di chapter ini ada adegan yang kurang pantas, tolong jangan ditiru ya 🙏🏻
***
Sunoo yang baru saja keluar dari rumah dipertontonkan pemandangan Chaeryeong yang turun dari motor Jisung. Kakaknya itu tersenyum pada Jisung kemudian mengucapkan terima kasih. Cewek itu berbalik dan terkejut mendapati Sunoo yang menatapnya tajam.
Perasaan Sunoo saja atau memang sang kakak akhir-akhir ini sering bersama Jisung?
"Kakak kok pulang dianter sama Kak Aji?"
"Mobil gue kan lagi diservis, Se. Tadi Aji juga nawarin balik."
"Kok Kakak mau?"
"Namanya rejeki itu. Masa iya gue tolak?" Sang kakak beranjak masuk.
Tapi baru saja hendak melangkah menuju kamar, tangannya ditarik dan tubuh Chaeryeong dihantam ke tembok. Dia meringis sambil menatap Sunoo yang mengurungnya.
"Dulu Kak Ega, sekarang Kak Aji. Kakak nggak menghargai perasaan Sean?"
Sunoo semakin mendekatkan tubuhnya, membuat Chaeryeong menahan dada sang adik.
"Aku nggak suka liat Kakak bareng cowok lain, Kakak tau kan itu?" kata Sunoo sambil menekan tiap katanya. Mata gelapnya menatap balik mata Chaeryeong yang bergetar ketakutan.
"Sean, ini-"
Tangan Sunoo terangkat untuk menutup mulut Chaeryeong. "Sean nggak nerima kata penolakan dari Kakak." Ia menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya, "Kakak tau, nggak? Sean bener-bener sayang sama Kakak. Tapi Kakak kayaknya sayang sama Sean cuma sebagai adik."
"Hubungan kita emang sebatas itu, Se. Sampai kapanpun, nggak akan pernah bisa berubah." ujar Chaeryeong. Ia beranikan diri untuk menatap mata sang adik. "Kamu itu adik kandung aku,"
Mendengarnya membuat Sunoo menjadi marah.
"Aku sayang sama Kakak! Nggak ada yang bisa pisahin aku sama Kakak!" teriaknya, lalu mencengkeram kuat rahang Chaeryeong.
Chaeryeong meringis. "Sean, sakit ..."
Sunoo tidak peduli. Kini tangannya beralih untuk mencengkeram leher Chaeryeong.
"Kalo Kakak nggak bisa aku miliki, maka nggak ada yang boleh miliki Kakak."
Sunoo mencekik Chaeryeong. Perlahan-lahan, tangannya terangkat sehingga kaki Chaeryeong tidak menyentuh lantai.
Chaeryeong menggeleng-geleng. "Sean, lepasin ya?" katanya lembut. Ia masih berusaha mengambil napas dengan tersendat-sendat.
Sunoo tidak membalas. Tatapan matanya menggelap.
Argh, gimana ini?! teriak Chaeryeong dalam hati. Jika begini terus, bisa-bisa dia kehilangan nyawanya di tangan sang adik.
"Sean, Kakak mohon ..." Sekali lagi Chaeryeong meminta. Napasnya sudah mulai melemah.
Sunoo menulikan pendengarannya.
Sret! Dugh!
"Akh!" Sunoo mengerang. Dia menatap seseorang yang baru saja menarik kuat badannya dan memukul pipinya.
Itu Minho! Minho datang!
"Lo kelewatan, Sean!" Minho berteriak. Dia mencengkeram kerah kemeja yang dikenakan sang sepupu. "Gue udah bilang berapa kali sama lo, hah?! Jangan terobsesi sama Arley!"
Sunoo menatap Minho lalu menatap Chaeryeong yang jatuh terduduk sambil memegang lehernya dan terbatuk.
Apa yang baru saja ia lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu
FanfictionCuma cerita sehari-hari Minho, Nakyung, Lia, Winter, Chaeryeong dan Sunoo sebagai sepupu. Juga tentang kehidupan asmara keenamnya. lokal!au