenyum mengingat saat dimana dirinya saling memaafkan dengan bundanya. Saat-saat yang paling dramatis namun tetap berharga.
Ceklek
"CHANDRA PULANG!" pekik Chandra dengan Arisa yang berada dibelakangnya dan Jian yang sibuk menikmati es krimnya.
"Abang! Chandra punya eskrim buat abang! Rasa semangka nih," Chandra memberikan eskrim stik berbentuk semangka pada Mahen.
"Makasih," ucap Mahen.
"Sama-sama... oh ya bang tadi di sekolah, Chan olahraga! Tapi temen-temen Chan pada lemes geraknya. Chan mah, geraknya ga lemes," bangganya saat menceritakan kejadian di sekolahnya.
"Dasar bocil kelebihan energi!" ejek Mahen.
Chandra mendelik, dia langsung menarik es krim yang hendak Mahen makan. Alhasil abangnya itu hanya memakan angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Bunda
Подростковая литература-tamat- [ nct lokal : Mark, Chenle, Jisung ft. Irene (RV) ] Dari Bunda untuk Abang, Kakak dan Adek. [ꜱᴛᴀʀᴛ : 20 Januari 2023 ᴇɴᴅ : 10 Agustus 2023] ©Rrantomato