Seorang bayi perempuan berusia 2 tahun, anak dari hasil gabut mommynya yang bosan dengan jalan hidupnya, hingga membuat sang mommy ingin memiliki mainan hidup di dunia nyata. Anak sehat dan pintar, walaupun berbicara masih cadel dan rakus dengan uyy...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah di tenangkan dengan grandpa nya, baby L kembali ke dalam ruangan dengan keadaan tertidur karena kelelahan sehabis menangis. Baby belum sempat makan dan minum obat, tapi ia kembali tertidur lagi. Baby sudah diletakkan di atas kasur, sedari baby masuk ruangan mommy J tak lepas dari memperhatikan anaknya. Hingga saat ini posisi mommy J sedang menggenggam tangan baby L yang tidak di infus, ia terus memperhatikan wajah anaknya dan sesekali melihat tangan anaknya yang dipasang infus.
Daddy, mommy Kim, aunty's sedang duduk di sofa ruangan baby L memperhatikan ibu dan anak itu. Tapi mau bagaimana lagi, baby tetaplah anak-anak yang harus di mengerti dan di beritahu dengan kelembutan tidak bisa dengan kekerasan atau paksaan.
Sudah hampir 4 jam baby tertidur, sepertinya dia benar-benar kelelahan, hingga ia tak merasakan rasa lapar. Mommy J tadi sudah di suap mommy Kim, awalnya mommy J menolak, namun karena perkataan mommy Kim yang mengingatkan kalau dia adalah ibu menyusui, jadi tidak boleh sampai mengabaikan jadwal makan.
Daddy, mommy Kim dan aunty's sudah makan. Daddy dan mommy Kim berpamitan untuk pulang ke rumah beristirahat, karena aunty's memaksa, aunty's kasihan pasti Daddy dan mommy Kim lelah. Sementara aunty's menemani mommy J menjaga baby L, takutnya kalau mommy J dan baby ditinggal berdua saja baby akan menangis dan menolak mommy J lagi.
Dan berakhirlah mereka berempat di dalam ruangan baby L yang ditemani dengan suara tetesan infus.
"J, sebaiknya bangunkan baby. Baby belum mengisi perutnya dari siang tadi". Aunty Chu berdiri berjalan ke sisi tangan baby L yang sedang di infus
"Ne unn, bangunkan saja baby. Kasihan baby pasti kelaparan". Aunty Osi membenarkan pernyataan aunty Chu
"Ne". Mommy J berdiri, membungkuk memberikan ciuman di seluruh wajah baby L dan terakhir di bibir mungil anaknya itu
"Sayang, bangun yuk. Baby makan dulu". Mommy J terus memberikan baby L ciuman di wajah dan hal itu sukses membuat baby L menggeliat dan membuka matanya perlahan-lahan
"Hai cintanya mommy". Mommy J menyapa anaknya, tapi baby L hanya diam, anak itu tak menangis seperti tadi siang, hanya saja ia mengacuhkan mommynya
"Makan dulu ne, baby belum makan sayang". Mommy J mengambil makan malam untuk baby L dari rumah sakit yang ada di atas meja sebelah kasur baby L
"Aaaa,,,buka mulutnya sayang". Bukannya membuka mulutnya, baby L malah menepis mangkok makanan yang di pegang mommy J hingga membuat kasur, lantai dan baju mommy J kotor dengan makanan yang berhamburan ditepis baby L
Aunty Chu yang mengamati perilaku ibu dan anak itu dari tadi akhirnya bertindak, karena baby L dirasa sudah melebihi batasnya.
"Cukup, kali ini baby keterlaluan. Baby tahu tidak hah!!! Mommy baby belum ada istirahat, begitu sampai Korea langsung ingin bertemu baby, mommy baby sedari tadi menangis dengan tingkah baby yang seperti ini. Aunty tahu baby marah, tapi tidak seperti ini caranya. Aunty kecewa dengan baby!!!". Aunty Chu yang tidak sadar meninggikan suaranya. Baby L tersentak dengan bentakan aunty Chu nya, baby L hanya diam sembari air matanya mengalir terus