Daftar Pustaka 41

4 2 0
                                    

PUSAKA TAMA KARISMA POV
_________________________________
_________________________________

6 p.m
Aku memasak di dapur untuk membuat menu makan malam, di temani Ibuku yang aku pakasa untuk duduk di depan meja makan saja dari pada harus membantuku dalam kondisi yang tidak baik. Ibu, memberiku perintah dan arahan step by step kepada diriku yang masih belajar memasak.

"Aku tidak percaya bahwa Ibu tidak tahu bahwa Ayah menjadi guru di sekolahku. Ibu berbohong kepadaku kan?" tanyaku dengan kesal sambil memasukan beberapa ikan ke penggorengan.

"Tama-chan, Ibu berkata apa adanya. Ibu juga kaget saat kamu bilang bahwa Ayah menjadi guru di sekolahmu" ucap Ibu yang berusaha meyakinkanku.

Sambil menggoreng ikan, aku membuat segelas susu hangat untuk Ibuku yang sedang hamil.
"Baiklah," ucapku

Ibu menghela nafas panjang "memangnya kenapa sih kalau Ayah menjadi guru? Bukanlah itu bagus?" tanya Ibu yang masih memperhatikan diriku.

"Ibu, aku yakin tanpa aku mengatakannya Ibu pasti sudah tahu jawabannya" jawabku, aku mengaduk segelas susu lalu aku suguhkan di depan Ibu.

"Tama-chan, Ibu berbeda dengan Ayahmu. Jika kamu tidak mengatakannya Ibu tidak akan tahu" ucap Ibuku sembari meneguk segelas susu buatanku.

"Bu..." aku diam sejenak mengingat Ayah ketika mengajar "Aku merasa tertekan dan tidak bisa bebas di sekolah, aku juga seperti orang bodoh di depan Ayah hiks... hiks..." jawabku yang mengingat bahwa aku harus menjadi siswa disiplin untuk menjaga nama baik Ayahku di sekolah.

Bel rumah berbunyi, aku yakin kalau itu adalah yang baru saja pulang. Karena pintu tidak di kunci, Ayah mungkin akan langsung masuk ke dalam dan mengunci pintunya.
Setengah jam kemudian aku selesai menasak. Aku menyiapkan makan malam di meja makan. Aku heran, sejak Ayah pulang tadi dia belum datang ke dapur.

"Tama-chan, apa Ayahmu sudah mati? Aku tidak mendengar suaranya dari tadi" tanya Ibu kepadaku dengan rasa penasaran

"Aku akan memanggilnya Bu" ketika aku hendak melangkahkan kakiku, aku melihat Ayah yang datang ke dapur. Dari raut wajah dan ekspresinya terlihat sangat kelelahan, caranya berjalan juga seperti zombi. Tunggu, apa dia di bantai oleh siswa dari kelas lain?! Jika iya, aku akan menghabisi mereka semua!
"Ayah, apa yang terjadi?!" aku berjalan ke arahnya dengan rasa cemas

"Kalian berdua makan saja dulu. Ayah akan pergi mandi" kata Ayah yang berjalan menuju kamar mandi dengan sempoyongan dan wajahnya yang suram

"Ibu, Ayah kenapa?" tanyaku kepada Ibu

"Kamu pasti sangat terkejut, iya wajar saja karena ini adalah pertama kalinya kamu melihat sikap Ayah seperti itu" Ibu mengambil nasi di piring lalu di berikan kepadaku.

"Akira Karisma itu sungguh sangat introvert. Dia selalu mengurung dirinya di kamar untuk bermain game sepanjang hari, membaca komik, dan menonton anime. Jadi dia keluar rumah untuk sekolah saja. Dan di sekolah pun dia tidak punya teman bicara, dia akan berbicara seperlunya kepada temannya" jelas Ibu

"Benarkah? Tapi Ayah pernah menjadi bagian dari OSIS kan? Pasti temannya sangat banyak karena sering bersosialisasi" tanyaku

"Dia menjadi ketua OSIS selama dua priode. Selama di sekolah aku bahkan tidak pernah melihatnya tersenyum atau mengobrol dengan teman yang lain kecuali rapat OSIS, atau berbicara dengan guru, dan berbicara di depan umum jika sekolah kami ada acara. Dia sangat dingin dan setiap keputusan yang dia tetapkan tidak pernah di bantah" jawab Ibuku

"Setiap keputusannya tidak pernah di bantah?" tanyaku lagi

"Iya, karena mereka sudah percaya sepenuhnya kepada Karisma" jawab Ibu

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang