35 - ke rumah bian

55 11 0
                                    

"Inaaa! Gue boseeenn!"

Sudah berulang kali Lia mendengar keluhan Winter. Dari yang awalnya bergumam hingga berteriak seperti tadi.

"Terus lo mau gue ngapain?"

"Main, yuk!" Winter merubah posisinya menjadi tengkurap. "Kak Bian mudik nggak, sih?"

"Nggak. Ortunya tinggal di Jogja."

"Pernah ke rumahnya?"

"Um ..." Lia menggigit bibir bawahnya. Tiba-tiba merasa gugup. "Pernah."

"Udah pacaran?"

"Uda- hah?" Yang lebih tua menatap sang kembaran bingung. "Ngomong apa lo tadi?"

"Udah pacaran?"

"Hish, belum lah!"

"Ohh ... belum." Winter mengangguk-angguk. Kemudian tersenyum menggoda. "Berarti bakal pacaran, kan?"

Buagh.

Sebuah bantal melayang mengenai wajah Winter.

"Galak amat." Yang menjadi target lemparan mendengkus. "Main ke rumahnya Kak Bian, yuk! Sekalian silahturahmi."

"Emangnya nggak ganggu?"

"Nggak, lah! Kan lo calon menantu mereka."

Sebuah bantal melayang kembali mendarat di wajah Winter.

Winter mengusap-usap wajahnya. Pukulan bantal dari Lia tidak main-main kuatnya, bro. "Coba deh telpon dulu, tanya sibuk atau nggak."

Lia menurut. Menelpon Soobin.

Dari dering pertama sudah diangkat.

Asik, nih. Ada bahan buat godain Ina. sorak Winter dalam hati.

Lia menyalakan loud speaker.

"Halo? Kenapa, Na?"

"Um ... lo sibuk nggak, Bi?"

Astaghfirullah brader. Bian atau baby, nih?

"Nggak terlalu. Ini lagi di rumah bantuin Mama masak."

Aduh ... pacar idaman. Winter terkikik pelan.

"Kok sambil bawa hp?"

"Jaga-jaga kalo lo nelpon."

Lia melirik Winter yang syok. Matanya bahkan melotot, membuat Lia takut jika mata itu keluar dari tempatnya.

ANJIR KAK BIAN?! Kapan ya Jerry kayak gitu? Dihubungi susah banget, hiks.

"Gue sama Wina mau main ke sana ... boleh nggak?"

"Boleh banget!" Suara Soobin terdengar bersemangat. "Mama nanyain terus ke gue kapan lo dateng ke sini."

Aw-aw udah dapet lampu hijau.

Lia makin tidak nyaman melihat wajah Winter yang sudah mirip bulan gosong 🌚. "O-oh, oke. Gue sama Wina siap-siap dulu, ya."

"Siap-siap yang cantik, ya. Kan mau ketemu calon mertua."

Tut.

Lia memutus sambungan telepon tanpa membalas ucapan Soobin.

"AW CIE-CIEEE WAJAHNYA MERAH!" Winter terbahak-bahak.

"Diem lo!"

***

Mereka berdua sudah sampai di rumah Soobin. Turun dari mobil, dan melihat sesosok pria yang sedang membenahi lampu teras.

Kalau dilihat dari side profilnya sih mirip Soobin, tapi masa iya Soobin berubah jadi pendek?

SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang