{Selamat Membaca}
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ"Bun... udah waktunya makan malam," ucap Jian sembari menggoyangkan tubuh Arisa.
"Bunda mau makan dikamar? Biar nanti adek bawain."
Arisa menggeleng, ia mencoba mendudukkan dirinya dengan dibantu si bungsu.
"Badan bunda anget," gumam Jian.
"Kamu duluan aja, bunda mau cuci muka dulu," ucap Arisa.
Jian menggeleng, "kita bareng aja."
"Bunda mau ke kamar mandi dulu." Arisa melangkah pelan menuju kamar mandi dibantu oleh Jian.
"Hati-hati bun..."
Jian menunggu Arisa, dia melihat-lihat nakas dengan bingkai foto diatasnya. Di dalam foto itu ada ayahnya, bundanya dengan perut besar dan kedua kakaknya.
"Jian masih di perut bunda ya," gumamnya sembari memperhatikan foto itu.
"Gapapa, yang penting Jian pernah foto bareng ayah... hihi."
Brugh
Jian menoleh ke arah kamar mandi, ia bisa mendengar sesuatu terjatuh. "Bunda...," panggilnya.
Tidak ada sahutan apapun dari dalam sana, ia mencoba mendorong pintu kamar mandi. Tapi sialnya pintunya terkunci dari dalam.
"Bun! Bunda gapapa?!" Jian terus menggedor pintu itu, berharap sang bunda membuka pintunya atau membalas ucapannya.
"Bun... hiks! Buka pintunya! Bunda baik-baik aja, 'kan?!"
Mahen dan Chandra datang dengan wajah panik mereka langsung menghampiri sang adik yang menangis sembari menggedor pintu.
"Bun?" Mahen ikut menggedor pintu, tapi tetap tidak ada jawaban. Ia menyuruh kedua adiknya untuk mundur.
"Bang... abang yakin?" tanya Chandra.
Mahen mengangguk, bagaimanapun dia harus membuka pintu kamar mandi untuk mengetahui kondisi sang bunda.
Brakk
Percobaan pertama gagal, Mahen sedikit meringis saat bahunya mencoba mendobrak pintu itu.
Ia menarik napasnya dalam-dalam, lalu kembali mendobrak pintunya lebih keras.
Brakk
"Bunda!"
➢➢➢➢➢
Arisa sudah ditangani oleh dokter, saat ditemukan tidak sadarkan diri di kamar mandi tadi. Chandra langsung menelpon Jodi untuk meminta bantuan. Mereka membawa wanita itu ke klinik terdekat.
"Pasien hanya mengalami kelelahan, ditambah lagi memasuki harinya untuk datang bulan yang mungkin membuat imunnya melemah," ucap dokter wanita dengan nama 'Vira' yang terpampang di jas putihnya.
"Bunda ... beneran gapapa? Ga ada yang serius 'kan dok?" tanya Mahen dengan raut wajah khawatirnya.
Dokter Via mengangguk, "bunda kamu udah baik-baik aja. Tapi ada baiknya jangan buat dia banyak pikiran apalagi sampai stres ya? Karena itu juga memengaruhi imunnya nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Bunda
Teen Fiction-tamat- [ nct lokal : Mark, Chenle, Jisung ft. Irene (RV) ] Dari Bunda untuk Abang, Kakak dan Adek. [ꜱᴛᴀʀᴛ : 20 Januari 2023 ᴇɴᴅ : 10 Agustus 2023] ©Rrantomato