{Selamat Membaca}
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡDi malam minggu, Jian meminta Arisa untuk pergi ke pasar malam yang sempat ia lewati saat perjalanan di sekolah. Anak itu terus merengek sejak 2 hari yang lalu saat melihat pasar malam itu. Hingga mengancam akan mogok sekolah jika tidak dituruti. Alhasil, Arisa hanya bisa pasrah dan memberi kesepakatan.
"Adek harus tepat waktu kerjain PR sama belajar yang bener. Malam minggu nanti bunda ajak adek, kakak sama abang ke pasar malam. Bunda janji!"
Karena ucapan Bundanya itu, Jian mendadak rajin mengerjakan PR dan belajar untuk bisa memenuhi keinginannya untuk pergi ke pasar malam. Dasar anak kecil!
Kini, Arisa dan ketiga putranya berada di pasar malam yang berada di dekat komplek rumah. Dengan Jian yang berjingkrak-jingkrak memasuki area pasar malam.
"Bun! Jian mau main kereta!" seru Jian.
"Sebentar adek..." balas Arisa. "Abang, kakak mau main apa?"
"Abang sama Kakak main itu aja Bun,"-Mahen menunjuk stand berbagai permainan, seperti lempar bola, lempar gelang ke botol dan lainnya.
"Yaudah, handphone nya simpen di saku. Kalau ada apa-apa telpon bunda, okey?"
Mahen dan Chandra mengacungkan jempolnya pada sang bunda.
Mereka terpisah, Mahen dan Chandra yang pergi ke stan permainan. Sedangkan Arisa mengantar Jian menaiki wahana permainan kereta.
"Bunda!" Jian melambaikan tangannya ke arah sang bunda yang sedang menunggunya. Arisa tersenyum melihat wajah ceria putra bungsunya itu.
Setelah 10 menit, permainan kereta itu selesai. Jian turun dari wahana itu. "Seru?" tanya Arisa.
Jian mengangguk. "Seru, tapi ga secepet kereta beneran," Jian mendemgus kecil.
"Nanti bahaya dong," Arisa mencolek hidung Jian.
"Oh iya," Jian menggaruk pipinya sembari menunjukkan cengirannya, membuat sang bunda tersenyum gemas melihatnya.
"Bunda... lihat, Kak Chan dapet mobil-mobilan," ujar Chandra menunjukkan mainan mobil-mobilan yang ia dapat dari permainan lempar bola.
"Abang cuman dapet gantungan kunci,"-Mahen menunjukkan gantungan kunci boneka kecil berbentuk lumba-lumba.
"Gapapa... dapat apapun jangan lupa untuk?"
"Bersyukur!" sambung Mahen, Chandra, dan Jian serentak.
Setelah itu, Jian mengajak abang dan kakaknya bermain pancingan dengan ikan mainan.
"Yang paling banyak ikannya, dia yang menang!" seru Jian.
"Siapa takut?" ujar Chandra dengan seringainya.
"Ayo! Kalau kalah jangan cengeng," ucap Mahen.
Chandra dan Jian mengangguk.
Mereka memulai permainan dengan Chandra yang paling unggul. Kemudian Jian yang menyusul, sedangkan Mahen memancing demgan anteng tanpa peduli akan menang atau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Bunda
Teen Fiction-tamat- [ nct lokal : Mark, Chenle, Jisung ft. Irene (RV) ] Dari Bunda untuk Abang, Kakak dan Adek. [ꜱᴛᴀʀᴛ : 20 Januari 2023 ᴇɴᴅ : 10 Agustus 2023] ©Rrantomato