Besok adalah hari pertama puasa. Jadi, Nakyung putuskan untuk menginap di rumah duo Dionysius saja.
"Assalamualaikum!" Nakyung bersuara ketika memasuki rumah.
"Waalaikumsalam, eh lhoo ada Senna. Nyari Arley, Sen?" tanya seseorang yang tidak terlalu asing di mata Nakyung.
"Lah, Aji? Kok ada di sini?" tanya Nakyung bingung.
"Diajak Arley buat belanja. Lo sendiri?"
"Ohhh. Gue mau nginep, sih. Kebetulan besok udah puasa."
"Eh, lo ikut Muhammadiyah?"
"Iya. Lo sendiri ikut Muhammadiyah atau pemerintah?"
"Muhammadiyah, dong." balas Jisung bangga. "Udah bisa buat nikah sama Arley, kan?"
Nakyung tertawa keras dibuatnya. Dia kemudian menepuk-nepuk pundak Jisung. "Udah, kok. Paling minta restu ke Sean-nya aja yang susah."
Jisung hanya tersenyum menanggapinya.
"Aji, ayo- loh, Kak Senna? Ngapain?" Chaeryeong yang baru datang langsung dibuat mengernyit dengan kehadiran Nakyung.
Nakyung nyengir sebelum menjawab, "Mau nginep, Ar. Besok kan hari pertama puasa. Biar gue ada yang masakin sahur gituuu."
Chaeryeong memutar bola matanya. Ia lalu berkata, "Ya udah. Sean ada di kamarnya, lo kalo pengen rebahan ke kamar gue aja."
"Okeee, siap!" jawab Nakyung. "Btw, lo belum ngasih PJ ke gue. Dah!" Ia segera pergi ke kamar sebelum ditabok Chaeryeong.
Chaeryeong menatap Jisung dengan tatapan heran. "Kamu ngasih tahu dia kalo kita pacaran?"
"Hah? Enggak. Cenayang kali si Senna."
Loh, apa nih?
***
Winter sedang menghela napas sembari menatap langit-langit kamarnya. Dia sedang stres. Sungguhan, Winter tidak berbohong.
Tahun ini adalah tahun dimana Winter mulai menggarap skripsi, dan tahun dimana Winter harus ikut KKN -soalnya KKN tahun kemarin dia tidak ikut. Winter benar-benar stres memikirkannya. Belum lagi dengan beberapa praktek yang masih dia jalani sebelum benar-benar menggarap skripsi.
"Huhuhu, Inaaaa!"
Lia, secara ajaibnya muncul dari balik pintu. "Kenapa, Win?"
"Gue streesss!"
Lia menghela napas sebelum masuk ke kamar sang kembaran. Dia mengambil posisi rebahan di samping Winter kemudian menggenggam tangannya. "Udah gue bilang, jangan terlalu dipikirin. Bikin stres. Mending, jalani dulu yang ada. Jangan mikirin skripsi dulu, lo kan masih ada tugas praktek. Daripada nilai praktek lo turun gara-gara mikirin skripsi, mending lo fokus ke praktek."
"Hmm ..." balas Winter tidak minat. "Besok udah puasa."
"Iya, kenapa?"
"Ayo tarawih bareng sama Arley ... di deket rumahnya ada masjid Muhammadiyah, kan? Masjid sini rata-rata ikut pemerintah, jadi tarawihnya besok."
"Boleh. Ngajak Mas Reno, nggak?" tanya Lia. Pasalnya, akhir-akhir ini Minho sedang sibuk kerja. Makanya Lia tanya dulu, takut kalo Minho ada kerjaan mendadak.
"Ajak aja. Kasihan kalo di rumah sendiri. Papa sama Mama kan lagi nginep di rumah Nenek."
Lia mengangguk. "Oke."
***
Sunoo sedang enak-enaknya rebahan di kamar ketika pintu kamarnya diketuk.
"Nggak jadi keluar sama Kak Aji?" tanya Sunoo agak keras— ia mengira jika yang mengetuk pintunya adalah Chaeryeong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu
FanfictionCuma cerita sehari-hari Minho, Nakyung, Lia, Winter, Chaeryeong dan Sunoo sebagai sepupu. Juga tentang kehidupan asmara keenamnya. lokal!au