DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMA

Daftar Pustaka 29

Setelah bel masuk berbunyi aku terheran-heran melihat Taki yang masih ada di kelasku. Saat aku mau bertanya, sensei masuk dan langsung membuka pelajaran.  Taki yang awalnya mengobrol dengan anak-anak yang lain langsung bergegas duduk di bangku paling belakang. Tapi tak lama sensei pergi karena mendapatkan kabar bahwa istrinya sedang melahirkan, dan kami di berikan tugas.

Saat aku menoleh ke belakang dan mau bertanya, aku melihat bahwa disana dia juga membuka buku mapel pelajaran saat itu dan mengerjakan tugas. Dia juga membawa tas.
Dari situ sepertinya aku dapat menyimpulkan bahwa Taki memang pindah ke kelasku. Tapi kenapa?

"Mayu," aku memanggil Mayu yang duduk di belakangku. Dia tidak merespon karena masih sibuk mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru "Sejak kapan dia pindah ke kelas ini?" tanyaku kepada Mayu sembari melirik Taki.

"Sejak kau pergi ke Indonesia" jawab Mayu sembari membalik halaman buku selanjutnya

"Sungguh? Tapi saat aku balik lagi kesini dia tidak di kelas ini kan?" tanyaku penasaran. Pasti ada alasan lain mengapa dia pindah ke kelasku.

"Kau benar. Beberapa hari yang lalu dia tidak di kelas ini, itu karena dia mengikuti turnamen baseball tingkat nasional, dan kebetulan lokasi lombanya tidak jauh dari sekolah ini. Sebab itulah mengapa kau sering bertemu dengannya dan mengira bahwa dia masih ada di kelas sebelumnya, padahal tidak begitu. Dia selalu berangkat sekolah di saat yang kurang tepat karena terlalu semangat dengan klub melukis. Saki senpai, dan Tachibana senpai juga sudah sering menegurnya tapi Taki memang susah di bilangin" Mayu membaca dalam hati soal latihan lalu menulis jawabannya di buku tulis.

Aku ingin bertanya kepada Mayu mengenai alasan Taki pindah ke kelasku. Tapi Mayu mendahuluiku dengan berkata padaku "Mengapa kau tidak mengajaknya mengobrol? Dengan begitu kamu dapat menanyakan apapun secara langsung yang ingin kamu ketahui"

"Benar juga ya" aku langsung bangun dari tempat duduk dan duduk di sampingnya Taki.

"Apa kau sudah selesai?" tanya Taki yang sibuk menghitung

"Aku bahkan belum mengerjakan sama sekali" jawabku. Ya, saat aku melihat soalnya aku merasa bahwa latihan soal itu terlalu mudah, membacanya saja aku langsung tahu jawabannya. Jadi aku memilih untuk bersantai karena bosan dan malas jika harus menggerakkan tanganku untuk menulis jawabannya di buku tulisku. Karena aku sungkan bertanya di saat Taki sedang fokus aku memutuskan untuk membantunya berhitung supaya dia cepat selesai.

Setelah dia selesai mengerjakan aku langsung bertanya padanya secara terus terang "Taki - kun, mengapa kau pindah ke kelas ini?"

Taki melihatku lalu tersenyum ramah "Aku tidak tahu, aku hanya melakukan apa yang di perintahkan oleh Pak Kepsek. Saat bertanya alasan mengapa aku di pindahkan Pak Kepsek marah dan memintaku untuk keluar dari ruangannya" jelasnya Taki dengan santai

Aku pun teringat dengan  Pak Kepsek di sekolah ini. Memang benar pikirannya itu susah sekali di tebak. "Aaaaah iya benar, dia selalu berbuat seenaknya" ucapku

"Iya, benar!" Taki

Aku mendadak teringat hubungan Taki dengan Fumika, aku merasa penasaran tapi mereka berdua tampaknya berusaha keras untuk menyembunyikan statusnya. Mungkin aku harus pura-pura tidak tahu saja kali ya?

"Oh iya Pusaka Tama Karisma - san, bagaimana persiapan olimpiadenya?" tanya Taki

"Iya sepertinya cukup baik" jawabku santai "Untuk mapel Matematika, dan Kimia siapa ya?" tanyaku keheranan

"Untuk Matematikanya sekolah kita memilih Renika - san, dan mengenai Kimianya belum tahu" jawab Taki

"Belum tahu? Padahal waktunya sudah dekat,  mengapa masih belum di tentukan?" tanyaku keheranan "Dan orang yang kamu katakan tadi, Renika - san itu siapa? Selama sekolah di sini aku belum pernah mendengar namanya" tanyaku lagi dengan rasa penasaran