{Selamat Membaca}
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ"Bun, hari ini hari pertama kakak buat les piano. Sepulang sekolah kakak langsung pergi bareng Beni ya bun," ucap Chandra.
Arisa yang sedang menyiapkan sarapan itu mengangguk. "Bunda bawain bekalnya double, mau?"
"Ngga usah bun, abang mau jajan sama Beni soalnya hehe... gapapa, bun?"
"Iya gapapa, tapi bunda tetep bawain dua botol minum buat kamu ya," ujar Arisa yang diangguki Chandra. Anak itu duduk di kursi meja makan dan menikmati sarapan roti sandwich berisi telur dadar dan sayur buatan bundanya.
"Bunda! Bang Mahen ga bener makein adek topi," adu Jian yang datang dengan posisi topi sekolah yang miring.
"Adeknya ga bisa diem bu," sanggah Mahen.
Jian mendelik, kemudian mendengus kecil. Arisa tertawa kecil melihat si bungsu dengan topi miring itu, ia menyuruh Mahen untuk memakan sarapan duluan bersama Chandra.
"Nah... ini udah rapih. Tadi aja ngotot pengen ganti baju bareng abang, udah barengan malah ngadu... dasar," Arisa mencubit hidung putra bungsunya itu.
"Sana makan sarapannya, bunda mau siap-siap juga," titah Arisa yang langsung dilakukan oleh Jian. Bocah itu berlari ke arah kursinya dan duduk di samping Mahen.
"Abang kenapa saus abang merah, kenapa yang adek sama kakak putih?" tanya Jian saat melihat saus yang ada di sandwich Mahen berwarna merah.
"Ini... saus cabe, pedes," jawab Mahen. "Mau?" tawarnya, karena melihat Jian yang terus menatap Mahen yang menyuapkan makanan tanpa kedip.
Jian menggangguk kecil, dia memakan suapan besar pada sandwich milik abangnya itu. "Pedes ya... hehe," Ia langsung minum setelah mencobanya.
"Kan udah abang kasih tau," ujar Mahen.
"Semua saus merah pedes ya?" Jian kembali bertanya.
Kali ini Chandra yang menjawab, "ngga kok, ada saus tomat itu ga pedes. Tapi kata bunda saus tomatnya abis, jadi pake mayonaise aja."
"Oh... yang putih ini mayoseina?" lagi dan lagi, Jian selalu belibet saat menyebutkan hal yang baru iya ketahui.
"Ma-yo-nai-se," koreksi Chandra.
"Iya itulah, mayonas!"
Mahen dan Chandra hanya menggeleng kecil.
"Kenapa?" tanya Arisa yang baru selesai bersiap.
"Saus merah punya abang pedes," jawab Jian.
"Ya namanya juga saus cabe... abang kan udah gede, udah kuat makan pedes. Kamu masih kecil sok jagoan nyobain," ucap Mahen.
Jian menunjukkan ekspresi sinisnya, "makan pedes tahan, kalau deket kak kay aja pipinya merah kaya saus itu!"
"Adek!" Mahen mencubit lengan adik bungsunya itu.
"Aduh," ringis si bungsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Bunda
Teen Fiction-tamat- [ nct lokal : Mark, Chenle, Jisung ft. Irene (RV) ] Dari Bunda untuk Abang, Kakak dan Adek. [ꜱᴛᴀʀᴛ : 20 Januari 2023 ᴇɴᴅ : 10 Agustus 2023] ©Rrantomato