Daftar Pustaka 51

5 2 1
                                    

PUSAKA TAMA KARISMA POV
________________________________
________________________________

Hpku bergetar, aku melihat bahwa itu pesan dari Taki yang mengirimkan sebuah video. Mataku langsung terbelalak kaget melihatnya, itu video Ayahku yang berlari ke rumah sakit dengan tubuh penuh luka dan juga berlumuran darah.

Dengan tindakan yang cepat aku mengirimkan rekaman dari hp ayahku kepada polisi lalu menyalakan mesin mobil dan mengemudi menuju Rumah Sakit melalui jalan pintas agar tiba di sana lebih cepat.

Begitu aku sampai di rumah sakit aku mendapat kabar bahwa bayi yang ada di dalam kandungan Ibuku lahir prematur.
Rasanya seperti semua yang terjadi dalam waktu singkat ini terlalu berat untuk ditanggung. Dengan hati yang hancur dan pikiran yang kacau, aku segera menuju ke ruang bersalin untuk bertemu dengan Ibuku. Ya aku bersyukur bahwa setidaknya Ibu dan adikku dalam kondisi yang stabil.

"Karisma" panggil Ibuku kepada Ayahku yang berdiri di ambang pintu

Aku melihat Ayahku yang tubuhnya di balut perban. Aku merasa sangat sedih melihatnya.
Ayah menghampiriku bersama Ibu dan memeluk kami. Dalam pelukan itu Ayah menangis.

"Pasti sakit" kata Ibu

"Ini tidak seberapa" jawab Ayah dengan suara yang pelan dan berat dalam isak tangisnya
"Lebih sakit lagi jika aku di tinggal olehmu" lanjutnya

"Ayah, bicara apa sih?" tanyaku dengan sedikit kesal

"Aku ingin pindah ke Indonesia hiks hiks" Ayah mulai menangis

"Nah kan kalau lagi capek dan sangat lelah sifat manja dan kekanak-kanakan Ayah muncul. Ini pertama kalinya Tama-chan melihatnya kan?" Ibu

Iya ini pemandangan yang langka dan tidak boleh aku lewatkan.

"Ame Rikaaaa, pindaaaah" Ayahku merengek seperti anak kecil

"Ayah kamu memeluk terlalu keras, tubuh Ibu bisa kesakitan" ucapku dengan perasaan campur aduk antara sedih atau senang. Sedih karena masalah yang ada dan senang karena memiliki Ayah dan Ibu seperti mereka.

"Karisma, tenanglah" Ibuku

Ayah, diam sejenak dan aku tak lagi mendengar isak tangisnya begitu ia melepas pelukan kami aku kembali melihat wajahnya yang serius.

"Tama-chan, kamu menemukan hp ku?" tanya Ayah yang langsung mengulurkan tangannya ke arahku.

"Iya" aku meletakkan hp di tangan kiri ayah

"Kamu pasti sudah tahu kejadian yang sebenarnya kan? Jadi Ayah tidak perlu menceritakannya" Ayah

"Maafkan aku dan Ayah Ibuku Karisma" Ame menundukkan kepalanya dengan ekspresi wajah sedih

"Ame, kamu bicara apa sih? Dan apa-apaan ekspresi wajahmu itu ha? Jelek sekali" kata Ayah kepada Ibu, ia menyentuh wajah Ibu dan menatapnya "Jangan merasa bersalah dan jangan terus-terusan meminta maaf. Aku tidak menyukainya" lanjutnya

"Wah dia laki-laki ya?" aku senang melihat adikku yang telah lahir, walaupun lahir prematur sepertinya ia terlihat sehat dan baik-baik saja. "Apa Ibu dan Ayah sudah memikirkan nama untuknya?" tanyaku lagi yang masih memandang dedek bayi yang tengah tidur terlelap

"Sebelumnya kami sudah memikirkan nama yang cocok untuknya" jawab Ibu

"Apa?" tanyaku

"Kencana Tama Karisma, kita memanggilnya Kena. Kena di ambil dari dua kata di depan yaitu Ke dan dua kata di belakang na. Kena" jawab Ayah

"Nama yang bagus. Kencana, nama depan terdengar seperti nama Jawa. Seperti halnya namaku" ucapku.

Di Indonesia dulu tepatnya di Yogyakarta tetangga sering memanggilku dengan panggilan "Pusaka" kalau dalam bahasa Jawa huruf "a" di baca o jadi Pusaka -> Pusoko.
Hal yang sama mungkin akan terjadi kepada adikku Kencana -> Kencono

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang