Daftar Pustaka 08

8 4 3
                                    

Pusaka Tama Karisma Pov
_____________________________
Hari ini aku memaksakan diri untuk berangkat ke sekolah.
Di sekolah aku sudah tidak di kerumuni gadis-gadis lagi karena semua orang di sekolah itu sudah tahu bahwa aku dan Dafina sudah berpacaran. Tapi beberapa orang ada mencoba merusak hubungan kami berdua dengan segala cara dengan membuat berita dan tuduhan palsu yang di tujukan kepada Dafina atau pun kepadaku.

"Tama, katanya Pak Kepala Sekolah hukumanku sudah di cabut. Sekarang aku merasa sangat senang" Dafina terlihat sangat ceria. Aku penasaran apakah dia tahu kepindahannya ke Indonesia?

"Syukurlah jika hukumanmu di cabut Pak Kepsek" ucapku.

Dafina melihat pemandangan di luar kelas dari jendela kelas kami yang berada di lantai dua. "Dafina" panggilku, dia melihat ke arahku dan bertanya "Iya Tama, ada apa?"

"Dafina, kamu akan segera pindah ke Indonesia kan?" tanyaku secara terus terang

"Benar, Ayah dan Ibuku baru mengatakannya tadi pagi. Itu sangat mendadak, aku tidak menyukainya Tama. Kalaupun tidak mendadak aku juga tidak menyukainya, itu membuatku tidak bisa bertemu dengan Tama secara langsung dan berhadapan seperti ini" Dafina mulai sedih "Aku tidak ingin berpisah dengan Tama" Dafina meneteskan air matanya

Aku memeluk Dafina dan berkata "Jangan menangis sayangku...  kamu kan bisa membawaku untuk ikut bersamamu ke Indonesia. Atau sebaliknya, tetap di sini bersamaku"

Dafina, mulai tenang setelah mendengar perkataanku barusan. Dia menghapus air matanya dan menatap wajahku lalu berkata "Ah iya benar juga ya, kalau begitu setelah pulang sekolah aku akan mengatakannya dengan Ayah dan Ibuku"

"Iya, setelah itu aku yakin bahwa mereka akan mendiskusikannya dengan orangtuaku juga" ucapku

"Bagaimana jika..."

"Dafina" aku menggelengkan kepalaku sebagai kode untuk melarangnya berpikir negatif "Tidak ada yang bisa memisahkan kita sayang" lanjutku

Lukas datang ke kelasku,
Saat itu aku baru saja berpelukan dan tanganku masih melingkar pada perut Dafina. Lalu aku melepaskan Dafina dan menatap ke arah Lukas "Ada apa Lu?"

"Pustakaaa" Lukas langsung berlari dan memeluk "Aku akan pindah ke Indonesia huaaaa aku tidak mau berpisah dengan kalian berdua Daftar Pustaka" Lukas sedih dan merengek seperti anak kecil

"Hmm kapan kau akan pindah?" tanyaku penasaran sembari melepas pelukannya Lukas

"Besook.... Huaaa Daftar Pustaka jika aku pindah ke Indonesia jangan lupakan diriku ya" Lukas

"Entahlah, kau kan tahu sendiri kalau aku ini orangnya pelupa" aku

"Pustaka, aku ini mau pindah dan gak bakal lagi ke Jepang kecuali pas liburan. Kamu kok biasa saja sih?" tanya Lukas

"Aku harus gimana lagi Lukas?" tanyaku balik

"Pustaka, kita putus!" Lukas pergi meninggalkanku. Ya, kadang sikap temanku ini memang suka gak jelas.

--------
4 P.M
--------
Sepulang sekolah, aku bolos latihan karate. Aku juga tidak bermain game karena mood ku sedang tidak baik. Sore itu Dafina mengabariku lewat chat. Dia menjelaskan bahwa saat ini Ayah dan Ibunya tidak di rumah, jadi rencana mengatakan keinginannya sendiri untuk mengajakku pun gagal.

Bel rumahku berbunyi, aku turun dari kamarku dan membuka pintunya. Awalnya aku berpikir orang yang datang itu Dafina kalau nggak ya Lukas tapi ternyata aku salah.  Saat ini aku melihat bahwa Ibu dari Ibuku (Nenekku) datang jauh-jauh dari Indonesia.

"Nenek... " aku langsung memelukku dengan erat dan mengangkat tubuhnya lalu membawanya masuk ke dalam.

"Tama... Tama... Turunkan Nenek" kata Nenekku

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang