35. Adek berubah?

662 66 2
                                    

{Selamat Membaca}
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Mahen dibuat keheranan dengan Jianㅡ adik bungsunya yang lebih banyak diam hari ini. Bahkan saat sarapan pagi tadi tidak ada suara Jian yang merecoki dirinya, Chandra ataupun sang bunda.

"Bang... udah jam 4 sore, tolong jemput adek ya," ucap Arisa. Hari ini, Mahen memutuskan untuk istirahat selama beberapa hari sebelum kembali mempersiapkan dirinya untuk tes kedua masuk perkuliahan.

Ia menjemput adiknya dengan menggunakan motor matic yang Arisa belikan untuknya saat SMA.

Sesampainya di tempat les, Mahen celingak-celinguk mencari keberadaan Jian.

"Dah! Sampe ketemu besok!"

"Besok sekolah berangkat bareng ya!"

Mahen tersenyum saat melihat Jian duduk di tangga depan tempat lesnya. Sembari memainkan tali tasnya dan bergumam.

"Adek!" Mahen melambai ke arah Jian dengan tersenyum.

Jian tersenyum kecil, ia menghampiri sang abang dengan berlari kecil.

"Hari ini abang yang jemput?" tanya Jian.

Mahen mengangguk, "bunda lagi sibuk, enak sama abang naik motor."

Jian mengangguk dengan antusias, "ayo bang, mana helmnya?"

Mahen menyerahkan helm untuk Jian dan membantunya untuk memakaikannya.

"Makasih bang," ujar Jian.

"Hm... sama-sama. Ga pamit dulu sama temen-temen kamu?" tanya Mahen, melihat beberapa teman seusia Jian melihat ke arah mereka.

Jian menggeleng, raut wajahnya berubah dari antusias menjadi sedikit  murung. Mahen tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada adiknya. Tapi mungkin Jian akan bercerita dengan sendirinya nanti.

Mahen menyalakan mesin motornya, lalu mereka berdua naik ke atas motor. Selama perjalanan, Jian menikmati angin dengan memeluk sang abang.

"Loh, kok berhenti bang?" heran Jian saat Mahen berhenti di salah satu restoran makanan cepat saji.

"Kita beli makanan dulu, abang laper. Bentar lagi kak Chan juga pulang, jadi sekalian aja kebetulan dia titip burger double beef," ucap Mahen.

Jian mengangguk dan ikut turun dari motor, mengikuti langkah abangnya memasuki restoran tersebut.

"Kamu mau apa?" tanya Mahen.

Jian membaca beberapa menu yang menurutnya menarik sembari mengetuk dagu dengan jari telunjuknya.

"Boleh yang itu ga?" Jian menunjuk salah satu paket dengan mainan action figure berkarakter Minionㅡ karakter kartun berwarna kuning.

"Tentu," jawab Mahen.

Setelah memesan, mereka menunggu di salah satu meja yang menghadap langsung ke arah luar.

"Dek, kamu gapapa 'kan?" Akhirnya, Mahen mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

Jian mengangguk, "emangnya Jian kenapa bang?"

Dari BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang