Chaeryeong terbangun secara tiba-tiba ketika merasa ada yang menarik tangannya hingga dirinya terjatuh.
Dugh!
"Aw!" Gadis itu menjerit kala kepalanya terantuk meja.
Chaeryeong berusaha meloloskan diri dari bawah meja, dan setelahnya Chaeryeong berpikir; siapa yang menariknya hingga ia bisa berada di bawah meja?
"Oh, udah bangun?"
Chaeryeong menoleh, menatap sang adik yang baru masuk ke dalam ruang tengah. "Kok gue bisa ada di sini?"
"Lo ketiduran di sofa," balas Sunoo. "Paling habis itu gelinding, jatuh ke bawah meja."
Tak mau ambil pusing, maka dari itu sebuah anggukan kepala menjadi balasan dari perkataan Sunoo. Chaeryeong perlahan bangkit dan merenggangkan badannya yang terasa pegal.
"Jadi pergi nggak, Kak?"
"Bentar ... gue ganti baju dulu."
"Lah, nggak mandi?"
"Sebelum tidur, gue udah mandi tahu."
"Hmm ... ya udah, gue tunggu sini, ya."
Chaeryeong hanya mengangguk, kemudian cepat-cepat pergi dari sana karena sosok perempuan yang mengikuti Sunoo selepas mereka berkunjung ke rumah hantu itu menatap tajam padanya.
Dan ... kenapa Sunoo tidak menyadari bahwa suasana di sana terasa sangat mencekam?
***
"Tumben nggak ngajak sepupu yang lain?" tanya Sunoo ketika dirinya dan sang kakak sudah keluar rumah. Keduanya akan pergi ke masjid terdekat untuk buka puasa di sana.
Ya, itu hanya alasan lain agar Sunoo pergi ke masjid dan dapat diruqyah. Chaeryeong tadi sudah mengirim pesan pada Pak Ustadz, dan beliau sudah mengiyakan rencana Chaeryeong yang hendak mengusir setan perempuan yang mengikuti adiknya semenjak mereka pergi ke rumah hantu.
"Nah, udah sampai~" ujar Sunoo ketika mereka berdua memasuki area masjid. "Eh, kok masih sepi, Kak?"
"Ya iya masih sepi. Ini kan masih jam empat."
"Terus kenapa ngajak berangkat sekarang?"
"Mau ketemu Pak Ustadz. Ayo," Chaeryeong menyeret Sunoo untuk menemui Pak Ustadz.
"Eh, Arley udah dateng?"
Chaeryeong dan Sunoo berbalik, menatap Pak Ustadz yang ternyata di belakang mereka. "Selamat sore, Ust." sapa Chaeryeong.
"Sore juga. Ayo, sekarang aja. Nanti takutnya waktu belum selesai, jamaah lain udah pada datang ke sini."
Chaeryeong mengangguk, sementara Sunoo masih bingung— apa yang terjadi di sini?
"Kak, kenapa?" bisik Sunoo.
"Lo ketempelan setan. Mau diruqyah."
"HAHH? KETEMPELAN SETAN?" teriak Sunoo kaget.
Pak Ustadz yang mendengarnya hanya tersenyum tipis. "Mari masuk ke dalam masjid. Tidak enak kalo ada orang lain yang dengar."
Dengan begitu, Pak Ustadz beserta Chaeryeong dan Sunoo segera masuk masjid. Sunoo yang masih penasaran itupun memepetkan tubuhnya pada sang kakak. "Kak, yang bener aja lo? Gue ketempelan setan? Tapi, kan, ini bulan puasa. Emang ada setan?"
"Ada. Tuh, nyatanya lo ditempelin." balas Chaeryeong. "Lo nggak ngerasa ada yang aneh setelah pulang dari rumah hantu minggu kemarin?"
"Nggak, tuh."
"Keadaan di rumah jadi makin mistis tahu, Se. Banyak juga kejadian nggak masuk akal, kayak tadi pas gue tidur. Gue nggak gelinding dari sofa, tapi ada yang narik tangan gue sampai gue jatuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu
FanfictionCuma cerita sehari-hari Minho, Nakyung, Lia, Winter, Chaeryeong dan Sunoo sebagai sepupu. Juga tentang kehidupan asmara keenamnya. lokal!au