Daftar Pustaka 54

8 1 0
                                    

8 P.M
Kediaman Keluarga Victoria Mitchell.
------------
Victoria, Emma, dan Dafina menyambut kedatangan Vincet Mitchell bersama istrinya Kimberly Mitchell dan anaknya Liana Mitchell serta satu keponakannya Aldeana Mitchell.

"Vincent, Kimberly, senang sekali melihat kalian. Sudah lama tidak bertemu." Victoria tersenyum hangat.

Vincent tersenyum lebar dan memeluk saudaranya. "Senang bertemu denganmu juga, Victoria." lalu melepas pelukan itu dan melihat kepada Emma juga Dafina. "Emma, Dafina, kalian terlihat baik."

Emma tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih, Kak Vincent. Kami senang kalian bisa datang."

Liana tersenyum dan melambai pada Dafina. "Hai, Dafina. Sudah lama tidak bertemu."

Aldeana, yang berdiri di samping Liana, tersenyum tipis. "Senang bertemu denganmu lagi."

Dafina merasa sedikit canggung, tetapi mencoba tersenyum. "Hai, Liana, Aldeana. Selamat datang."

Setelah mereka semua masuk ke dalam rumah, Victoria berkata, "Dafina, bisa tolong tunjukkan mereka kamar dan ruangan yang akan mereka tempati selama beberapa hari ke depan?"

Dafina yang bersifat dingin mengangguk. "Tentu, Ayah." ia menoleh kepada Vincent dan yang lain "Silahkan Ikuti aku."

"Aku tidak ikut karena aku sudah pernah tinggal di sini jadi aku sangat hafal" kata Vincent.

"Yang mau saja" kata Dafina yang masih dingin

Vincent dan Kimberly tetap tersenyum dan berusaha untuk sabar dengan perubahan Dafina setelah ia kehilangan ingatanya.

"Sialan, sikapnya mirip Ame Rika" kata Vincent dengan suara pelan yang hanya bisa di dengar oleh Istrinya, Victor, dan Emma.

"Benar kan?" tanya Victor

Aldeana, dan Liana mengikuti Dafina.

Dafina memimpin jalan melewati ruang tamu yang luas dan indah. "Di sini adalah ruang tamu, tempat kita biasanya berkumpul dan berbicara. Kalian bisa menggunakan ruangan ini kapan saja," katanya dengan nada datar.

Liana mencoba tersenyum meski merasa canggung dengan sikap dingin Dafina. "Terima kasih, Dafina. Ruang tamunya sangat indah."

Dafina hanya mengangguk tanpa ekspresi. "Ikuti aku," katanya singkat, lalu melanjutkan perjalanan ke ruang keluarga. "Ini ruang keluarga," ujarnya sambil membuka pintu ke sebuah ruangan yang nyaman dengan sofa besar, televisi layar datar, dan beberapa foto keluarga yang tergantung di dinding. "Kami sering menghabiskan waktu di sini untuk menonton film atau sekadar berbincang-bincang."

Aldeana yang melihat foto-foto itu sesaat merasa aneh. "Banyak kenangan di sini, ya," katanya mencoba berbasa-basi.

Dafina hanya menatapnya sebentar lalu melanjutkan ke perpustakaan. "Ini perpustakaan kami," ujarnya dengan nada dingin saat mereka memasuki ruangan yang penuh dengan rak buku dari lantai hingga langit-langit. "Kami sangat suka membaca, jadi kami punya banyak koleksi buku di sini. Kalian bisa meminjam buku kapan saja."

Mereka kemudian menuju ruang olahraga, yang terletak di dekat taman belakang. "Dan ini ruang olahraga," kata Dafina sambil membuka pintu ke sebuah ruangan dengan berbagai peralatan olahraga, termasuk treadmill, sepeda statis, dan yang lain serta beberapa alat angkat beban. "Kami mencoba untuk tetap aktif, jadi kami punya beberapa peralatan di sini. Kalian bebas menggunakannya kapan saja."

Dafina melanjutkan tur. Mereka berjalan menuju ruang makan yang luas. "Ini ruang makan," ujar Dafina, menunjukkan meja besar yang dikelilingi oleh kursi-kursi elegan. "Di sini kita biasanya makan bersama, terutama saat ada tamu seperti kalian." Dafina kemudian membawa mereka ke dapur yang terletak tidak jauh dari ruang makan. "Ini dapur kami," katanya, membuka pintu untuk memperlihatkan ruang yang modern dengan peralatan lengkap. "Kalau kalian butuh apa-apa, kalian bisa temukan di sini. Ada pantry di sebelah sana yang berisi berbagai macam bahan makanan."

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang