31 - lebaran

54 12 0
                                    

Lebaran tiba!

Sejak pukul setengah lima pagi, rumah keluarga Genora sudah grusak-grusuk. Dimulai dari Chaeryeong dan Lia yang mencoba membangunkan sepupu, hingga Lia dan Winter yang masih berdebat mau menggunakan dress code atau tidak.

"Tau gitu disiapin kemarin." komentar Nakyung.

"Nggak tau aja mereka kemarin-kemarin debat terus mau pake coklat atau biru." Minho menyahut. Cowok itu sedang menyisir rambutnya dengan tangan di cermin wastafel. Kemeja berwarna biru dan kaos putih beserta celana kain hitam menempel di tubuhnya. Setelah merasa rambutnya sudah cukup rapi, dia memakai peci.

 Setelah merasa rambutnya sudah cukup rapi, dia memakai peci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biru aja, sih. Biar kembaran sama Mas Reno." usul Chaeryeong.

"Yahh, ntar nggak ada yang kembaran sama gue dong?" Nakyung yang memakai gamis berwarna coklat sedih.

"Bagi dua aja!" Sunoo berbicara. "Kak Na pake coklat, trus Kak Win pake biru!"

Lia dan Winter terdiam sejenak. Saling bertatapan kemudian tersenyum.

"Oke!"

***

Walaupun sudah bangun jam setengah lima pagi, mereka tetap telat datang ke lapangan.

Nyatanya, sekarang lapangan sudah penuh. Minho dan Sunoo segera menuju ke barisan lelaki. Sementara Lia, Nakyung, Winter dan Chaeryeong menempati barisan wanita.

"Takbir, takbir!" seru Winter. Cewek itu mulai melafalkan takbir.

Ketiganya mengikuti.

"Karena sudah jam setengah tujuh," Terdengar sebuah suara. "Shalat akan segera dimulai. Dimohon merapatkan barisan."

Perlahan-lahan para jamaah mulai berdiri, termasuk tiga sepupu.

Chaeryeong menoleh ke belakang, tidak ada barisan di belakangnya. Itu artinya mereka menempati barisan terakhir.

Wow sekali. Pertama kali dalam hidup Chaeryeong.

"Allahu Akbar!"

***

"Gue pergi dulu, ya." Nakyung pamit pada Chaeryeong dan Sunoo yang mengantarnya ke stasiun.

"Iya, hati-hati. Kalo ada orang yang aneh-aneh teriak aja."

"Sip. Gue pergi dulu!" Nakyung berjalan menuju tempat di mana orang-orang menunggu kereta. Meletakkan koper di samping badannya, Nakyung berdiri menatap orang-orang yang juga tengah menunggu.

Wuuss! Ciiitt!

Keretanya sudah datang. Nakyung segera berbaris masuk. Menatap karcis kereta yang berada di genggamannya kemudian menuju bangku depan untuk duduk.

Setelah meletakkan kopernya di pojok, sebelah kakinya. Nakyung fokus pada ponselnya.

juna jelek

SepupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang