Daftar Pustaka 10

7 3 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama kalinya aku masuk ke sekolah baru bersama Arsikana, firasatku mengatakan bahwa Dafina juga mendaftar di sekolah yang sama denganku. Dia pasti akan terkejut setelah melihatku.
Yang benar saja, sesampainya di parkiran aku bertemu dengan Dafina.

"Tama?" Dafina berjalan mendekatiku "Kamu Tama? Atau aku yang gila karena sering memikirkan Tama?" tanya Dafina

"Aku memang Tama. Pusaka Tama Karisma" ucapku kepada Dafina

"Ba-bagaimana kamu bisa berada di sini Tama?" Dafina masih terkejut melihatku

"Dafina, sayang mengapa kamu membuat ekspresi wajah seperti itu? Harusnya kamu senang aku ada di sini, di depan kamu" jawabku "Dan aku juga sudah sering mengatakan bahwa apa pun yang terjadi kita tidak akan pernah berpisah kan?" tambahku

"Tamaaa~" Dafina memelukku

"Kau lupa bahwa Ayahku Karisma itu orang Indonesia?" tanyaku sembari melepas pelukannya

"Iya, sekarang aku ingat. Tama ikut dengan Neneknya kan?" Dafina

"Iya. Kamu ambil jurusan apa?" tanyaku

"Jurusan IPA. Kata Ayah aku di minta Pak Kepsek langsung masuk ke kelas 10 MIPA 1" jawab Dafina

"Iya kita satu kelas lagi, ayo ke kelas bareng" ucapku

"Iya Tama" Dafina

"Sebelumnya perkenalkan ini Ariskana" aku memperkenalkan Ariskana kepada Dafina

"Halo, aku Dafina" Dafina membungkukkan badannya. Sepertinya budaya Jepang masih terbawa.

"Ariskana desu" kata Aris

Saat kami berjalan menuju ke kelas 10 MIPA 1 semua mata tertuju kepada aku dan Dafina.
Beberapa mereka terlihat sedang membicarakan kami. Sikap kami masih tenang dan santai seperti biasa karena selama ini kami berdua sudah sering menghadapi penggemar atau fans yang ada di sekolah sebelumnya.

Sesampainya di kelas, suasana yang sebelumnya ramai langsung senyap. Mereka semua melihat ke arahku.

"Aris" panggil Erhan yang berjalan ke arah kami

"Ada apa?" tanya Ariskana

"Ini murid baru kan?" tanya Erhan

"Benar" Aris

"Mereka tidak jadi di masukan ke kelas 10 MIPA 1. Tapi kelas 10 MIPA 9" jelas Erhan

"Sayang sekali, kita tidak akan satu kelas" kata Aris kepadaku

"Tidak masalah" jawabku "Dafina, apa kau siap mengubah kelas 10 MIPA 9 menjadi kelas 10 MIPA 1?" tanyaku kepada Dafina

"Mengapa harus di ubah Tama?" tanya Dafina keheranan

"Karena anak-anak di kelas 10 MIPA 9 itu bidang akademiknya tidak sebagus dengan 10 MIPA yang lain" jelasku sembari melihat ekspresi wajah Erhan yang berusaha untuk tetap tenang walaupun aslinya dia sangat panik karena posisinya sebagai orang popular di sekolah ini sedang terancam.

"Baiklah mari kita bantu mereka" kata Dafina dengan penuh semangat

"Dan Aris, sampai jumpa lagi ya" aku melihat Aris

"Iya" Aris

"Ayo Dafina" aku dan Dafina langsung pergi menuju ke kelas 10 MIPA 9. Sesampainya di sana kemampuan identifikasiku langsung aktif.

Suasana kelas itu sangat ramai karena mereka masih sibuk membahas PR mereka yang akan di nilai hari ini oleh guru mapel fisika. Mereka juga menghiraukan kedatangan kami.

"Tama, kita duduk dimana? Apa di sini kosong?" tanya Dafina yang meletakkan tasnya di bangku paling depan

"Iya bebas. Di situ juga gak apa-apa" aku meletakkan tas ku di sebelahnya.

DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang