Daftar Pustaka 04

6 3 0
                                    

Sabtu ini Dafina datang ke rumah untuk melihat kondisiku, saat itu aku sibuk mengerjakan soal yang di berikan oleh Fumika - senpai.

"Tama, besok Taki mengajakku pergi" kata Dafina

"Kau menerimanya?" tanyaku

"Aku menolaknya, Ayahku melarang aku dekat dengan Taki. Ayah memperingatkan aku supaya aku tidak tinggal diam saat Taki mau menyentuhku, kira-kira mengapa Taki ingin menyentuhku? Dan apa salahnya dia menyentuhku" tanya Dafina

"Karena Taki menyukaimu. Dan bersentuhan yang di maksud Ayahmu itu lebih luas seperti melebihi gandengan tangan atau berpelukan. Singkatnya seperti cara membuat anak" jawabku

"Jadi terjadi karena ada proses penggabungan antara sel sperma dan sel telur. Dan pertumbuhan serta perkembangan manusia dimulai saat sel sperma dan sel telur bertemu lalu membentuk zigot?" tanya Dafina

"Iya begitulah..." jawabku

"Aku mengerti sekarang" Dafina

Kami diam sejenak,
Dafina membiarkanku untuk fokus mengerjakan soal-soalnya. Tapi aku justru malah tidak bisa fokus.

"Tama, apa aku boleh bertanya lagi?" tanya Dafina

"Kamu boleh menanyakan apa pun Dafina" jawabku

"Aku ingin bertanya, apakah ada orang yang Tama suka dengan harapan akan menikah dengannya?" tanya Dafina

"Ada..." jawabku tanpa ragu-ragu

"Beritahu aku Tama! Siapa orangnya?!" Dafina penasaran dan terlihat tidak sabar ingin mengetahuinya

Aku berhenti menulis dan menatapnya lalu berkata padanya "Kamu orangnya" jawabku "Aku menyukai kamu dengan harapan sampai kita menikah" jelasku

Ya, aku mengatakannya.
Aku tidak bisa menahannya dan menunggunya lagi.

"Aku merasa sangat aneh Tama" Dafina mendadak sangat panik, bingung, dan ketakutan "Sesuatu terjadi di dalam tubuhku... Aku harus bagaimana?" dia bangun dari tempat duduknya.

Aku pun ikut bangun dari dudukku merasa kebingungan dan panik melihat apa yang terjadi padanya "Dafina, kenapa tubuhmu? Kau sakit?"

"Tama, sekarang jantungku berdetak sangat sangat kencang melebihi kecepatan normal" jawab gadis itu yang merasa panik.

Sekarang aku tahu, bahwa saat ini Dafina merasa gugup. Sepertinya dia juga menyukaiku. Aku memegang tangan Dafina dan tersenyum melihatnya lalu berkata kepadanya "Tidak apa-apa Dafina. Perasaan yang kamu rasakan sekarang ini wajar, perasaan itu mendakan bahwa kau juga menyukaiku"

"Begitu ya, memang benar aku selalu menyukai Tama. Tapi Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya pada Tama. Ini pertama kalinya bagiku" kata Dafina

Aku langsung memeluk Dafina, entah kenapa rasanya aku tidak ingin melepaskan pelukanku itu.

Dalam pelukanku aku mengatakan sesuatu kepada Dafina.
"Dafina, mulai sekarang kau adalah milikku" ucapku

"Aku anak Ayah dan Ibuku" jawab Dafina

"Aku adalah pasangan hidupmu, jadi aku ikut andil untuk memilikimu juga" aku melepaskan pelukanku "Dan aku tidak ingin kau bergandengan tangan atau pergi dengan laki-laki selain diriku dan keluargamu" jelasku

"Memangnya kenapa Tama?" tanya Dafina

"Itu sama dengan berhianat. Bagaimana perasaanmu jika misalnya Ayahmu pergi berkencan dengan wanita lain selain Ibumu?" tanyaku

"Aku tidak suka, aku akan membenci Ayahku" jawab Dafina

"Sakit hati kan?" tanyaku "Jaga perasaanku dan aku akan menjaga perasaanmu. Kamu paham kan sayang?" tanyaku lagi

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang