46 - sepupu

43 12 0
                                    

Haechan berdecak sambil menyeret kopernya. "Senna lama amat!" keluhnya.

Jaehyun yang berjalan di sampingnya hanya tersenyum tipis. "Kejebak macet mungkin. Kita makan dulu, yuk." ajaknya pada sang adik.

Haechan menggembungkan pipinya kemudian mengangguk. "Pengen roti kopi."

Sang kakak tertawa kecil mendengarnya. "Ayo, dah. Kita beli roti kopi!"

Kakak beradik itu berjalan beriringan dengan menyeret koper. Mereka menjadi pusat perhatian. Udah ganteng, putih, tinggi lagi.

Lagian, siapa sih yang nggak mau liat cogan di siang hari kayak gini?

"Mau beli berapa, Chan?" tanya Jaehyun ketika dirinya dan Haechan sudah berada di depan toko roti.

"Dua,"

"Dua? Yakin cukup?"

"-puluh maksudnya."

"Dua puluh? Okay."

Setelah selesai melakukan transaksi jual-beli, akhirnya Jaehyun dan Haechan beranjak dari sana.

Drrrtt! Drrrtt!

Ponsel Haechan bergetar, menandakan jika ada telepon masuk. "Bentar, Bang. Senna nelpon."

"ECHAAANN, MAAF GUE LUPAAA!"

Haechan menjauhkan ponselnya dari telinganya. "Gak kaget gue mah ..."

"LO ADA DI MANA? GUE BARU NYAMPE BANDARA! MASIH DI GATE?"

"SANTAI DONG, AH!" seru Haechan.

"Hush!" Jaehyun menyenggol lengan Haechan karena sungguh, teriakan Haechan itu sangat keras. Buktinya, orang-orang yang ada di sekitar melihat mereka berdua.

"Duh, maaf, Bang." ringis Haechan. "Gue sama Bang Jeffrey udah otw keluar dari bandara. Lo tunggu di parkiran aja."

"OKEEE! GUE-"

Tut.

Haechan mematikan sambungan telepon.

"Dah, yuk, Bang. Ayo kita ke parkiran!" ajak Haechan.

Tak sampai lima menit, mereka berdua sampai di bandara dan melihat Nakyung yang dadah-dadah ke mereka.

"Anjir, sepupu lo, Bang."

"Sepupu lo juga, pe'a."

Mereka berdua segera menghampiri Nakyung.

"Maaf, gue bener-bener lupa." kata Nakyung ketika Jaehyun dan Haechan berada di hadapannya. "Udah, yuk, naik mobil."

"Mobil siapa? Bukannya Tante Juwi nggak ngebolehin lo beli mobil?" Haechan bertanya sambil memasukkan kopernya ke bagasi mobil.

"Punya sepupu gue, dong. Ya kali gue beli mobil. Punya SIM-nya aja kaga."

Tak perlu berlama-lama di luar, ketiga orang itu pun masuk ke dalam mobil milik Lia.

"Eh? Ina, ya?" tanya Haechan sksd.

Lia menolehkan kepalanya ke belakang kemudian mengangguk. Ia juga tersenyum manis. "Salam kenal. Gue Jina, panggil Ina juga nggak apa-apa."

"Halooo. Gue Jeffrey, ini Ehsan. Panggil Intan Payong boleh."

"Ish, mana ada!" sungut Haechan. "Panggil Echan aja, ya!"

Lia terkekeh sambil mengangguk. "Iya. Sekarang, kalian mau ke mana?"

"Ke rumah Arley dulu, gimana?" Ini Nakyung yang berbicara. "Charger gue ketinggalan di rumahnya. Sekalian ntar kita cari makan bareng ye kan ..."

SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang