Daftar Pustaka 36

10 4 0
                                    

PUSAKA TAMA KARISMA POV
________________________________

Semuanya sudah aku lakukan, sekarang aku hanya tinggal menunggu kabar dari Dr. Miho mengenai perkembangan kesehatan Gavi, dan juga kabar dari Nagano - san di markas besar Tenza. Memikirkan itu semua belakangan ini membuat kepalaku pusing, waktuku untuk bermain game juga berkurang.

"Pustaka - san? Ini bukan jalan menuju ke sekolah" Mayu melihat ke arahku setelah memperhatikan jalanan yang kami lewati.

Benar, hari ini aku berencana untuk pulang ke rumah. Entah mengapa aku merasa lelah secara pikiran, hati, dan fisik jadi ingin sekali tidur sepanjang hari.
"Oh iya, kamu benar" ucapku, aku baru teringat bahwa aku harus mengantar Mayu ke sekolahnya lebih dulu jadi aku mengambil jalan pintas yang lain menuju ke sekolah.

Ketika kami sudah sampai di depan gerbang sekolah, Mayu keluar lebih dulu. Aku mengemudikan mobilku untuk pulang ke rumah. Aku bisa melihat ekspresi wajah kesal Mayu dari kaca spion, haha sepertinya dia menyadari bahwa aku bolos dan hanya mengantarnya pergi ke sekolah saja.

Telingaku mendengar suara yang tidak asing bagiku, yang memanggilku dengan keras dari kejauhan "Pusaka Tama Karisma - san, tunggu! Berhenti di sana!"

Aku menghentikan aksiku dalam mengemudi. Apa aku ketahuan?

Renika, menghampiriku, pagi ini wajahnya terlihat kesal menatapku.
"Apa maksudmu? Arah parkir ada di sebelah sana" ucap gadis itu yang menunjuk arah menuju ke tempat parkir siswa.

"Aku tahu" jawabku santai tanpa rasa bersalah "hari ini aku sedang banyak urusan, jadi jangan coba-coba menghalangiku" lanjutku

Aida Nagano, dari kejauhan berlari menghampiri Renika "Renika - saaaan~ ayo kita pergi ke kelas, sebentar lagi bel masuk berbunyi" Aida menarik Renika pelan - pelan, tentu saja Aida akan membantuku supaya aku bisa bebas dari Renika karena dia tahu apa yang belakangan ini aku lakukan dan betapa lelahnya mengurus semua itu.

"Aida, benar ayo kita pergi ke kelas" tambah Mayu yang membantu Aida menarik Renika.

Renika, keheranan melihat Aida dan Mayu karena mereka berdua tampak mendukungku.
"Apa maksud kalian berdua? Pustaka mau bolos sekolah, dia pasti mau pergi tawuran. Kita harus menghentikan dia sekarang juga! Kita tidak boleh membiarkan dia pergi! Dia harus belajar dan fokus dengan olimpiade!" ucapnya tidak terima.

Mayu, mengangkat tubuh Renika dan meletakkanya di bahu sebelah kiri tanpa merasa bahwa itu berat, ia membawanya pergi menjauh dari mobilku. Hal itu mudah bagi Mayu untuk melakukannya karena dia terbiasa karate dan memiliki otot yang kuat.

"Hei turunkan aku sekarang juga! Cepat turunkan! Aku bilang turunkan aku!" ucap Renika secara terus menerus melihat mobilku yang semakin menjauh dari pandangan matanya.

Ketika sampai di rumah, aku langsung memarkirkan mobil di garasi milik keluargaku yang ada di samping rumah, lalu aku keluar dan menguncinya. Aku masuk ke dalam rumah dengan kunci cadangan yang di berikan oleh Ibu. Sesampainya di dalam rumah, aku melihat bahwa suasananya sepi. Mungkin saja Ayah menemani Ibu pergi ke tempat kerjanya. Aku pun langsung pergi ke kamarku dan langsung merebahkan tubuhku di tempat tidur lalu memejamkan mataku dan mencoba menenangkan pikiranku sejenak, membuat kondisiku menjadi lebih baik.

Sebenarnya aku ingin sekali menghubungi Dafina, tapi aku harus menahan diriku dan membuatnya fokus pada turnamen bela diri nasional dan olimpiade Internasional. Selama ini aku lah yang sering menghubungi Dafina lebih dulu. Itu sudah jelas aku orang yang overprotektif, dan terobsesi dengan dia. Berbeda dengan Dafina dia begitu polos, dan dia akan tetap diam jika tidak diajak berbicara.

Mataku kembali terbuka setelah aku mendengar suara notifikasi chat line. Aku meraih hp ku dan membacanya. Ternyata itu dari Lukas, dia memberitahuku bahwa Dafina tidak masuk sekolah karena sakit.
Aku yang langsung merasa khawatir dengan kondisinya berniat untuk menelfonnya. Tapi ketika aku hendak menekan logo telepon jariku terhenti karena berpikir bahwa aku bisa saja mengganggu waktu istirahatnya.
Namun, tak lama aku melihat bahwa status Dafina sedang online. Jadi aku langsung menelponnya.

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang