{Selamat Membaca}
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡSetelah 4 hari lamanya Arisa dirawat inap, kini saatnya ia kembali ke rumah. Sesampainya ia di kediamannya itu, Arisa dibuat kagum dengan sambutan dari ketiga putranya. Ia juga terharu dengan kue bertuliskan, 'selamat kembali ke rumah bunda ㅡ jangan sakit lagi ya'. Meski tulisannya sedikit berantakan, tapi Arisa apresiasi usaha ketiga putranya itu.
"Bun! Ayo cepet potong kuenya! Jian laperrrrr," ucap Jian dengan antusias sambil memberikan pisau kue dan piring kertas untuk potongan kue.
"Ih... kamu dari tadi udah banyak nyolek krim kuenya," tegur Chandra.
"Kan itu krimnya doang, buka kuenya kak," sanggah Jian.
"Iya deh iya," pasrah Chandra.
Arisa terkekeh. "Nih kuenya, makan yang banyak," ia memberikan satu potong kue pada Jian dan diterima dengan senang hati oleh si bungsu. Jian memakan kue itu dengan lahap.
"Biar abang ngambil sendiri, bun," Mahen mengambil alih pisau kuenya dan memotong kue untuk dirinya dan Chandra.
"Makasih bang," ujar Chandra yang diangguki abangnya itu.
"Bunda beresin barang dulu ya ke kamar," ucapan Arisa diangguki oleh ketiga putranya, wanita itu melangkahkan kakinya masuk ke kamarnya.
"Chan, kamu udah kasih tahu bunda soal penampilan kamu lusa?" tanya Mahen sembari menyuapkan kue yang tadi ia potong.
Chandra menggeleng, "bunda baru sembuh. Emangnya gapapa bunda nanti dateng? Chan takut nanti bunda kecapean," jawabnya.
"Gapapa dong, justru bunda bakal seneng kalau tahu dan pasti dukung kamu biar nanti pas tampil kamu ga gugup," jelas Mahen.
Chandra mengangguk kecil, "nanti aku kasih tahu bunda deh."
"Good luck," Mahen mengusap kepala Chandra.
"Jian ngga diajak ngobrol?" protesnya saat melihat abang dan kakaknya mengobrol tanpa dirinya.
Kemudian Mahen juga mengusap kepala Jian gemas, "kamu diajak ngobrol sama obrolan abang dan kakak juga ga akan ngerti. Masih kecil!" Mahen mencubit pipi Jian.
Jian memberengut kesal, "tapi adek ga suka dikacangin." Ia melipat tangannya di dada.
"Siapa yang ngacangin sih? Kan daritadi kamu asik makan kue, tuh liat piring kamu udah kosong. Mau lagi?" jelas Mahen sembari menawarkan Jian kue lagi.
Adik bungsunya itu mengangguk kecil. "Tapi... ngga deh, bunda belum makan," ucapnya ragu.
"Beneran nih?" goda Mahen.
"Beneran kayanya bang, sini biar Kak Chan aja yang abisin," Chandra mulai memotong kue dengan potongan yang besar, senyum jahilnya muncul melihat wajah Jian yang memelas.
Jian mengerucutkan bibirnya sembari menelan ludah menatap kue yang sedang dipotong oleh kakaknya.
"Kakak! Bunda... lihat tuh kakak sama abang mau abisin kuenya," adu Jian saat melihat Arisa keluar dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Bunda
Teen Fiction-tamat- [ nct lokal : Mark, Chenle, Jisung ft. Irene (RV) ] Dari Bunda untuk Abang, Kakak dan Adek. [ꜱᴛᴀʀᴛ : 20 Januari 2023 ᴇɴᴅ : 10 Agustus 2023] ©Rrantomato