17. Opening Books Cafè

600 56 5
                                    

{Selamat Membaca}
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

"Bunda! Gimana penampilan abang?" Mahen keluar dari kamarnya dengan kaus polos dengan sweater yang menjadi luarannya.

*outfit Mahen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*outfit Mahen

"Udah ganteng," Arisa merapihkan rambut Mahen.

"Adik-adik kamu yang lain mana?" tanya Arisa saat belum melihat 2 perintilannya mengikuti sang abang.

"Chan ganteng disini!" ujar Chandra dengan penampilan tidak berbeda jauh dari Mahen.

*outfit Chandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*outfit Chandra

"Wangi banget anak bunda, kalian tunggu om Jodi di depan gih," ucap Arisa.

"Siap!"

Setelah keduanya pergi, Arisa masuk ke kamar untuk melihat si bungsu. Ternyata, Jian masih bergelung dengan selimut merah bercorak 'love' putih.

"Adek... bangun, mau ikut atau mau ditingalin?"

"Ngantuk," Jian semakin menggelung dirinya dengan selimut.

"Tinggalin aja nih ya...dadah adek."

"Ngga!" Jian langsung terbangun dan mengerjapkan matanya.

"Mandi gih," titah Arisa yang langsung dilakukan oleh Jian. Anak itu berjalan dengan sempoyongan menuju kamar mandi dengan handuk yang bertengger di bahunya.

Setelah 10 menit, Jian kembali dengan handuk membalut tubuhnya. Wajahnya terlihat lebih segar dibandingkan tadi.

"Nah... gini kan seger liatnya," Arisa berjongkok untuk memakaikan mimyak telon pada badan Jian.

"Hihi..."

"Ih gemesnya anak bunda," Arisa menggelitiki Jian yang membuat sang anak tertawa.

"Bunda geli," rengek Jian yang mulai lelah tertawa. Arisa menghentikan aktifitasnya itu, lalu memakaikan Jian pakaian. Hari ini putra bungsunya itu memakai pakaian yang sama seperti kedua kakaknya.

Dari BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang