Siang itu Dafina yang tertidur di kamarku dengan perlahan membuka matanya, dia melihat bahwa aku berbaring di sampingnya sedang memandanginya. Aku memeluk Dafina "Sudah bangun?" tanyaku
"Berapa lama aku tertidur? Sekarang pukul berapa Tama?" tanya Dafina melihatku
"Pukul 12 siang sayangku" jawabku. "Grap" aku memindahkan Dafina ke atasku, walaupun dia menindihku dengan posisi menghadap kepadaku aku sama sekali tidak merasa berat.
"Tama" panggil Dafina
"Iya nona cantikku" aku mengeratkan pelukanku
Dafina, bergerak sepertinya dia mencoba untuk bangun dan pergi dari kamarku.
"Jangan menghindariku sayangku""Tama, aku tidak menghindar. Aku hanya mau pindah ke kamarku, apa itu tidak boleh?" Dafina
"Tidak boleh, kau akan tetap di sini menemaniku seharian" jawabku
Dafina, memaksa untuk pergi dan turun dari atas tubuhku, tapi aku semakin mengeratkan pegangan tanganku yang masih memeluknya.
Lantas aku berbisik di telinganya dengan suara pelan "Jangan banyak bergerak ya sayang nanti bagian bawahku bisa tegang dan berdiri""Eeeh?" Dafina menatapku. Dia imut dengan wajahnya yang sangat merah
"Kawaii" aku tersenyum melihatnya
"Tama, aku mohon biarkan aku pergi" kata Dafina sedikit lebih kesal
"Ti - dak - ma - u" aku langsung bertukar posisi dan memindahkan Dafina ke bawahku, tanganku menggenggam ke dua tangannya di samping supaya dia tidak banyak melakukan perlawanan. Aku mendekatkan wajahku kepada wajahnya lalu mencium bibirnya, ciuman tersebut cukup intens karena lidah kami berdua saling beradu, dan dalam ciuman itu kami berdua saling menghisap saliva satu sama lain.
"Tok-tok-tok-tok"
Aku menghentikan ciumanku dan turun dari tempat tidurku. Sementara itu Dafina bangun, dia berjalan mengikutiku untuk membuka pintu kamarku yang tadi di ketok.
Pasti si Ariskana."Ada apa Ris" tanyaku kepada Ariskana
Dafina, keluar dari kamarku dan masuk ke dalam kamarnya.
"Malam ini, Pak Nakahara dan Ibu Kristina tidak bisa pulang mungkin besok" kata Ariskana
"Lalu?" tanyaku
"Jadi kau jangan berbuat hal yang macam-macam kepada Dafina Tarista" Ariskana
"Mana mungkin aku melakukan hal yang tidak baik kepadanya?" tanyaku
Ariskana, langsung pergi dengan jalan yang melompat-lompat dengan satu kakinya. Aku langsung membantunya berjalan "Mau kemana?" tanyaku
"Ke ruang tengah" jawabnya
Aku mengantarnya sejenak setelah itu aku melihat Dafina yang turun ke bawah.
"Mau kemana?" tanyaku kepada Dafina"Aku, mau pulang ke rumah. Ibu baru saja memberitahu mengenai buku-bukunya selama masih SMA, aku penasaran dan ingin melihatnya" jawab Dafina
"Aku akan ikut denganmu" ucapku
"Kamu serius?" Dafina
Tangan kananku menggelangi pinggang Dafina dan menariknya ke dekatku. Tubuh kami berdua sudah tidak ada jarak lagi "Tentu saja nona cantikku, memangnya aku pernah bercanda?"
"Aku ingin memakai sepeda" kata Dafina
"Baiklah, kali ini biarkan aku yang mengayuhnya untukmu" aku melepaskan Dafina
Ariskana, menghela nafas panjang lalu menyalakan televisi
"Oh Violet senpai?!" ucapku dengan nada terkejut
KAMU SEDANG MEMBACA
DAFTAR PUSTAKA: DAFINA TARISTA X PUSAKA TAMA KARISMA
RandomLanjutan dari cerita saya sebelumnya yang berjudul: KARISMANYA AMERIKA DAFTAR PUSTAKA bukanlah kumpulan referensi atau sumber yang digunakan dalam penulisan suatu karya, seperti buku, jurnal, artikel, situs web, atau sumber lainnya yang relevan deng...