"Mommy,,, Mommy". Panggil baby L dengan suara lemah dan nada suara serak, mata sayunya
"Ah, nde sayang. Baby sudah bangun?". Aunty Osi yang terbangun karena mendengar baby L memanggil mommynya
"Aunty, pucing. Cakit, tolong baby". Baby L sudah meneteskan air mata sambil terisak kecil menunjuk kepala dan tenggorokannya
"Oh, baby demam kah?". Aunty Osi mengecek tubuh baby L, dan benar saja baby L sedang terserang demam
"Ne sayang, sebentar ne. Jangan menangis sayang, nanti tambah pusing kepala baby". Mengelus rambut baby dan membangunkan aunty Chu yang masih terlelap di samping baby L
"Unn, unnie bangun baby demam". Aunty Osi sambil menggoyangkan lengan aunty Chu agar bangun dari tidur malamnya. Mereka ikut tertidur bersama baby L hingga pukul 10 malam dan melwatkan makan malam mereka
"Ada apa Rose?". Aunty Chu yang baru saja bangun dari tidurnya akibat goyangan di tubuhnya
"Unn, baby demam. Kepalanya sakit, tenggorokan sakit". Aunty Osi sembari mengelus kepala baby L yang masih terisak kecil
"Kajja, bawa baby kerumah sakit sekarang". Aunty Chu langsung mengambil barang-barang dan kunci mobil serta jaket baby L, aunty Osi langsung menggendong baby L dan mereka bersama-sama keluar meninggalkan apartemen menuju rumah sakit
Setelah menempuh jarak waktu 40 menit, akhirnya mereka tiba di rumah sakit dengan baby L yang hanya mengenakan pakaian kaos dalam dan celana, ini karena baby memuntahkan seluruh isi perutnya di mobil tadi dan mengenai aunty Osi juga
"Suster, segera tangani ponakan saya". Aunty Chu turun, memanggil suster untuk segera menghampiri mereka dan memeriksa baby L
"Mom,,, mommy". Gumam baby L sedari tadi, sembari dia memegang jari auntynya selama di periksa dokter.
"Ah, nonna sedari tadi keponakan nonna memanggil mommynya, ada baiknya mommynya segera menyusul anaknya, selain karena faktor dari luar, faktor dari dalam diri anak, perasaan anak juga bisa mempengaruhi kesehatan anak nonna. Setelah di periksa, keponakan nonna terkena radang tenggorokan yang menyebabkan tenggorokannya lecet dan membuat suhu tubuhnya meningkat". Dokter setelah selesai memeriksa keadaan baby L yang terbaring lesu di atas kasur rumah sakit dengan salah satu punggung tangan tertancap selang infus
"Terimakasih dok". Aunty Chu menjawab, sementara aunty Osi lebih memilih menjadikan tangannya di genggam dengan baby L yang masih terlelap
"Kami undur diri terlebih dahulu nonna, cepat sembuh untuk keponakan nonna". Dokter dan suster meninggalkan ruangan.
"Unn, bagaimana ini unn? Tidak mungkin kita tidak memberi tahu Jennie unnie tentang keadaan baby". Aunty Osi duduk di sebelah kasur tempat baby berbaring, anak itu belum juga melepaskan tangan auntynya
"Mau bagaimana lagi, J berhak tahu atas kondisi anaknya bukan. Tolong jaga baby sebentar ne, unnie akan melakukan panggilan telepon pada J". Aunty Chu mengambil HP nya baru saja ingin memisahkan diri dengan aunty Osi dan baby L, panggilan telepon video dari mommy J masuk ke HP aunty Chu (batin seorang ibu sangat kuat bukan dengan anaknya, sekalipun terpisah jarak yang jauh)
Drrt,, Drrt,, Drrt (Panggilan Video Call Mommy baby)
"Hallo J?" Aunty Chu mengangkat panggilan di samping baby L dengan suara pelannya
"Unn, baby sedang apa? Aku tiba-tiba merasa gelisah karena memikirkan baby unn". Mommy J dengan mata yang seperti orang baru selesai menangis. Aunty Chu dan aunty Osi menoleh satu sama lain, seperti berbicara (batin seorang ibu).
"Jennieyah, unnie barusan ingin menghubungimu, tapi dirimu terlebih dahulu menghubungi unnie. J kami barusan berada di rumah sakit, baby kami larikan kerumah sakit karena demam tinggi, sepanjang perjalanan baby memuntahkan isi perutnya dan sekerang dia sedang tidur setelah mendapat selang infus di salah satu punggung tangannya". Aunty Chu menjelaskan sepelan mungkin
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA BABY L
Документальная прозаSeorang bayi perempuan berusia 2 tahun, anak dari hasil gabut mommynya yang bosan dengan jalan hidupnya, hingga membuat sang mommy ingin memiliki mainan hidup di dunia nyata. Anak sehat dan pintar, walaupun berbicara masih cadel dan rakus dengan uyy...