Daftar Pustaka 40

5 3 0
                                    

Bel masuk berbunyi, namun makananku belum habis. Aku merasa bahwa porsinya sangat banyak, jika aku tidak menghabiskannya dan membawa sisanya kembali ke rumah Ibu akan menendangku. Tapi serpertinya dalam keadaan sakit dan hamil, Ibu tidak akan bisa melakukannya. Tapi bagaimana jika Ayah yang akan menggantikannya?

Jika aku tidak kuat makan, aku memberikannya kepada kucing di kuil neko. Namun saat ini aku masih sanggup untuk makan jadi aku menghabiskannya sampai guru baru itu tiba di kelas.

Pintu masuk kelas kami di buka dengan cara di geser ke samping, kami semua melihat guru baru yang berbeda dari guru baru sebelumnya, masuk ke kelas. Aku tersentak kaget melihatnya dan langsung tersedak oleh makanan yang aku telan "uhuk-uhuk-uhuk-uhuk" aku menutup kotak makanku dan membuka botol minumanku lalu meneguk airnya hingga tenggorokanku terasa legah.

Mayu, yang duduk di belakangku mendadak diam dan mati kutu. Aku heran dan penasaran dimana kata-kata tajam dan nyelekit yang biasanya dia gunakan untuk menusuk hati para guru baru?
Selain itu Taki yang biasanya melontarkan kritik dan saran untuk pembelajaran juga berubah menjadi siswa yang kalem.

Kenapa jadi seperti ini sih?! Kenapa Ayahku menjadi guru?!
Tapi sepertinya hanya beberapa siswa yang tahu bahwa guru baru ini adalah Ayahku.

Ayahku mengawali pembelajaran dengan memperkenalkan dirinya "Konnichiwa mina-san, hajimimashite watashi wa Akira Karisma desu"

"Akira Karisma?" tanya siswa I, lalu ia melihat ke arahku "Tama-san, nama belakangmu juga Karisma kan?" tanya siswa I kepadaku

"Iya, nama kami mirip" jawabku yang berusaha untuk tetap tenang walau aslinya sangat gugup karena aku yakin bahwa Ayah bukan orang yang bisa di bantai tapi sebaliknya, dia suka sekali membantai anak didiknya.

"Eh begitu ya, baiklah apakah ada yang ingin di tanyakan?" tanya Ayah kepada siswa di kelasku dengan nada dingin.

"Riwayat pendidikan sensei?" siswa II

"S1 di Tokyo of University jurusan management. S2 jurusan pendidikan  University of Oxford. S3 Jurusan matematika dan fisika di Universitas Imperial." jawab Karisma dengan sangat percaya diri

Sialan, Ayah membuat semua siswa di kelasku tercengang mendengarnya. Mungkin mereka tidak menyangka laki-laki semuda ini di anugrahi gelar doktor, bahkan di S3 nya mengambil dua jurusan sekaligus.

"Apa ada lagi yang ingin di tanyakan? Tidak ada? Kalau begitu sensei akan mengulas materi sebelumnya" Ayahku

Setelah pembelajaran selesai, beberapa semua siswa membicarakan Ayahku. Tapi pembicaraan mereka bukanlah ejekan, cemoohan ataupun hinaan. Mereka semua berbicara tentang keterampilan mengajar yang hebat dari Akira Karisma dan wawasan yang luas, pembejalajaran tidaklah membosankan.

"Gila, Karisma sensei sungguh sangat luar biasa. Pantas saja kamu pintar" kata Taki kepadaku

"Seandainya kau tahu apa yang aku alami ketika belajar bersamanya. Ayahku si maniak belajar, sifatnya berubah seperti seorang iblis ketika mengajariku" ucapku yang merasa kelelahan dan kesal setiap kali mengingat waktu belajar bersama Ayahku. "Mau pergi latihan karate ke tempatnya Master Kobayashi?" tanyaku

(Author: Master Kobayashi adalah guru karate Ame Rika dan Shugen Urahara dulu saat masih muda)

"Nanti malam saja, aku mau pergi ke laboraturium dengan Fumika" jawab Taki

"Baiklah, hati-hati" aku

"Iya, kamu juga. Aku duluan ya" Taki pergi ke luar kelas

Aku harus mencari tahu, mengapa Ayah menjadi guru?! Mengapa Ibu dan Ayah tidak menceritakannya kepadaku? Rasanya aku masih tidak menyangka dan tidak terima. Aku merasa tidak bisa berbuat sesukaku di sekolah jika Ayahku menjadi guru.

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang