Daftar Pustaka 60

3 0 0
                                    

Yokohama, 8 a.m

Hari ini aku akhirnya bisa kembali ke sekolah seperti biasanya. Rasanya aneh setelah beberapa hari terpaksa beristirahat di rumah, tapi aku sudah siap untuk menghadapi rutinitas sehari-hari lagi. Sebelum berangkat Taki, teman sekelasku, menawari aku untuk nebeng ke sekolah bersamanya. Di dalam mobil aku merasa agak canggung, karena biasanya aku diantar oleh Sakurai namun sekarang beberapa anggota yakuza anak buah Ayahnya yang lain juga ikut.

Ketika kami berangkat, aku memutuskan untuk memecahkan keheningan dengan bertanya kepada mereka, "Kalian mau kemana sih, sebenarnya?"

Salah satu anggota yakuza dengan nada santai menjawab, "Mau berantem."

Aku terkejut dan langsung menoleh ke arah Taki, "Maksudnya berantem? Ada masalah apa nih?"

Taki menggeleng sambil tersenyum, "Tenang saja, Tama. Mereka cuma bercanda kok. Biasanya mereka memang suka main-main seperti itu."

Aku menghela napas lega. "Oh, jadi cuma bercanda. Baguslah. Aku sempat khawatir kalau mereka benar-benar mau cari masalah."

Salah satu anggota yakuza, dengan wajah serius namun nada suaranya yang tetap santai, menambahkan, "Tapi kalau ada yang berani nyerempet mobil ini, bisa aja kita ajak berantem, sih."

Sakurai tertawa, "Jangan khawatir, Tama. Mereka cuma suka berolahraga lidah. Sebenarnya, mereka ini tim pengaman yang baik hati. Kalau benar-benar butuh bantuan, mereka pasti ada di sana."

Eh, iya? Kalau gitu, aku harap mereka bisa bantu ngejaga aku dari tumpukan PR yang menunggu," jawabku sambil bersandar di kursi, berusaha untuk lebih rileks.

Salah satu anggota yakuza melirikku dari spion tengah, "PR? Wah, itu sih tantangan terbesar. Kami lebih berani melawan musuh daripada berhadapan dengan tugas sekolah."

Taki tersenyum lebar, "Benar sekali. Kadang-kadang, PR lebih menakutkan daripada musuh apa pun."

Sesampainya di sekolah, kami turun dari mobil dan berjalan menuju pintu gerbang bersama. Rasanya menyenangkan bisa kembali ke aktivitas sekolah dan berinteraksi dengan teman-teman lagi setelah beberapa hari tidak masuk.

Hari itu, H-1 festival bunkasai, suasana di Yokohama High School sangatlah semarak dan penuh antusiasme. Seluruh sekolah tampak sibuk dengan persiapan akhir untuk festival budaya yang sangat dinantikan. Di koridor-koridor utama, bunyi alat-alat pembuatan dekorasi dan suara siswa yang sibuk mengatur booth dan stand membuat suasana semakin hidup. Siswa-siswa terlihat bergerak dengan cepat, membawa barang-barang, mengecat poster, dan menggantung spanduk dengan tema festival yang berwarna-warni.

Aula utama, yang akan menjadi tempat fashion show, sudah didekorasi dengan lampu-lampu dan panggung yang megah, siap menyambut penampilan menarik dari berbagai kelas. Di luar aula, area bazar makanan mulai dibentuk dengan meja-meja dan tenda, sedangkan aroma berbagai masakan mulai tercium di udara. Di kelas-kelas, siswa-siswa sedang melakukan pengecekan akhir untuk pameran mereka. Beberapa kelas telah membuka booth mini untuk menguji coba produk mereka, dan kelompok-kelompok siswa sibuk dengan latihan terakhir untuk pertunjukan atau permainan yang akan diadakan. Setiap kelas memamerkan kreativitas dan usaha mereka, dengan pemandangan warna-warni dan berbagai tema yang menggembirakan.

Di luar sekolah, beberapa siswa yang lebih awal berkunjung untuk melihat persiapan, sambil berbincang tentang acara dan membuat rencana untuk hari-hari berikutnya. Ada juga kelompok-kelompok kecil yang mendiskusikan detail-detail penting mengenai jadwal dan tempat untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Secara keseluruhan, suasana penuh dengan kegembiraan dan semangat, dengan setiap siswa dan guru turut terlibat dalam menciptakan acara yang tak terlupakan. Energi positif dan antusiasme memenuhi udara, menjadikan hari sebelum festival sebagai bagian penting dari persiapan untuk merayakan bunkasai.

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang