Daftar Pustaka 22

4 3 0
                                    

Senin,
06.30.
___________________
Kakinya Ariskana belum sembuh, jadi untuk sementara waktu jika pergi dan pulang sekolah aku yang mengemudikan mobilnya. Seperti biasanya, aku mampir ke rumah Dafina dulu dan mengajaknya berangkat sekolah bersama. Sepanjang perjalanan kami semua diam, dan suasananya cukup canggung. Aku bingung mau berkata apa untuk memecahkan keheningan itu. Mengenai masalah tadi malam, aku gak mau membahasnya lagi.

Setelah beberapa saat berpikir, aku memutuskan untuk mengambil risiko dan mengungkapkan perasaanku kepada Dafina. Aku tahu ini bisa menjadi momen penting untuk memperbaiki hubungan kami dan meredakan ketegangan yang ada. "Dafina, maafkan aku jika ada yang salah atau membuatmu tidak nyaman semalam," ucapku dengan hati-hati, mencoba menyampaikan pesanku dengan baik.

"Tidak Tama, Tama tidak perlu minta maaf. Tama sama sekali tidak bersalah kok" ucap Dafina

Perlahan tapi pasti, suasana di mobil mulai terasa lebih terbuka dan hangat. Kami berdua merasa lebih lega karena kita dapat saling berbicara dan mendengarkan satu sama lain. Kami juga menyadari betapa pentingnya komunikasi yang jujur dan terbuka dalam menjaga hubungan yang baik. Kami pun tiba di sekolah dengan perasaan yang agak lebih ringan.

Di jam pembelajaran,
Di tengah-tengah pembelajaran berlangsung aku bertanya kepada wali kelasku "Bu April, saya dengar saya dan Dafina akan di ikutkan dalam Olimpiade Sains dengan mata pelajaran yang berbeda. Saya Fisika dan Dafina Matematika, apa itu benar?"

"Ya, itu benar, Tama. Kalian berdua akan mewakili sekolah dalam Olimpiade dengan keahlian yang kalian miliki." jawab Bu April

"Begitu ya? Jika saya menggunakan rumus Matematika untuk menjawab pertanyaan Fisika, apakah itu dianggap curang Bu?" tanyaku

"Mana bisa gitu Tama?" tanya Chiko

"Tama, jangan mengada-ada" sahut Lukas

"Hahaha, Tama, itu pasti akan membuat kepala para juri berputar!" tambah Mei

"Tama, itu tidak diizinkan. Setiap mata pelajaran memiliki aturan dan metode tersendiri." kata Bu April

"Iya Bu. Saya hanya mencoba mencari cara pintas untuk menjawab pertanyaan Matematika dengan cepat." aku

"Tama, Olimpiade bukan tentang mencari pintu belakang, tetapi tentang mempelajari dengan tekun dan menggunakan pengetahuan yang telah kalian peroleh. Jadi, mari kita fokus pada persiapan yang serius dan mempelajari mata pelajaran dengan benar." ucap Bu April

"Baik, Bu April. Saya akan mengikuti aturan dengan baik dan belajar dengan tekun." jawabku

"Tekun?" Lukas bertanya-tanya karena dia tahu bahwa keseharianku di rumah sepulang sekolah adalah bermain game

"Tapi jika saya menemukan rumus Fisika yang bisa membantu dalam Matematika, saya bisa memberitahu Dafina, kan?" tanyaku pada Bu April lagi

Bu April menjawab "Hahaha, Tama, sepertinya kamu tidak bisa menahan diri untuk mencari jalan pintas. Tetapi semangat kerjasama dalam belajar bersama, tentu kamu bisa berbagi pengetahuan dengan Dafina."

"Siap, Bu! Kami akan bekerja keras dan memberikan yang terbaik dalam Olimpiade ini." ucapku santai

"Pasti! Dan jangan lupa, tetaplah bersenang-senang di tengah perjalanan menuju Olimpiade. Keberhasilan itu penting, tetapi tetap jaga semangat dan keceriaan kalian!" Bu April juga semangat

"Tentu, Bu April! Kami akan menjaga semangat dan tetap lucu di sepanjang perjalanan ini!" aku

"Semoga keceriaanmu dapat membawa semangat dan energi positif dalam persiapan Olimpiade. Sukses untuk kalian berdua!" kata Ana kepadaku dan Dafina

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang