{Selamat Membaca}
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ"Mahen... kamu yakin ga bakal bilang ke Bunda kamu?" tanya Kay, sedari tadi gadis itu meyakinkan Mahen untuk memberitahu bundanya perihal perlombaan di sekolah.
Mahen menggeleng, "ini cuman perlombaan kecil, ga masalah. Nanti biar bunda kaget pas liat aku pulang bawa penghargaannya."
"Kamu yakin? Kata mama restu orang tua itu perlu meski hal kecil. Katanya dengan restu orang tua semua bisa berjalan lancar. Dan kalau bunda kamu tahu, nanti tante Arisa bisa bantu kamu latihan buat lombanya," jelas Arisa.
"Restu bunda selalu ada buat aku tanpa aku minta," balas Mahen.
Kay menghela napasnya, "itu pasti... tapi 'kan dengan kamu yang meminta pasti bunda kamu juga seneng."
"Oke, nanti sepulang sekolah aku bilang," ujar Mahen.
Mahen menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan lengannya sebagai tumpuan. Beberapa hari ini ia cukup lelah, karena harus membagi waktunya untuk ekstrakurikuler, les, dan juga membantu Jian belajar.
"Hari ini ada kumpulan english club, kamu diminta Mrs. Tita buat ngumpulin anggota di perpustakaan," jelas Luki, teman satu ekskul Mahen.
"Harus hari ini ya? Aku lagi capek banget," ujar Mahen sembari mendongakkan kepalanya.
Luki mengangguk, "karena bakal ada kontes buat story telling, jadi kita disuruh pilih buku bacaan dari sekarang buat latihan."
Mahen mengangguk, "yaudah, makasih infonya Luk."
Luki menepuk bahu Mahen, "semangat bro!"
Tanpa menjawab, Mahen hanya mengacungkan kedua jempolnya. Lalu kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja.
➢➢➢➢➢
"Abang pulang telat hari ini, bun. Ada ekskul... eung, makasih bun."
Panggilan terputus. Mahen menggunakan telepon yang ada di ruang TU, telepon yang memang dikhususkan untuk siswa yang ingin menghubungi orang tuanya.
"Makasih pak," ujar Mahen sebelum pergi dari ruang TU.
Ia melangkahkan kakinya kembali ke kelas. Sesampainya di kelas, Mahen mendudukkan dirinya di bangku samping Kay.
"Mahen bawa bekal apa hari ini?" tanya Kay.
"Bunda coba bikin onigiri hari ini, katanya bunda baru dikasih cetakannya sama kak Mila," jawab Mahen. "Kamu bekal apa?" Ia bertanya balik pada Kay.
"Nasi kuning, soalnya mama ikut kontes tumpeng gitu."
"Semoga menang ya kontesnya," ujar Mahen.
"Makasih Mahen... oh ya, nanti pulang sekolah ke rumah dulu ya mama mau nitip buat tante Arisa."
Mahen mengangguk. Mereka mulai memakan bekal masing-masing, sesekali saling bertukar makanan dan saling mencoba.
"Udah SMP masih dibekalin makan sama mama? Bocil banget," ujar Dion, salah satu teman sekelas Mahen yang sedari awal masuk selalu mengganggu lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Bunda
Подростковая литература-tamat- [ nct lokal : Mark, Chenle, Jisung ft. Irene (RV) ] Dari Bunda untuk Abang, Kakak dan Adek. [ꜱᴛᴀʀᴛ : 20 Januari 2023 ᴇɴᴅ : 10 Agustus 2023] ©Rrantomato