3 - wina

220 31 0
                                    

Winter sedang berjalan bersama Chaeryeong. Sesekali keduanya tertawa karena pembicaraan mereka.

Sret.

Tangan Winter ditarik cukup kencang membuat cewek itu hampir terjatuh jika saja tidak menjaga keseimbangannya. Winter menatap kesal ke pelaku penarikan.

Kakak tingkatnya, Jaemin.

Winter menepis tangan Jaemin yang mencengkeram pergelangan tangannya. "Apaan, sih?!"

"Udah gue bilang berapa kali? Gue kakak tingkat lo, yang sopan."

"Gue sopan ke orang yang bisa menghargai sikap sopan gue, ya, Kak Jerry." Winter menekan kata kak.

Dia kan biasanya memanggil Jaemin tanpa embel-embel kak.

"Ekhem, maaf mengganggu." Chaeryeong menyela. Adegan tatap-tatapan sinis antara Jaemin dan Winter terpotong, keduanya menatap Chaeryeong. "Saya sama Wina harus pergi. Mohon bantuannya, ya, Kak Jerry?" Dia tersenyum.

Jaemin memalingkan wajahnya. "Ya udah sana pergi. Siapa yang nahan lo berdua?"

Anji-ng!

Sebelum Winter membalas ucapan Jaemin, Chaeryeong sudah menarik tangannya untuk menjauh dari sana. "Kok bisa lo berurusan sama Kak Jerry, ha?"

"Gue awalnya cuma nabrak dia, Ar! Gue udah minta maaf, eh dianya masih aja gangguin gue." Winter menggerutu.

Siapa sih yang tidak kenal Jaemin?

Cowok berandal yang tidak kenal ampun terhadap targetnya. Playboy, tapi sayangnya dia ganteng.

Okay, ganti pertanyaan.

Siapa sih yang menolak pesona Jaemin?

Iya, cuma Winter.

Habisnya cewek itu kesal dengan Jaemin. Awal dari keduanya kenal adalah saat Winter tidak sengaja menabrak Jaemin. Winter sudah meminta maaf sambil bungkuk-bungkuk hampir 90 derajat, tapi Jaemin seolah-olah tidak mau membiarkan Winter hidup tenang selama kuliah di kampus ini.

"Lain kali kalau di kampus, lo harus bareng temen, Win."

"Kan gue bareng Arley atau Sany."

"Kita nggak bisa tiap saat bareng lo." Chaeryeong menghela napas. "Jadwal kelas kita juga nggak semuanya sama."

Winter nyengir kemudian mengangguk. "Tenang aja! Gue di kelas punya temen, kok! Namanya Ningsih, dari Bali loh."

"Oh, ya?" Nada suara Chaeryeong terdengar tidak tertarik.

Winter sih tidak masalah. Chaeryeong memang begitu. Dia bukan pemberi tanggapan yang baik, tapi Chaeryeong itu pendengar yang baik.

Padahal Chaeryeong anak psikologi. Tapi tidak apa, kemampuan untuk memberi tanggapan milik Chaeryeong sudah meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

"Iya. Dia nyeritain ke gue gimana di Bali. Duh, jadi pengen ke Bali~"

"Kenapa nggak ke sana aja? Toh, uang bulanan lo banyak."

"Kan nggak seru kalo sendirian, Arley."

"Ya udah ajak yang lain aja."

Ide bagus.

***

Winter menggerutu kesal. Dia berjalan sendirian menuju kelasnya dengan cepat. Semoga saja dia tidak bertemu dengan Jaemin, semoga saja dia tidak-

Bruk!

"Awh." Winter jatuh terjerembab. Lutut dan telapak tangannya membentur tanah, menyebabkan ada tanah di anggota tubuh tersebut. Cewek itu mendongak, menatap Jaemin yang tadi membuatnya terjatuh.

SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang