Nakyung menopang dagunya, menatap lurus ke depan, tempat di mana Sunoo duduk sendirian di pojok kantin. Di samping Nakyung ada Winter yang sedang makan bakso dengan lahap.
"Ngeliatin siapa, Kak Sen?" tanya Winter.
"Tuh, si Sean." Nakyung menunjuk Sunoo dengan dagunya. "Wajahnya udah nggak sepucet kemaren-kemaren, sih. Tapi tetep aja, dia keliatan lemes kayak nggak punya tenaga."
Winter menyeruput kuah baksonya sejenak sebelum membalas, "Mau nyamperin?"
"Boleh."
Nakyung dan Winter hendak bangkit untuk menghampiri Sunoo ketika tiba-tiba saja ada seorang cowok yang menghampiri Sunoo terlebih dahulu dan merangkul bahunya.
Nakyung memegang lengan Winter, menyuruhnya untuk kembali duduk. "Udah sama si Noah, tuh, Sean-nya." katanya.
Winter mengangguk. "Kita pergi aja?"
"Mau pergi ke mana lo?"
Dengan senyum mengembang, Winter menjawab, "Ayo kita ke mall!"
***
"Timezone, Kak Sen! Timezone!" Winter menunjuk ke arah suatu tempat.
"Hayu, udah lama gue nggak main di timezone." kata Nakyung, mengiyakan ajakan Winter.
"Lo punya kartunya?"
"Punya, dong. Ayo masuk."
Keduanya segera menuju timezone untuk mengisi saldo, soalnya kartu yang dibawa Nakyung ini isinya tinggal lima ribu.
Mau main apa mereka dengan saldo sesedikit itu?
Setelah patungan untuk mengisi saldo, akhirnya Winter menarik tangan Nakyung menuju permainan basket.
"Ayo tanding basket, yang kalah pindah agama." ajak Winter.
"Ngawur lo." Nakyung menempeleng kepala Winter. "Gue nggak bisa basket, jangan ajak-ajak."
Winter cemberut. "Ayo, dong, Kak Sennn! Mau, yayaya? Nggak taruhan, deh. Mau, ya?"
Tidak tega melihat Winter yang melas, akhirnya Nakyung mengangguk. "Ya udah ayo."
"Asyik! Ayo c'monnn!"
Dan sudah bisa kalian tebak siapa yang menang.
Tentu saja tidak ada.
Soalnya hasilnya seri.
Berakhir Nakyung dan Winter makan di salah satu restoran Jepang yang terkenal karena lapar.
"Lo beneran mau move on dari Kak Juna, Kak Sen?" tanya Winter kepo.
Nakyung mengangguk. "Kasian si Jihan. Lagian, Jihan sama Juna cocok, kok."
"Ah, yang bener?" Winter menaikkan alisnya. "Lo bilang gitu buat menghibur diri aja, kan? Ngaku lo."
Nakyung tertawa mendengarnya. "Nggak, lah. Gue udah move on beneran ni dari Juna."
"Ke siapa?"
"Hm?"
"Move on ke siapa? Kak Jeno?"
Nakyung memperhatikan Winter lalu menggeleng. "Jeno udah punya pacar tahu, Win."
"Hah?! Yang bener aja lo!" Winter ngegas. "Kok bisa?!"
"Ya bisa, dong. Orang kayak Jeno kalo nggak punya pacar malah aneh." Nakyung tersenyum. "Jeno sama pacarnya lagi LDR-an, makanya lo nggak tahu dia orang mana."
"Oh, iya kah? Orang mana?"
Senyum Nakyung bertambah lebar. Namun, Winter bisa merasakan adanya kesedihan di senyuman Nakyung. Mata Nakyung menatap ke atas. "Kata Jeno, dia udah bahagia di atas,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu
FanfictionCuma cerita sehari-hari Minho, Nakyung, Lia, Winter, Chaeryeong dan Sunoo sebagai sepupu. Juga tentang kehidupan asmara keenamnya. lokal!au