Daftar Pustaka 30

3 2 0
                                    

Sekitar pukul 9 p.m aku mabar game bersama Dafina. Saat itu aku ingin sekali menceritakan apa yang terjadi hari ini dalam kehidupanku di Jepang, misalnya saja seperti hubungan Taki dan Fumika, nasibnya Gavi, dan pertemuanku dengan Renika gadis yang wajahnya mirip sekali dengan Ibuku. Tapi aku tidak mampu mengatanyakanya, aku berpikir bahwa aku tidak boleh melibatkan Dafina dalam masalahku.

Tama - Panggil Dafina

"Iya sayang?" tanyaku yang berusaha fokus dengan permainanku

Dilihat dari permainan game pada malam ini. Aku merasa Tama tidak bisa konsentrasi, berbeda dari kemarin-kemarin. Apa ada sesuatu? - tanya Dafina

"Tidak Dafina. Aku baik-baik saja, tenang saja. Aku hanya merasa sedikit pusing mungkin karena kelelahan" jawabku

Lalu kenapa Tama ingin bermain game? Harusnya kau istirahat kan? Apa jangan-jangan kau melakukannya karena aku?! - Dafina. Dari suaranya aku merasa bahwa dia terdengar menyalahkan dirinya

"Dafina, aku melakukannya karena aku ingin.  Aku ingin sekali mendengar suaramu." jawabku

Kau bisa memilih cara lain agar bisa mendengar suaraku, misalnya lewat panggilan telepon. Kita berdua bisa berbicara satu sama lain hingga kau merasa ngantuk dan tertidur. - jelas Dafina

"Tidak, aku lebih suka berkomunimasi dengan Dafina melalui mabar game online seperti sekarang ini" aku langsung menolaknya mentah-mentah. Dan fokus dengan monitorku. "Seperti ini jauh lebih seru dan tidak membosankan... Tidak peduli dengan kepala pusing atau kondisi tubuh yang lelah karena seharian sudah beraktifitas jika sudah mabar bersama Dafina aku merasa lebih bersemanahat dan sakit yang aku alami perlahan mulai menghilang" jelasku

Tama, kau ini.- Dafina diam sejenak
Kau tidak bosan denganku ya? - tanya Dafina

"Kamu tidak pernah membosankan. Aku selalu menyukaimu Dafina." jelasku lagi

Aku juga Tama - Dafina

Sebelum aku menelpon Dafina, aku menelpon Ariskana, Lukas, dan juga Danilo. Kami berbicara sangat serius mengenai keadaan di sekolah mereka. Mendengar penjelasannya rupanya banyak sekali hal menarik yang terjadi. Mereka menjelaskan bahwa anak-anak yang lain masih berniat mengganggu kelasnya Dafina. Aaaaaahhhhh kenapa mereka tidak suka jika kelas itu adem ayem sih? 

_______________________
DAFINA TARISTA POV
________________________
Sejak Pusaka Tama Karisma pindah, aku meminta seseorang untuk memata-matai Tama di Yokohama High School. Dia bernama Aida Nagano, teman dekatku sejak SMP. Dia akan memberitahu apa saja yang terjadi kepada Tama atau teman-teman lain di sekolah. Aku sangat mempercayai Aida, aku yakin bahwa Aida tidak akan berbohong kepadaku karena dia itu sangat baik. Hari ini, sebelum aku mabar game dengan Tama, aku juga sempat berbicara dengan Aida.

Cukup mengejutkan ketika aku mendengar penjelasan Tama bahwa dirinya baik-baik saja, hanya sedikit pusing dan kelelahan. Mengapa dia tidak mengatakan secara langsung kepadaku mengenai semua yang terjadi hari ini? Apa dia tidak ingin aku khawatir dan cemas? Sebagai orang yang di anggap berharga di hidupnya, aku juga senang jika di libatkan dalam masalahnya Tama. Aku ingin melakukan sesuatu untuk Tama, aku ingin membantunya, aku ingin berguna untuk Tama.

"Oh iya Tama, bagaimana kondisi Tante Ame Rika?" tanyaku penasaran

Masih dalam tahap pemulihan, bayi yang ada di kandunganya baik-baik saja kok. Aku sedikit legah dan terbantu dengan kepulangan Ayahku- jawab Tama

"Om Karisma pulang?" aku sedikit kaget karena menurut penjelasan Ayah Om Karisma saat ini sangat sibuk dan kewalahan dengan pekerjaanya di luar negri.

Iya, aku sendiri juga kaget - Tama
Oh iya Dafina. Apapun yang kamu ketahui di sekolahku, aku tidak mengizinkamu untuk ikut campur - kata Tama dengan nada yang lemah lembut

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang