Daftar Pustaka 18

4 4 3
                                    

Hari ini adalah hari libur, aku menggunakannya untuk istirahat setelah mengalahkan Ariskana kemarin. Ya, aku bersusah payah untuk menang begitu juga dengan dia yang tidak mau kalah. Setelah pertandingan kemarin tanpa aku sadari aku telah membuat Ariskana patah tulang di kaki kirinya, aku juga di marahi oleh Kakek yang katanya aku tidak bisa mengontrol diriku. Padahal aku bisa, namanya juga gak sengaja kan? Karena kejadian itu aku minta maaf sama Ariskana dengan tulus, dia memaafkanku dan dia bilang tidak apa-apa.

Sekarang ini tubuhku rasanya sakit semua. Aku yakin bahwa Dafina juga merasakan hal yang sama, karena sejak pagi dia belum keluar dari kamarnya. Mungkin saja hari ini dia berniat untuk istirahat total.

Ketika aku pergi ke dapur, di dapur aku melihat bahwa Ariskana sedang makan sendirian, dia memperhatikan diriku ketika aku sedang membuat kopi.

"Ada apa? Kau ingin kopi juga?" tanyaku kepada Ariskana

"Teh" jawabnya singkat

"Oke" aku kembali sibuk membuat kopi dan juga teh. Kami diam sejenak.
"Kakek dan Nenek pergi lagi ya?" aku menyuguhkan teh di depannya.

"Begitulah" kata Ariskana, dia mencoba meminum teh buatanku "Bisakah kau tambahkan gula pasir setengah sendok lagi?" tanya Ariskana

"Ahhh ya, kurang manis ya?" aku langsung menambahkan gula pasir yang dia minta "Segini?" aku menunjukkan gula pasir setengah sendok di hadapannya.

"Iya, iya" Ariskana

Lalu aku memasukkan gula itu ke dalam teh nya dan aku aduk kembali sejenak. Setelah itu aku duduk dan mengambil makanan di meja makan untuk sarapan pagi.

"Karisma Junior sangat hebat ya, pandai dalam segala hal" kata Ariskana sambil menyantap sarapan paginya "Terkadang aku juga merasa iri kepadamu" lanjutnya

"Semua orang hebat dengan caranya sendiri. Semua orang memiliki sisi yang unik dan menarik yang tidak bisa di samakan" ucapku, lalu menyantap sarapan pagiku.

Bel di rumah kami berbunyi. Sepertinya kami kedatangan tamu. Benar, aku menghentikan sarapan pagiku lalu pergi membuka pintu nya untuk melihat siapa yang datang pagi ini.
Ternyata mereka adalah teman-teman Ariskana yang datang untuk melihat kondisinya saat ini.

"Kenapa Pustaka ada di sini?"

"Kenapa? Ini rumah Kakek dan Nenek ku" ucapku "Masuk dan duduklah" aku membuka pintu rumah itu lebar-lebar lalu membiarkan mereka masuk dan duduk.
"Tunggu sebentar ya" aku kembali ke ruang makan dan mengangkat tubuh Ariskana secara tiba-tiba. Tentu saja dia kaget dengan kelakuanku.

"Oi, turunkan aku!" Ariskana

Aku menurunkan dia di ruang tamu
"Yaampun, kau tidak harus melakukan hal itu juga!" ucapnya kesal

Setelah itu aku menunjuk salah satu teman Ariskana "Kamu"

"Aku? Ada apa?" tanya dia menunjuk dirinya sendiri dengan kebingungan

"Namamu Arina kan? Ikut ke dapur dan buat minum untuk yang lain sekalian ambil jajan" jawabku

"Karisma junior?!" Ariskana

"Ya, mau gimana lagi aku malas..." jawabku santai

"Tidak usah repot-repot" Chandra

"Tidak, kami tidak merasa kerepotan. Justru kalian lah yang kerepotan. Ayo Rin, Kanaya kau juga boleh bantu Arina" aku pergi ke dapur dan di susul oleh Arina

"Bagaimana bisa dia tahu namaku?" Kanaya berlari menyusul aku dan Arina yang pergi lebih dulu

"Ini dapurnya. Buat minum dan ambil makanan yang kalian inginkan. Baiklah aku pergi dulu ya" aku berjalan menaiki tangga untuk ke kamarku di lantai dua. Sesampainya di sana aku melihat Dafina yang baru saja keluar kamarnya.

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang